29 Desember 2015
JEJAK PERADABAN DI DUSUN SERBO
Dalam
Naditira Pradesa, yaitu catatan prasasti tentang pelabuhan sungai yang ada di
Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo, salah satunya di sebutkan ada nama
Pelabuhan Sungai Sarbha yang merupakan pelabuhan penyeberangan.
Secara administratif Dusun Serbo terletak di Desa Bogempinggir Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, juga terletak di pesisir selatan Sungai Mas. Menurut
informasi dan penelusuran kami, bahwa di sekitar pemakaman umum Dusun Serbo yang
bersambung dengan pemakaman umum Dusun Bogempinggir adalah bekas Pelabuhan
Sarbha.
17 Desember 2015
JEJAK PERADABAN DI DUSUN WRINGINPITU
Dusun Wringinpitu terletak di Desa Bakalan
Wringinpitu Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, mendengar nama "Wringinpitu" kita
akan teringat sebuah bendungan yang dalam sejarah dibangun oleh Kerajaan
Kahuripan pada masa Prabu Airlangga, nama Wringinpitu sering dihubungkan
dengan prasasti Sapta Waringin, pertanyaannya benarkah Dusun Wringinpitu
inikah yang dimaksudkan???
15 Desember 2015
JEJAK PERADABAN DI DESA PENAMBANGAN
Penambangan adalah sebuah nama Desa yang ada di Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Di desa Penambangan ini terdapat 3 Dusun, yaitu Dusun Penambangan, Dusun Kedungsari, dan Dusun Surungan. Kita akan membahas desa Penambangan secara umum, Penambangan
artinya tempat menyeberang kemungkinan berasal dari kata Panumbangan yang
terdapat dalam Naditira Pradesa yaitu salah satu penyeberangan di sungai.
10 Desember 2015
JEJAK PERADABAN DI DESA SUWALUH
Desa Suwaluh termasuk dalam Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, di Desa
Suwaluh ini terdapat 2 dusun yaitu Dusun Pelawangan Lor dan Dusun Pelawangan Kidul.
Jejak
peradaban di desa Suwaluh sangat banyak dan merata, terutama di persawahan
Pelawangan, terdapat banyak gumukan yang tersebar di persawahan tersebut, juga 2 tempat yang disebut Pelawangan Lor dan
Pelawangan Kidul.
![]() |
area pelawangan lor & pelawangan kidul |
2 Desember 2015
Blusukan di Desa Modopuro
Desa Modopuro
terletak di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Dalam perjalanan kami ke Desa
tersebut, kami juga menyinggahi beberapa tempat yang kami duga ada jejak
peradaban purbanya, antara lain sekitar jembatan Turi yang ada di Desa Leminggir
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Kami menuju sebuah warung yang ada di utara
jembatan Turi, setelah menikmati segelas es teh dan tahu goreng, kami mendapatkan informasi adanya reruntuhan di tepi Sungai
Brantas yang kemungkinan bekas dermaga dari sebuah pelabuhan.
30 November 2015
JEJAK PERADABAN DI DESA KRAMAT TEMENGGUNG
Desa Kramat Temenggung terletak di Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo, terletak di ujung paling barat dari Kabupaten Sidoarjo. Terdapat 4
dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Kramat, Dusun Kedungmangu, dan Dusun
Kanigoro.
![]() |
peta daerah Kramat Temenggung |
Pertama kali marilah kita bahas dari Dusun Krajan nama "Krajan" dalam bahasa
Jawa adalah Pusat Pemerintahan suatu tempat,nama krajan muncul pada era Mataram Islam, tak banyak yang bisa kami
sampaikan tentang jejak peradaban di Dusun Krajan ini, karena wilayahnya sebagian
bataupunesar telah menjadi lahan perusahaan PT. Tjiwi Kimia.
Kemudian Dusun Kramat, menurut informasi dari warga nama "namanya" kemungkinan berasal dari nama seorang pembesar kerajaan
jaman dahulu dalam bahasa Jawa disebut Temenggung, menurut penelusuran kami di pemakaman Dusun Kramat terdapat beberapa batu bata kuno yang masih tersisa, di dalam pemakaman itu terdapat makam Temenggung beserta istrinya. Tidak jelas nama ( Adipati Haryo Seconegoro?) dan dari jaman apa
Temenggung tersebut, tetapi dari informasi yang berkembang Temenggung tersebut
adalah adipati dari Surabaya. Warga Dusun Kramat sangat memuliakan makam tersebut
sehingga nama dusunnya disebut Dusun Kramat yang asalnya dari Temenggung yang
dikeramatkan namun sayang makam kramat tersebut telah dibangun dengan bangunan baru sehingga sulit
dicari jejak peradabannya, dalam peta peta yang dibuat Belanda nama Kramat ini dianggap sebagai makam.
