G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

2 Maret 2025

PUNDEN DORO TEMPAT BERSEJARAH PERTEMUAN DYAH WIJAYA DENGAN JENDRAL TARTAR

*Punden Doro tempat pertemuan Dyah Wijaya dengan Jendral Tartar*




    Setelah Prabu Jayakatong memberikan ijin pada Dyah Wijaya beserta para pengikutnya untuk menuju hutan Tarik yang dijanjikan untuk menjadi tempat tinggalnya dan sebagai tempat perburuan buat Prabu Jayakatong , Hutan Tarik atau dalam Serat Pararaton Pupuh 23 disebutkan dengan nama Alasing Wong Trik, maka segeralah mereka meninggalkan Daha dengan menggunakan perahu menyusuri sungai Brantas untuk menuju hutan Tarik itu, sementara dihutan tersebut telah beberapa pekan prajurit prajurit Songenep telah tiba disana untuk membuka hutan untuk membuat pemukiman baru secara diam diam sesuai perintah Arya Wiraraja penguasa Songenep Madura. 
      Arya Wiraraja adalah tokoh senior pada masa Tumapel yang ditempatkan di Songenep oleh Prabu Kartanegara untuk menjauhkan nya dari lingkungan istana Tumapel, atas saran dan siasat Arya Wiraraja akhirnya Dyah Wijaya berhasil membuka dan meneruskan kembali wilayah lama didelta sungai Brantas sehingga singkat kata tempat itu dinamakan Majapahit, tak lama kemudian terdengar berita kalau Armada Tartar telah mendarat di Tuban dan sedang bergerak menuju Tumapan begitu orang orang Tartar menyebut Tumapel, siasat berikutnya diterapkan oleh Arya Wiraraja yang dilakukan Dyah Wijaya , yaitu memanfaatkan ketidaktahuannya Pasukan Tartar atas kondisi Jawa pasca runtuhnya Tumapel oleh kudeta Glang Glang pimpinan Jayakatong yang berambisi ingin membangkitkan kerajaan leluhurnya yaitu kerajaan Daha.

      Pasukan Tartar telah memasuki Canggu untuk berkemah persiapan menaklukan Tumapel, Pasukan besar itu sebagian besar telah berkemah disekitar Canggu dan sebagian lagi masih berlalu lalang di sungai Brantas, saat itulah Dyah Wijaya ditemani Lembu Sora sudah berada disuatu tempat diselatan Canggu untuk bertemu para pimpinan pasukan Tartar untuk bertemu membicarakan. Kondisi Tumapel yang jatuh ditangan Prabu Jayakatong, juga rencana rencana lainnya terutama tentang penyerahan Tumapel kepada Tartar, tetapi hal itu tidak bisa dilakukan sekarang karena Tumapel telah dikuasai Jayakatong, Dyah Wijaya selaku penerus Tumapel baru bisa melakukan penyerahan tersebut setelah pihak Tartar setuju untuk membantunya menghancurkan Jayakatong di Daha, tempat pertemuan itu sebenarnya seperti ditengah pulau karena karena sungai sungai membatasinya, ditempat itulah terjadi kesepakatan atas persekutuan mereka untuk menghancurkan Jayakatong beserta Dahanya, dari tempat itulah Dyah Wijaya membocorkan kondisi Kota Daha dan segala kelebihan dan kekurangan nya, akhirnya atas petunjuk peta dan bantuan pasukan Dyah Wijaya juga Arya Wiraraja akhirnya kota Daha dapat direbut pasukan gabungan itu, kini dimanakah tempat pertemuan Dyah Wijaya dengan Jendral Ikke Mesi, Sih Pi dan kaosing itu?   Konon tempat pertemuan itu adalah disebuah punden didesa Singkalan Balongbendo Sidoarjo tepatnya didusun Tado, apakah benar demikian? Tentu saja semua itu masih dugaan, tetapi itulah kisah yang diceritakan oleh almarhum bapak Mochtar tentang punden Doro yang cukup selaras dan masuk akal dengan cerita awalnya Majapahit, juga tempat itu sangat dekat dengan. Canggu , sebuah tempat yang sudah dibangun oleh Prabu Wisnuwardhana pada era Tumapel yang merupakan ayahanda dari Prabu Kartanegara, Raja Tumapel terbesar dan terakhir. 



Agus Subandriyo 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta

Labels