G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

24 Juni 2025

Jejak Peradaban Desa Gampingrowo Tarik, Sidoarjo


Desa Gampingrowo merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo, letaknya berbatasan dengan desa Kedungbocok disisi selatan, berbatasan dengan desa Balong Macekan disisi timur, dengan desa Sebani disebelah barat dan desa Mindu Gading disebelah utara. 

      Terdapat 5 dusun didesa Gampingrowo ini yaitu, Gamping, Glonggong, Kawur, Songgat dan Medowo, dari dusun dusun diatas memang Medowo yang paling banyak tinggalan arkeologi dan jejak peradabannya karena sejak beberapa lama telah diteliti oleh berbagai pihak salah satunya antara tahun 1984 sampai tahun 1995 Balai Arkeologi Jogjakarta telah beberapa kali melakukan eskavasi beberapa titik penting didusun Medowo juga dibeberaoa titik di wilayah dusun Klinter didesa Kedungbocok, pada kesempatan 25 Juni 2025 Penulis mengunjungi makam Medowo dan bertemu dengan seorang warga setempat yang pernah ikut menggali lubang eskavasi diselatan makam Medowo yaitu bapak Poniran

        Menurut keterangan bapak ini luas areal dugaan situs Medowo yang Beliau dengan dari Ketua Team eskavasi Balar Jogja yaitu Almarhum Bogie luasnya kurang lebih 600 meter kali 300 meter persegi, cukup luas untuk ukuran situs klasik, Batu yang sekarang ada dimakam punden Medowo dulu ceritanya bapak ini ditemukan diutara makam Medowo ketika warga membuat parit ketika musim tebu, peristiwa ini terjadi sebelum Balar Jogja datang, demikianlah sekelumit cerita tentang eskavasi di Medowo. 
         Selanjutnya Songgat, dusun ini letaknya sebelah utara Medowo, dari namanya Songgat cukup menggelitik rasa penasaran kita, menurut Sejarawan Artefak Nusantara yaitu Mas Dewangga Mega kemungkinan nama Songgat berasal dari kata Sogata, Sogata ini bila diberi awalan dan akhiran akan menjadi Kasogatan yaitu Tempat atau Wilayah Kabudhan, mungkin istilah mudahnya adalah wilayahnya orang orang yang beragama Budha, apakah itu benar atau tidak tentu butuh kajian kajian juga bukti bukti yang mengarah kesana, sekitar bulan Desember 2024 kemarin diwilayah desa Sebani sekitar 2 Kilometer kearah barat dusun Songgat ditemukan Fragmen kepala Arca Budha ketika ada pembanginan plesengan, namun sayang sekali kami tidak bisa melihatnya secara langsung karena fragmen tersebut sudah tidak ada ditempat ketika kami datang, apakah temuan Fragmen kepala Arca Budha ini masih relevan dengan Songgat mengingat jaraknya cukup jauh yaitu 2 Kilometer. 
        Ada Punden dan Makam yang dikeramatkan di wilayah Songgat yaitu sebuah Punden disisi timur dan Makam Eyang Projopati yang berada di sebelah makam Songgat, jejak peradaban jelas terlihat dimakam Songgat ini, yaitu banyaknya bata bata kuno disana terutama yang beralih fungsi menjadi Nisan. 
          Dari Songgat kita beralih ke dusun Kawur yang berada dibarat Songgat, sepintas dari namanya yaitu Kawur penulis teringat nama jabatan dalam lingkungan kerajaan yaitu Wara Kawuri, entah apa itu artinya dan apakah memang kata Kawur itu perubahan dari Wara Kawuri penulis juga belum bisa memastikan, hanya saja jika dugaan itu benar maka kemungkinan Kawur itu dulunya adalah kediaman pejabat Wara Kawuri itu, ketika melihat makam Kawur memang belum bisa menemukan jejak kekunoannya baik itu bata kuno atau yang lain . 
          Setelah dari Makam Kawur kami menuju dusun Glonggong yang terletak disebelah timurnya, disini jejak peradabannya bisa dilihat di makam Glonggong yang berada ditengah persawahan dekat dengan makam Songgat, Jejaknya cukup ada dengan ada bata bata kuno yang beralih fungsi sebagai Nisan, mungkin karena letaknya agak dekat kemungkinan masih berhubungan .     Dari Glonggong kita beranjak ke selatan yaitu dusun Gamping, dusun ini terletak disebelah barat sungai yang mengalir dari selatan pecahan dari sungai kanal yang mengiringi sungai Porong, dari namanya yaitu Gamping atau Gampeng yang artinya mungkin tepian atau ada yang bilang Gamping adalah Kapur, Sementara ketika penulis melihat disekitar makam Gamping ada ada genangan air nya mungkin itu dulu sisanya dari Rawa nya.  
        Dalam makam Gamping ini terdapat bata bata kuno yang beralih fungsi menjadi Nisan disudut barat dan utara namun tidak terlalu banyak, namun ini cukup mengindikasikan adanya peradaban klasik didusun Gamping ini . 
     Demikian lah penelusuran mengais jejak peradaban didesa Gampingrowo Tarik Sidoarjo ini, jika dugaan Medowo dan Klinter adalah desa Majapahit yang dibuka Sang Rama Wijaya maka tentunya situs situs yang berada di sekitar nya adalah kompleks yang luas dan berhubungan dengannya. 


Terima Kasih 

Agus Subandriyo, Penulis


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta

Labels