G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

7 Januari 2017

MENELUSURI JEJAK PERADABAN (situs Sugihwaras dan situs Wates Umpak)


   Respati 5 Januari 2017, Jejak-jejak peradaban masa silam semakin lama semakin merata disemua tempat, satu persatu jejak-jejak peradaban itu mulai bermunculan, satu persatu mulai ditemukan. Tentu saja ini sangat membanggakan kita semua sebagai penerus kejayaan Masa lalu.

   Diantara gegap gempitanya para pecinta sejarah dan budaya Nusantara di berbagai komunitas ini agaknya harus kembali menelan pil pahit karena sebagian besar dari temuan-temuan situs tersebut kurang mendapatkan perhatian dari pihak terkait dan elemen-elemen yang ada di masyarakat. Dengan banyaknya temuan diatas hanya sedikit saja yang direspon pihak terkait dalam hal ini BPCB. Kita lihat banyak situs-situs yang telah dilaporkan justru sepertinya dibiarkan begitu saja, bahkan temuan situs yang ada didekat kantor BPCB Trowulan seperti Situs Grogol yang merupakan Situs pomahan era Mojopahit, apalagi seperti Situs Pelawangan, Situs Terung di Sidoarjo.

   Sebenarnya semua situs-situs yang telah dilapor tersebut telah menjadi tugas dan wewenang pihak terkait untuk menanganinya sebagaimana yang telah ada di UU Cagar Budaya. Terlepas dari itu kami komunitas pecinta sejarah dan budaya Garda Wilwatikta Tado Singkalan merasa perlu untuk ikut serta membantu sebagaimana yang kami bisa.

   Pagi itu, Kamis 5 Januari 2017 kami berangkat menuju temuan situs Sugihwaras sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah mendapat informasi dari media sosial facebook tentang adanya temuan struktur pondasi bata kuno di areal penggalian pasir. Dalam perjalanan ini kami sempat berkali-kali bertanya alamat pada beberapa orang yang kami temui diperjalanan, namun beberapa kali pula kami salah arah.


Area penggalian pasir
   Setelah memasuki Desa Bulurejo kami mulai lancar menyusuri jalanan yang berdebu dan berlubang disana-sini, dengan panduan Google maps kami akhirnya sampai juga dilokasi Galian C Sugihwaras.

   Lokasi galian pasir ini terletak di tengah area persawahan yang juga diselingi areal tebu dan jagung. Di beberapa sisi tampak bekas galian yang menganga lebar, bahkan sebagian terendam air karena memang cukup dalam.
Para pekerja penggalian pasir
   Sementara aktifitas penggalian pasir masih berlangsung, tampak puluhan orang sedang menggali menggunakan sekop yang lebar sebagian orang menaikkan pasir keatas truk, ada sekitar tujuh truk yang ada di lokasi ini. Kami segera bertanya pada salah seorang penggali pasir tentang dimana lokasi temuan struktur bata kuno itu, dengan sedikit bercanda warga tersebut menjawab, "Waduh dishooting lagi nih, hehehe… itu mas di sana! dekat pohon itu!"
Ketika kami menuju arah yang di tunjuk warga tadi kami melewati beberapa orang yang sedang menaikkan pasir ke atas truk, mereka berkata sambil bercanda, "Mas sini mas foto aku saja hehehe… aku kan barang antik". Tentu saja semuanya tersenyum.


Area situs Sugihwaras

Bata kuno nampak berserakan
Bata kuno di situs Sugihwaras
   Kami mendekati tumpukan-tumpukan bata yang dibongkar, cukup banyak bata kuno yang berukuran kurang lebih 30 x 20 centimeter dan tebal 5 centimeter. Kami bertiga segera berpencar untuk melakukan pengamatan juga mengambil dokumentasi, Mas Eko Finda menuju tepi galian yang masih ada struktur pondasinya, mas Aziz mengambil dokumatasi video, sementara saya sendiri mengamati struktur pondasi yang tersisa tiga tumpuk.


Pecahan genteng
Letak temuan guci
   Ketika mengamati struktur pondasi yang di dekat sebuah pohon, di bawah struktur bata yang terlihat berlubang itu menurut kisah warga yang kebetulan dijumpai, pernah ditemukan sebuah guci namun tidak berisi apa-apa. Setelah menemukan guci tersebut, beberapa orang seperti mendapat gangguan dari makluk halus yang konon menjaga tempat itu. Selain bata kuno di berbagai tempat juga terdapat seperti pecahan genteng, sepertinya dahulu di tempat ini ada bangunan yang beratap, mungkinkah perumahan kuno?


Reruntuhan bata
   Setelah mengamati beberapa sudut lokasi temuan ini kami menduga adanya pondasi panjang namun ditata sejajar lebar antara pondasi sekitar 270 centimeter membujur dari arah timur ke arah barat kemudian berbelok ke utara dibawah pohon tersebut. Kurang lebihnya seperti ini denah bangunan di situs Sugihwaras menurut dugaan kami.

Sketsa dugaan situs Sugihwaras
   Kami juga mendokumentasikan lapisan-lapisan tanah yang terlihat di tepi penggalian. Terlihat ada tiga lapisan yang tergambar, lapisan terbawah berupa pasir.


Lapisan tanah
   Mungkinkah dahulu ada bencana yang menimbun semua peradaban yang ada di situs Sugihwaras ini? Tentu saja perlu penelitian-penelitian yang berlanjut dari pihak yang terkait untuk mengungkapkan semua misteri diatas. Sebenarnya dahulu tempat ini apa? Dan dari era kerajaan mana?

Aziz, Eko, Agus
   Setelah puas mengamati dan mengambil dokumentasi kami menuju warung yang ada di dekat penggalian pasir itu untuk membasahi kerongkongan kami yang kering sejak tadi. Dengan memesan tiga buah es teh sambil berbincang-bincang dengan para penggali pasir yang juga sedang makan minum di warung tersebut. Nampak mas Eko mencari informasi pada beberapa orang tentang awal penemuan struktur bata di lokasi galian C ini.

Warung di area penggalian pasir
   Setelah dirasa cukup kamipun berpamitan pada beberapa orang di warung tersebut untuk menuju Situs Wates Umpak di Trowulan.


Situs WatesUmpak
   Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit sampailah kami bertiga di lokasi temuan Candi Wates Umpak yang terletak di Desa Wates Umpak Trowulan Mojokerto. Situs Wates Umpak terletak di tengah persawahan yang juga terdapat linggan yaitu tempat pembuatan bata merah.
Situs WatesUmpak

Makam di atas gumukan situs WatesUmpak
   Situs ini berupa pondasi yang mengelilingi sebagian sebuah tanah yang tinggi atau yang biasa kami sebut gumukan. Di atasnya terdapat beberapa makam yang dikeliling pagar bata sekarang, mungkin dahulu tempat ini adalah sebuah candi namun telah runtuh.

Lumpang & bata kuno di WatesUmpak
   Sebagian struktur yang masih bagus ada di sisi barat, itulah yang bisa kami sebutkan karena minimnya pengetahuan kami tentang Candi ini, namun situs ini telah masuk Cagar Budaya BPCB Jawa Timur.

   Demikianlah penelusuran Garda Wilwatikta Tado Singkalan pada kesempatan ini, tiada gading yang tak retak demikian pula dengan tutur kata kami pada tulisan ini. Semoga akan ada respon dari pihak terkait, demikian pula seluruh elemen masyarakat terutama pada situs Sugihwaras dan situs-situs lainnya, terimakasih...

Jaya jaya jaya Wijayanti... Salam Nusantara…


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta