G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

13 Desember 2020

Kunjungan BPCB Jawa Timur didesa Seketi


      Siang itu 10 September 2020 setelah pulang dari Dinas Kebudayaan Jawa timur Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur bapak Zakaria Kasimin dan bapak Wicaksono Dwi Nugroho Arkeolog memenuhi janjinya untuk mampir didesa Seketi , sebelumnnya Pemerintah Desa Seketi memang berkunjung ke Situs Kumitir pada hari hari terakhir eskavasi untuk melihat proses eskavasi , disana mereka bertemu bapak Zakaria Kasimin ,bapak Wicaksono Dwi Nugroho ,bapak Andi Mochammad Said , Camat Jatirejo dan yang lain . 


       Saat itulah bapak Fery Aries Tya memaparkan keadaan dan potensi sejarah budaya desa Seketi kepada bapak- bapak pimpinan BPCB Jawa Timur, bapak Zakaria tertarik dengan pemaparan itu dan berjanji akan mampir ke Seketi sepulang dari Dinas Kebudayaan Jawa Timur di Surabaya  . Lihat Video disini https://youtu.be/J_U9utzCd1M

       Sekitar pukul 13.45 WIB mobil bapak Zakaria tiba di balai desa Seketi disambut dengan ramah tamah oleh Pj Kepala Desa Seketi bapak Anang , bapak Fery Aries Tya , sejumlah perangkat desa , BPD dan tokoh masyarakat di Resto Sejahtera yang ada disebelah pendopo . Penulis  sendiri hadir pukul 14.30 WIiB karena baru pulang kerja , bapak Fery menunjukkan temuan fragmen miniatur Candi kepada bapak Zakaria dan bapak Wicaksono yang ditemukan dari Situs Guo Mbah Prabu Joko , setelah makan Rujak Ulek bersama , pemerintah desa Seketi mengajak bapak Zakaria dan bapak Wicaksono menuju situs Sentono Projo , sebelumnya bapak Zakaria meminta penulis untuk menghubungi mas Agus Mulyono dari Terung Wetan untuk datang karena bapak Zakaria selaku Kepala BPCB Jawa Timur ingin mendengar langsung apa dan bagaimana Situs Terung dari mas Agus Mulyono , penulispun menghubunginya dan mas Agus Mulyono berjanji akan datang ke Seketi .  



          Sekitar pukul 15.30 WIB rombongan tiba di Situs Sentono Projo untuk melihat potensi Tinggalan Cagar Budaya disana , bapak Fery dan penulis mencoba menjelaskan tentang struktur bata yang berada dibawah akar pohon Kepuh , saat itu mas Agus Mulyono ( Mbah Mulo ) dan mas Candra telah tiba disana , penulis meminta pada mas Candra untuk menjelaskan bagaimana kondisi Situs Sentono Projo sebelumnnya kepada bapak Wicaksono dan bapak Zakaria , menurut Candra Gondrong dulunya struktur bata terlihat jelas disekitar bawah pohon Kepuh itu ,bentuknya berundak namun sebagian memang sudah rusak , itu keadaan sebelum keadaan yang seperti sekarang  . Menurut pendapat bapak Wicak selaku Arkeolog biasanya  kalau ada struktur terhimpit akar pohon maka kebanyakan struktur itu akan rusak , namun bisa saja eskavasi dilakukan untuk mengetahui potensi cagar budayanya .  Ketika rombongan hendak menuju Situs Guo bapak Zakaria meminta Mbah Mulo untuk ikut dengannya dalam mobil ,karena Beliau ingin mendengar perihal situs Terung dari Mbah Mulo . Lihat Videonya ArkeoVlog disini https://youtu.be/EYslYiXoaOo


          Rombongan tiba di Situs Guo dan Makam Prabu Joko , penulis mencoba menunjukkan struktur bata yang disebut Guo itu , namun karena Mbah Mulo yang  pernah masuk kedalamnya maka gantian Mbah Mulo yang memaparkannya kepada Bapak Zakaria yang begitu antusias mendengar penjelasan Mbah Mulo . 