Selanjutnya Dusun Kedungmangu, melihat dari namanya
dusun ini memang terletak di dekat kedua aliran sungai yaitu Sungai Mas dan
Sungai Mangetan, kami kesulitan mencari jejak peradaban di dusun ini karena
lagi lagi wilayahnya telah menjadi lahan perusahaan pabrik PT. Tjiwi Kimia yang tersisa
hanyalah sebuah punden yang kini letaknya sebelah selatan dari SPBU Tado-Singkalan. Menurut
pendapat salah seorang anggota Laskar Wetan makna dari Kedungmangu adalah
sebuah tempat petirtaan yang membuat raja termangu, atau kemungkinan pernah ada
sebuah kolam pemandian raja beserta permaisuri dan para selirnya. Menurut
cerita sebelum pembangunan proyek perusahaan PT. Tjiwi Kimia banyak ditemukan pecahan
tembikar.
Terakhir adalah Dusun Kanigoro, jejak peradaban di
Dusun Kanigoro ini terdapat di pemakaman Dusun Kanigoro yang letaknya perbatasan dengan
tembok perusahaan PT. Tjiwi Kimia. Di makam tersebut banyak ditemukan pecahan batu bata kuno dan batu nisan dari bata kuno yang masih utuh. Ada sebuah pohon yang dikeramatkan di dalam makam tersebut, konon ada makam yang disitu dianggap sebagai makam Senopati Alap Alap dari Mataram, selain itu ada sebuah punden lagi yang ada di luar
makam, dan juga ada beberapa puthuk di persawahan.
Sementara hanya itulah yang dapat kami sampaikan karena banyaknya
wilayah yang telah menjadi lahan perusahaan, terimakasih......
20 November 2015
OBSERVASI DI MEDOWOPURO
Medowopuro adalah sebuah Dusun yang terletak
di Desa Gampingrowo Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo. Medowopuro telah dikenal sejak
era kolonial Belanda, telah beberapa kali diteliti oleh beberapa pihak sejak era kolonial Belanda. Penelitian terakhir dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta antara tahun 1986-1994, tetapi hasil riset yang dilakukan BALAR Yogyakarta tersebut tidak
ada tembusanya Puslit Arkenas di Jakarta. Untuk itulah bapak Sofyan Sunaryo yang
melakukan kunjungan ke Sidoarjo melakukan observasi di bekas lubang eskavasi
yang dilakukan BALAR Yogyakarta hari Minggu 17 Mei 2015.
Kami
bertamu di kediaman bapak KASUN Medowopuro bapak Suaib, untuk meminta izin
melakukan observasi yang kebetulan berada di kebun milik beliau. Sekitar pukul 11.30 WIB observasi kami lakukan. Beberapa teman yang membantu observasi ini
diantaranya Mas Ahmad Mambo, Mas Taurus Iswahyudi, Mas Burhan Fatahillah,
Mas Ariska, dan Mas Agus Subandriyo.
Setelah
menemukan titik yang akan digali, kami segera melakukan penggalian dibawah
arahan dari bapak Sofyan Sunaryo seorang Arkeolog Numismatik Indonesia. Sekitar 30 menit kemudian kami mulai menemukan struktur pondasi yang berorientasi utara
selatan di kedalaman 40 cm, kami pun semakin bersemangat dalam menggali.
![]() |
proses penggalian |
Akhirnya
kami mendapatkan sudut pondasi bata kuno yang bersusun 3, pak Sofyan juga ikut
membersihkan struktur pondasi tersebut dengan alat-alat seadanya yang dipinjam
dari bapak kasun Suaib. Setelah memasang alat ukur dan mengambil kompas posisi observasi tersebut
kami langsung mengambil dokumentasinya.
![]() |
struktur pondasi |
Setelah
dirasa cukup, kami memutuskan untuk menutup kembali lubang observasi tersebut dengan
tanah. Setelah selesai kami minta undur diri kepada bapak Suaib sekeluarga, tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya atas keramah-tamahan
keluarga bapak Suaib yang telah menerima kami dengan hangat.
Harapan kami
dengan adanya observasi di Medowopuro ini akan melaporkan pihak-pihak terkait
dalam Pelestarian Cagar Budaya dalam hal ini BPCB Jawa Timur, Balai Arkeologi
Yogyakarta dan Puslit Arkenas Jakarta.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi pelestarian situs-situs yang ada di Jawa Timur
maupun di Indonesia pada umumnya, kurang lebihnya kami minta maaf yang
sebesar besarnya, terimakasih...