Sepulang dari Tlatah Lamong tadi, membuat
Finda gelisah, dia merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya ketika sejak
memasuki sebuah Makam yang istimewa di suatu tempat di Tlatah Lamong. Semenjak
memasuki makam tersebut kepalanya merasa pusing entah apa sebabnya dia merasa
penasaran dengan Kisah Makam tersebut.
Malam itu Finda gelisah sekali, rasa kantuk
dan lelah tidak membuatnya segera tertidur, dia berbaring di atas karpet dengan
menghadap ke arah kiblat agak ke utara, ”Aku
penasaran sekali dengan kisah Makam orang Agung tersebut, apakah benar Beliau
itu yang diceritakan banyak orang?”
“Apakah
benar di sana banyak peninggalan yang tertinggal ?”
“Ah…
kenapa aku kepikiran terus..” Begitu pertanyaan yang timbul
di hati Finda tentang kegiatannya tadi siang. Karena sudah lelah Finda pun
tertidur, dia pun terbang ke alam mimpi, dimana dia menuntaskan rasa
penasarannya.
Pada siang itu Finda kembali menuju suatu
tempat di Tlatah Lamong, dia terlibat percakapan dengan para pemuda Lamong dan
beberapa warga, dalam percakapan mereka didapat sebuah kesimpulan bahwa akan
melakukan sebuah penggalian di sebelah barat Makam orang Agung. Maka
berangkatlah mereka menuju tempat yang dimaksudkan itu, yaitu areal Makam
Sesepuh Lamong.
Setelah ditentukan titik yang akan digali
oleh para pemuda dan sesepuh warga, maka Finda bersama para pemuda segera
melakukan penggalian secara bergotong-royong, banyak tawa dan canda mengiringi
penggalian tersebut yang mana menunjukkan keakaraban dan tekad mereka mencari
jejak sejarah Nenek Moyangnya.
Penggalian mulai mencapai kedalaman satu
meter, banyak pecahan artefak yang mereka temukan, mereka mengangkatnya dan
membersihkannya. Penggalianpun kembali dilanjutkan, keringatpun bercucuran membasahi
tubuh mereka. Tak lama kemudian mereka mendapati struktur pondasi bata yang
arahnya melintang dari timur ke barat, strukturnya mirip kanal namun ada tangga
yang menurun. Karena kelelahan para pemuda yang dikoordinir Safrudin
beristirahat di atas sambil berdiri di tepi galian, tinggallah Finda yang masih
ada di bawah.
Sambil menggunakan sebuah linggis Finda
pelan-pelan menggali tanah di antara struktur pondasi, tiba-tiba ada yang aneh
di antara kerumunan para pemuda di atas, tepat di sebelah Safrudin ada seorang
yang duduk bersila sedang menunjuk ke arahnya. Orang tersebut terlihat
samar-samar wajah dan tubuhnya, dan anehnya lagi para pemuda Lamong seperti
tidak melihatnya.
“Gali
lebih dalam lagi nak… itu.. di sebelah situ..” Sosok yang duduk bersila
tersebut berkata kepada Finda yang sedang jongkok di bawah. Finda melongok ke
atas dan bertanya, ”Sebelah mana ?”
“Sebelah
situ nak... ya.. sebelah situ… ayo galilah lebih dalam lagi… karena memang di situ
letaknya“.
Finda pun segera melanjutkan menggali dengan
linggisnya sesuai apa yang dikatakan oleh sosok yang samar-samar tadi. Dia
tidak curiga kepada sosok yang tiada dikenalnya sebelumnya. Sesekali dia
melongok kev atas melihat teman-temannya yang masih berkerumun di atas. Ketika
dia melihat lagi ke arah atas ternyata hanya sosok samar tadi yang di atas
tetap duduk bersila, entah kemana para pemuda tadi berada. Suasana sunyi dan
mencekam, namun Finda terus melanjutkan menggali tanah dengan pasti.
Hingga suatu saat linggisnya membentur
sebuah benda keras …TANG..TANG..TANG… Finda pun menghentikan ayunan linggisnya.
Finda segera mencari tau apa yang membentur
linggisnya tadi. Setelah mengkorek-korek tanah dengan menggunakan kedua tangannya,
Finda meraba sebuah benda seperti logam yang berbentuk bulat. Dia pelan-pelan
menyibakkan tanah untuk mengetahui apa yang ditemukannya, ”Apa ini? kok bulat… jangan-jangan Tengkorak!!”, diam –diam Finda
takut dalam hati namun dia memberanikan diri untuk terus menggali.
Ternyata benda tersebut menyerupai topeng
logam. Finda mencoba memanggil para pemuda yang ada di atas.
“Hey..
Teman-teman! Lihat apa ini!” tetapi tiada jawaban dari atas. Sekali lagi
dia memanggil, ”Safrudin.. Safrudin..!
Lihatlah..! ada topeng logam!” lagi-lagi tiada yang menjawabnya.
Finda penasaran, dia pun naik ke atas, dan
alangkah terkejutnya dia ketika di atas tiada seorangpun ada di sana, termasuk
sosok yang berbicara kepadanya tadi.
“Kemana
semua teman-teman tadi? Kenapa tidak ada semua? Dan kemana sosok yang samar-samar
tadi? Kenapa dia juga tiadak ada??”
Di tengah keheranannya, Finda melihat ke
arah dia menemukan topeng tadi, terlihat sesuatu yang mengejutkan dia…
Ternyata topeng yang ditemukannya tadi
terdapat pasangannya yaitu sebuah baju besi yang terlihat mengkilap putih…
Dan …PRAAAAAAAK… akhirnya Finda terbangun
dari tidurnya karena kepalanya membentur kursi……
endingnya harus ada pengantar. spy lebih enak kisahnya.
BalasHapusmisal, "tiba tiba sebuah kerikil jatuh dari atas lubang galian dan mengenai jepalanya. praaakkk....!!!!
Trimakasih atas sarannya ...kami akan perbaiki di kisah atau tulisan yg akan datang
BalasHapusTrimakasih atas sarannya ...kami akan perbaiki di kisah atau tulisan yg akan datang
BalasHapus