         Menurut bapak Zakaria bisa saja dilakukan penyingkapan tanah disisi selatan situs Guo untuk mengetahui sejauh mana arah struktur bata ini mengarah apalagi temuan fragmen Terakota minniatur Candi ttersebut ditemukan disisi selatan ketika pembangunan pondasi Musolah , bapak Pj Kepala Desa dan bapak Fery Aries Tya berharap semoga ditahun 2021 mendatang pihak Pemerintah Desa dan DisBudPora Sidoarjo bisa menganggarkan dana buat eskavasi . Lihat videonya disini https://youtu.be/20MVi3DzCWg

        Sekitar pukul 17.00 WIB rombongan BPCB meninggalkan desa Seketi , semoga akan ada upaya upaya lanjutan untuk mengungkap misteri peraadaban yang ada di Situs Sentono Projo dan Situs Guo khususnya dan desa Seketi Umumnya , Terimakasih ...




Agus Subandriyo , Penulis
Share:

Misteri Goa Jabaran

        
        
        Selama beberapa tahun ini kami dari Garda Wilwatikta merasa penasaran dengan sebuah Beringin disebelah barat makam Jabaran , desa Jabaran Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo , pohon Beringin ini tumbuh diatas gundukan tanah yang lebih tinggi dari tanah sekitarnya , ketika diperhatikan lebih seksama ternyata dibawah pohon tersebut terdapat bata bata kuno berukuran besar betebaran dibawahnya .
Lihat videonya disini https://youtu.be/qbxbzxO9-ho


         Setelah melihat dari dekat seperti ada struktur bata kuno dibawah akar akar pohon Beringin itu , bekas bangunan apakah itu ? Dari ukuran batanya yang cukup besar yaitu dengan panjang 32.5 lebar 20 cm dengan ketebalan 6-7 cm mungkinkah itu termasuk tinggalan era klasik? Karena sebelah barat dari pohon Beringin itu yaitu sebalah barat jalan adalah wilayah desa Suwaluh yang dalam catatan kami sebelumnya juga mempunyai jejak peradaban kunonya sepertti situs Pelawangan ( Jejak Peradaban desa Suwaluh , Tapasana Pelawangan dan kisah Pembukaan Situs Pelawangan )


           Mengenai keberadaan struktur bata dibawah pohon Beringin itu warga menyebutnya ada semacam goa atau lorong dibawahnya ,namun kini goa atau lorong tersebut tertutup . Berbagai versi yang diceritakan orang tentang situs ini , ada yang mengatakan itu adalah lorong menuju dimensi lain ,ada yang berpendapat itu adalah bagian dari Gapura timur karena dibaratnya sekitar 30 meter dari pohon ini juga terdapat gumukan masuk wilayah desa Suwaluh itu dianggap bekas bangunan Gapura barat , konon sepasang gapura ini pintu masuk menuju Kedhaton yang disebut berada didesa Kraton Krian sekarang tentu saja benar tidaknya perlu dikaji lagi, tetapi sebenarnya misteri apa yang tersimpan dibawah pohon Beringin itu ? sementara jejak peradaban juga banyak ditemukan dimakam Jabaran disebelah timurnya .

          Namun  sayang sekali keberadaan Struktur bata kuno dibawah Beringin kurang mendapatkan perhatian dari warga maupun Pemerintah Desa setempat .



Agus Subandriyo , Penulis 



Share:

6 Desember 2020

Lestarikan Seni Budaya Asli Nusantara


Dolanan Bocah Tradisional yang penuh nilai nilai luhur Nenek Moyang kini semakin tidak dikenal oleh generasi muda khusulnya anak anak usia TK ,SD dan SMP karena perubahan zaman yang kian cepat , untuk tetap melestarikan Dolanan Tradisional khususnya maupun Seni Budaya dan Sejarah agar tidak lenyap maka Pemerintah Desa Seketi , BPD , Karangtaruna dan segenap masyarakat menggelar Pagelaran Kolaborasi Seni dan  Dolanan Bocah pada hari Sabtu 28 November 2020 di Taman Edukasi Kampung Bamboe yang berada dihalaman Balai Desa Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo

     Acara diawali Edukasi Sejarah Asal usul desa Seketi yang dipandu mas Ferry Aries  Tya selaku Sekretaris desa dan mas Agus Mulyono ( Mbah Mulo ) praktisi Museum Kreweng Lakon Jagad di Bale Layang Sakti , video lihat disini https://youtu.be/IaCw5FcEKsM

         Selanjutnya digelar beberapa lomba Dolanan Tradisional yaitu lomba Egrang , lomba putar Hulahop , Lomba berkait kaki juga lomba menggambar atau Sketsa dengan tema Pesona Wisata desa Seketi 

           Dari masing masing lomba tersebut dipandu panitia dari Kelompok Desa Sadar Wisata atau disingkat Pokdarwis yang anggotanya dari , Perangkat desa dan karang taruna , dari berbagai lomba serta acara  yang digelar berjalan cukup meriah ,penuh partisipasi dari anak anak dan antusiasme dari masyarakat .


        Setelah Isya'  acara dilanjutkan atraksi silat oleh PSHT , Tarian , musik Etnik Angklung Bambu Sakti karang taruna Seketi dan ditutup pagelaran Wayang Kontemporer Blang  Bleng oleh Ki Ompong Soedharsono dari Magelang 

      Dalam Pagelaran Wayang tersebut juga terdapat dialog tentang Sejarah desa Seketi , yaitu Legenda Prabu Joko , mas Fery Aries Tya dan beberapa warga berdiolag santai pada malam dengan Ki Dalang Ki Ompong Soedharsono .

        Dengan adanya acara ini semoga menjadi pemicu bagi warga dan Pemerintah Desa lainnya untuk ambil bagian dalam pelestarian Seni Budaya dan Sejarah khususnya Dolanan Tradisional .....

Semoga
Share:

17 Oktober 2020

MISTERI MPU RORO DIALAS TRIK Bagian 5 habis


       Setelah hampir 200 tahun kemudian datanglah serombongan prajurit memasuki hutan diantara dua sungai besar yang disebutkan dengan nama Alas Trik , diantara prajurit prajurit itu tampak Dyah Sanggramawijaya putra menantu Raja Prabu Kertanagara dari Kerajaan Tumapel yang telah dikudeta Adipati Glang Glang Jayakatwang itu menuju ke arah timur memisahkan  diri dari prajurit prajuritnya yang sedang membuka hutan .
        Dyah Sanggramawijaya menuju sebuah tempat yang cukup wingit disana terdapat bekas bekas pemukiman  yang telah lama . Disanalah dia bertapa selama beberapa hari untuk mendapatkan petunjuk dari Yang Mahakuasa , hingga suatu hari tapanya terhenti karena dibangunkan oleh seseorang , " Cukup sudah pertapaanmu hai satria , bangunlah ". Seorang wanita tua yang rambutnya telah memutih dengan wajah sangat berkeriiput berdiri dihadapan Sanggramawijaya , tubuhnya tidak membungkuk diusia senjanya itu .
     Sanggramawijaya segera membuka kedua matanya ,memandang wajah wajah tua dihadapannya .
  " Salam Nyi , siapa Anda ? Sehingga membangunkan pertapaanku ?"
  " Aku adalah penghuni tempat ini , orang menyebutku Mpu Roro ". 
Share:

12 Oktober 2020

MISTERI MPU RORO DIALAS TRIK Bagian 5 habis


       Setelah hampir 200 tahun kemudian datanglah serombongan prajurit memasuki hutan diantara dua sungai besar yang disebutkan dengan nama Alas Trik , diantara prajurit prajurit itu tampak Dyah Sanggramawijaya putra menantu Raja Prabu Kertanagara dari Kerajaan Tumapel yang telah dikudeta Adipati Glang Glang Jayakatwang menuju ke arah timur memisahkan  diri dari prajurit prajuritnya yang sedang membuka hutan .
        Dyah Sanggramawijaya menuju sebuah tempat yang cukup wingit disana terdapat bekas bekas pemukiman  yang telah lama . Ditempat itu menantu mendiang Prabu Kartanagara itu bertapa memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam upayanya membuka hutan kemudian membangun sebuah pemukiman , beberapa hari bertapa akhirnya mendapatkan petunjuk bahwa dirinyalah yang dinanti nantikan 7 Resi yang pernah hidup ditempat itu . 

      Dalam tapanya Dyah Sanggramawijaya didatangi 6 orang resi laki laki dan seorang resi wanita , resi wanita itu menyebutkan dirinya sebagai Mpu Roro sedangkan 6 resi lainnya enggan menyebutkan namanya .
       " Ananda ketahuilah kalau anandanya yang dijanjikan Dewa kepada kami "
" Mohon maaf Resi apakah maksudnya ? Siapakah resi sekalian ini ?" Jawab Sanggramawijaya .
   " Aku adalah Mpu Roro sedangkan mereka belum saatnya ananda mengetahuinya kelak ananda akan mengetahuinya , kini kembali bertapalah mohon petunjuk kepada Dewa agar memberimu kekuatan untuk meneruskan kejayaan Kahuripan " . Pungkas Mpu Roro yang tiba tiba menghilang , kini Dyah Sanggramawijaya terjaga dari tapanya ,dia merasa penasaran dengan apa yang dialaminya baru saja 
" Siapa Mpu Roro dan keenam resi itu ? Mengapa aku disebutkan telah lama mereka cari?, tapi baiklah aku akan kembali bertapa sesuai petunjuknya ".

      Setelah beberapa hari kemudian Dyah Sanggramawijaya bertapa dengan sungguh sungguh sehingga sebuah cahaya suci tiba tiba datang dan memasuki tubuhnya , rupanya Wahyu Keprabon telah didapatkan . 
    Pembangunan Pemukiman semakin berkembang menuju pembangunan sebuah Kedhaton dihutan Trik itu , hingga setelah datangnya Bala tentara Mongol mengubah keadaan sehingga Sanggramawijaya bisa menobatkan dirinya menjadi Penguasa Jawa di Majapahit 

Namun setelah bertahta rasa penasaran Sanggramawijaya terhadap Mpu Roro dan keenam Resi itu menjadikannya mencari terus informasi itu , hingga suatu hari bermimpi bertemu Prabu Airlangga Raja Kahuripan dan melalui Prabu Airlanggalah Beliau mengetahui siapa sesungguhnya Mpu Roro tersebut yang tak lain adalah Putri Prabu Airlangga sendiri yaitu Putri Sanggramawijaya Tunggaadewi yang menjadi Bikuni dengan nama Dewi Kilisuci dan disebut Mpu Roro , sedangkan keenam Resi tersebut adalah para pendeta kerajaan Kahuripan yang diperintahkannya menjaga Hutan Trik untuk menyonggsong SATRIA PININGIT muncul ,yaitu Sanggramawijaya sendiri .





Share:

18 September 2020

BALE LAYANG SAKTI SEBUAH PESAN DARI MASA LALU


    Semangat Pelestarian Sejarah dan Budaya begitu kuat di desa Seketii Balongbendo Sidoarjo ini dengan konsistennya penyelenggaraan kegiatan berbasis Budaya digelar , salah satunya menyiapkan sebuah tempat untuk menyimpan tinggalan tinggalan masa lalu di desa Seketi . Sejak tahun 2019 sebuah etalase disiapkan untuk menyimpan temuan fragmen miniatur Candi yang ditemukan di Situs Guo , beberapa Fragmen gerabah juga bata kuno dari Sentono Projo ditaruh di Resto Pendopo Sejahtera Balai Desa Seketi , beberapa hari sebelum digelar Festival Kampung Bambu tahun 2020 mas Ferry Aries Tya Sekretaris Desa Seketi , mas Agus Mulyono Lakon Jagad dan saya ( penulis ) mencoba mencari sebuah nama untuk tempat menyimpan artefak , mas Ferry menyebutkan kalau peta tinggalan Sejarah dibeberapa titik jika dihubungkan akan berbentuk layangan ,dari sana nama tersebut dijadikan usulan nama yang kemudian ditambah nama Bale didepan kata layang oleh mas Agus Mulyono dan dirangkai dibelakangnya dengan kata Sakti , akhirnya kami putuskan namanya Bale Layang Sakti .


        Bale Layang Sakti adalah sebuah tempat menyimpan Artefak artefak masa silam desa Seketi yang maknanya kurang lebih sebagai Pesan dari masa silam Seketi yang harus dilestarikan , Senin 14 September 2020 atas saran mas Agus Mulyono atau biasa disebut Mbah Mulo kami bergerak mencari tambahan artefak untuk menambah koleksi Bale Layang Sakti dimakam Seketi yang berada diselatan balai desa Seketi . 

         Sebelumnya Sabtu 12 September 2020 beberapa orang pemuda Karang Taruna mengangkut 2 buah Lumpang batu sumbangan Kasun mas Heri ke Bale Layang Sakti dibawa dari belakang rumah mas Heri dengan motor angkut roda tiga .


              Dalam pencarian kami itu mendapatkan cukup banyak artefak antara lain yang terbuat dari batu Andesit , Gerabah , tembikar , keramik asing , bata kuno , bata lengkung dan koin kuno kolonial . Setelah kami kumpulkan disalah satu sudut makam , kami menghubungi mas Ferry untuk minta bantuan  alat untuk mengangkut artefak  artefak tersebut ke Bale Layang Sakti , kemudian mas Sokif salah satu perangkat desa datang dengan alat angkut beroda satu ke makam , akhirnya artefak artefak diangkut ke lokasi kemudian dibersihkan oleh mas Candra dan Mbah Mulo .

   Pada hari Rabu malam 16 September 2020 setelah selesai pembuatan Bale Layang Sakti Mbah Mulo , Moch Azriel , Ahmad Mambo ,  Penulis dibantu pemuda karang taruna menata artefak artefak agar bisa ditampilkan acara Sinau Bareng besoknya .
Share:

17 September 2020

Sinau Bareng Pelestarian Sejarah Budaya Desa Kampung Bambu Seketi


           Pemerintah Desa beserta Karang Taruna Seketi mengadakan acara Sinau Bareng Pelestarian Sejarah Budaya Desa pada Kamis 17 September 2020 , acara yang dihelat dalam lingkup Festival Kampung Bambu Pasar Heppi ini dibuka secara resmi oleh Pj Camat  Balongbendo Bapak M. Farkan pada pukul 20.50  WIB dengan menghadirkan 4 narasumber yaitu :

1. Wicaksono Dwi Nugroho , Arkeolog BPCB Jawa Timur.
2. Ozi Bongkar , Pendamping Pemberdayaan Desa.
3. Agus Subandriyo , Komuntas Pecinta Sejarah dan Budaya Garda Wilwatikta.
4. Bambang Hermanto , tokoh masyarakat Seketi.

       Sedangkan sebagai Mederator Mbak Atika Amzar seorang penyiar Radio dari Radio Suara Sidoarjo , Mbak Atika Amzar segera membuka acara dengan memanggil satu persatu narasumber ke atas panggung dengan memperkenalkan kepada hadirin .

    Bapak  Bambang Hermanto mendapat kesempatan pertama menyampaikan Babad desa Seketi ,yaitu asal muasal mengapa desa ini dinamakan desa Seketi yang intinya kisah tentang datangnya Prabu Joko seorang murid Sunan Ampel ke desa ini , pada kesempatan ini  sempat terjadi dialog  hangat dengan Bambang Hermanto terkait kisah Prabu Joko ,juga nama nama dusun beserta Situs yang ada seperti Sentono Projo didusun Sonosari , Situs Guo dan Makam Prabu Joko didusun Seketi Ngampel , Makam Mbah Bronto didusun Gembongan ,Makam Mbah Bawak dipunden Krapyak didusun Seketi Kidul .

       Selanjutnya giliran Agus Subandriyo ( Penulis ) memaparkan apa dan bagaimana komunitas Garda Wilwatika dikawasan  Balongbendo khususnya didesa Seketi bagaimana peranannya terkait pelestarian Sejarah dan budaya yang tentu juga mennceritakan peranan komunitas yang lainnya , termasuk suka dukanya dalam proses pelestarian .

      Mbak Atika Amzar sempat menanyakan tentang buku yang penulis bawa yaitu buku Mengais Jejak Peradaban Bhumi Kahuripan jilid 2 yang isinya catatan harian penelusuran Garda Wilwatikta diberbagai desa .



      Selanjutnya Bapak Wicaksono Dwi Nugroho memaparkan tentang apa itu sejarah ,legenda termasuk kriteria benda yang termasuk Cagar Budaya dan mana yang  bukan tetapi tetap sebagai tinggalan budaya masa lalu , Pak Wicak juga menyebutkan pasal pasal dalam Undang Undang Cagar Budaya terkait dugaan situs cagar budaya dan mana yang tidak .


          Menurutnya cerita rakyat Babad Seketi masuk dalam pustaka kebudayaan sebagai kekayaan kearifan lokal , terkait tentang perlunya penanganan pihak terkait dalam hal  ini BPCB Jawa Timur terhadap sebuah eskavasi sebuah karena sesungguhnya kegiatan penggalian terutama penggalian liar itu merusak ,karena bukan semata mata struktur bsngunan saja yang diungkap dalam sebuah penggalian tetapi juga perlu diungkap bagaimana bangunan itu bisa terpendam , ada peristiwa apa  yang dimasa lalu ? ada peristiwa bencana alam seperti banjir ,gunung meletus atau gempa bumi ? untuk itulah diperlukan kolabarasi berbagai disiplin ilmu untuk mengungkapnya tidak hanya arkeologi saja tetapi juga geologi dan disiplin ilmu lainnya .


                           Pada kesempatan akhir Bapak Ozi Bongkar dari Pemberdayaan Pendampingan desa memberikan penjelasan kalau peranan desa dalam pembangunan terutama dalam pelestarian Sejarah dan Budaya yang ada dimasing masing semakin bisa diakomadasikan karena adanya Undang Undang tentang desa , sehingga setiap desa bisa memaksimalkan potensi potensi diatas dengan maksimal .

           Demikianlah ringkasan Sinau Bareng Pelestarian Sejarah Budaya Desa Kampung Bambu tahun 2020 , Semoga dengan adanya kegiatan ini akan semakin membuat masyarakat sadar akan sejarah budaya sehingga akan bersatu padu melestarikannya ... kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar besarnya ..


Agus Subandriyo , Penulis


Share:

13 Agustus 2020

Situs Kuno kalah dengan Kepentingan Perut


         Kerusakan pada Situs kuno kembali terjadi , kali ini situs yang berada didusun Kedung Ploso desa Kedung Bocok Tarik Sidoarjo , situs yang berupa struktur pondasi berada dibarat sungai Klinter tepatnya dibarat temuan pertama Situs Alas Trik pernah disidak Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur tanggal 21 Februari 2018 yang silam .

        Memang sangat disayangkan hal ini terjadi , tanggal 9 Agustus 2020 area tersebut dibajak atau dibrujul oleh penggarap lahan dengan menggunakan traktor ,diduga kuat struktur bata kuno ikut hancur .

Padahal selama 2 tahun ini aktivitas pertanian dilahan tersebut tidak pernah merusak temuan struktur bata kuno , mungkin karena belum adanya koordinasi antara pihak Pemerintah Desa dengan pemilik lahan tentang adanya temuan situs tersebut sehingga terjadilah hal itu .


         Tidak respon apapun dari pihak Desa maupun masyarakat setempat tentang aset yang sangat berharga tersebut , penulis dan beberapa orang peduli Situs Awal Majapahit ini amat kecewa dengan kenyataan ini .

Tentu saja semua rugi ....
Share:

31 Juli 2020

Jejak Peradaban di dusun Ngembul desa Kepuh Klagen Wringinanom Gresik

   

       Dusun Ngembul berada didesa Kepuh Klagen Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik Jawa Timur juga memiliki jejak peradaban kuno sebagaimana dusun Klagen ,hal ini diduga berdasarkan temuan temuan yang ada disekitar pemakaman dusun Ngembul .

      Sekitar dua minggu yang lalu mas Dedik Klagen bersama penulis melakukan penelusuran di pemakaman Ngembul , dalam  penelusuran kami tersebut didapati bata bata kuno yang berukuran besar beralih fungsi menjadi Nisan , pecahan tembikar ,gerabah , lumpang batu kecil dan keramik asing serta beberapa nisan kuno era klasik . Dari galian parit yang baru dibuat juga ditemukan pecahan bata kuno dibeberapa titik ,mungkin pernah ada struktur bata disekitar makam , juga ditemukan pula pecahan bata bata lengkung yang oleh warga disusun lagi diatasnya kemungkinan dulu dibawahnya terdapat sebuah sumur kuno .

            Tak jauh dari pemakaman terdapat sebuah sumber air atau Sendang , pohon kepuh dan pohon beringin , menurut penuturan mas Dedik sumber air tersebut sudah ada sejak dahulu ,kini diperluas kembali , konon sejak dahulu sumber air tersebut ada dua tempat yang bersebelahan , bisa jadi itu untuk pemisahan Gender antara laki laki dan perempuan. ( lihat Video selengkapnya disini klik https://youtu.be/fPuwhCM2ilQ )


          Dalam kesempatan itu kami berdua melihat bata bata kuno betebaran dibawah pohon beringin ,sebagian terjepit diakar akar pohon ,hal ini membuat kami menduga kalau disekitar tempat ini ada sebuah pemukiman yang cukup ramai pada masa itu .

Adanya peralatan memasak seperti lumpang dari batu Andesit , pecahan gerabah lokal bahkan keramik asing ,adanya sumur kuno dan sumber air itulah yang membuat dugaan adanya pemukiman didusun Ngembul ini cukup mengemuka bagi kami , semoga akan ada temuan lain yang lebih memperkuatnya ..


Terimakasih 

Agus  Subandriyo , penulis.
Share:

Museum Kreweng

Upaya melestarikan Sejarah khususnya fragmen fragmen Terakota , tembikar dan gerabah peninggalan masa lalu dilakukan oleh dua anggota Komunitas Pelestari Sejarah Lakon Jagad yaitu Agus Mulyono dan Candra , dengan izin Mbah Sahuri mereka berdua mendirikan sebuah tempat untuk menyimpan temuan temuan fragmen Terakota atau biasa disebut Kreweng diselatan temuan Situs Terung dengan konsep out door . 
      Dengan alat dan bambu bambu seadanya mereka membuat meja demi meja untuk memuat pecahan pecahan terakota tersebut , kemudian tempat  tersebut mereka namakan Museum Kreweng ,dalam perkembangan selanjutnya beberapa orang dari berbagai komunitas maupun warga Terung Wetan sendiri merapat ikut memberikan perannya , terutama perangkat desa seperti RT dan RW setempat .

      Dengan sukarela mereka membantu menambah koleksi museum Kreweng dengan menyumbangkan fragmen fragmen arkeologi yang mereka temukan sehingga museum ini menjadi daya tarik tersendiri disamping situs yang berada disebelah utaranya . Beberapa rekan media juga meliputi kegiatan museum ini hingga museum Kreweng dikenal didunia maya ... Semoga upaya dan kerja keras Agus Mulyono , Candra menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya warga Terung Wetan untuk mencintai sejarah masa lalu di desanya , melalui museum Kreweng ini masyarakat dan kita semua bisa melihat kehebatan peradaban leluhur di masa lalu terutama tentang sejarah Kadipaten Trung ....

Terimakasih ...

Agus Subandriyo , Penulis 
Share:

5 Maret 2020

SENTONO PROJO JEJAK PERADABAN KUNO

  


       Punden Sentono Projo begitu warga dusun Sonosari menyebutnya,  dusun Sonosari masuk wilayah desa Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo.  Punden ini menurut penuturan Bapak Bambang Ketua RW setempat dulunya sangat wingit dengan lokasi dikelilingi rerimbunan bambu dan semak belukar yang lebat,  cukup membuat nyali orang ciut untuk memasukinya.


      Menurut penuturan Bapak Bambang beliau bersama Ustad Bari dan beberapa orang melakukan pembersihan di punden ini sehingga suasananya tidak sewingit dulu,  Punden Sentono Projo ini terdapat sebuah pohon Kepuh yang cukup besar juga ada beberapa pohon lainnya,  dibawah pohon Kepuh terdapat tumpukan pecahan bata kuno dengan ukuran besar,  salah satunya berukuran 36 x 21 centimeter dengan ketebalan 7 sampai 9 centimeter.


        Beberapa waktu yang lalu sebelum acara Festival Kampung Bambu digelar kami bersama Mas Ferry Aries Tya Sekretaris Desa Seketi sempat melakukan observasi kecil dibawah pohon Kepuh terutama dibawah akar - akarnya yang besar,  dalam observasi tersebut Mochammad Azreil mencoba membersihkan tanah disela - sela akar pohon tersebut terlihat tumpukan bata kuno yang menyerupai struktur bangunan.


         Mas Ferry segera mendokumentasikan struktur ini demikian pula kami,  menurut dugaan awal kami dibawah pohon Kepuh tersebut ada sebuah struktur bangunan kuno,  sebelumnya mas Ferry  juga menemukan beberapa bata kuno yang dibentuk pola disalah satu sisinya .


      Demi keamanan kami menutup kembali struktur bata dibawah akar tersebut sambil menunggu koordinasi pemerintah desa setempat tentang temuan di Punden Sentono Projo tersebut.  Nama Sentono Projo sendiri bila diartikan berhubungan dengan nama elemen dalam tatanan kerajaan zaman dulu,  bila dilihat dari lokasinya punden ini cukup berdekatan dengan titik - titik peradaban yang ada didesa lain seperti Watesari,  Prambon,  Suwaluh, Tropodo yang bisa dikatakan saling terkait satu dengan lainnya sehingga bisa disebut sebagai satu kawasan besar situs kuno yang tergelar sejak era Kahuripan.

         Dari era Kahuripan dilanjutkan era Jenggala yang pusat pemerintahannya diduga kuat berada di kabupaten Sidoarjo terutama disekitar kecamatan Prambon,  Krian , sebagian Tarik dan Balongbendo lalu bersambung hingga era Majapahit yang didirikan tak jauh dari desa Seketi yaitu di Alas Trik didesa Kedungbocok sekarang.


          Kini sampel bata kuno dari Punden Sentono Projo disimpan di Etalase Artefak dibalai desa Seketi bersama artefak yang ditemukan di Situs Guo , semoga saja akan ada upaya serius dari pihak yang terkait dalam penyelamatan jejak peradaban di Punden Sentono Projo khususnya dan situs - situs lainnya.

Share:
Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta

Blog Archive