G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

16 Juni 2016

GALILAH LEBIH DALAM LAGI NAK

   Sepulang dari Tlatah Lamong tadi, membuat Finda gelisah, dia merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya ketika sejak memasuki sebuah Makam yang istimewa di suatu tempat di Tlatah Lamong. Semenjak memasuki makam tersebut kepalanya merasa pusing entah apa sebabnya dia merasa penasaran dengan Kisah Makam tersebut.


   Malam itu Finda gelisah sekali, rasa kantuk dan lelah tidak membuatnya segera tertidur, dia berbaring di atas karpet dengan menghadap ke arah kiblat agak ke utara, ”Aku penasaran sekali dengan kisah Makam orang Agung tersebut, apakah benar Beliau itu yang diceritakan banyak orang?”

“Apakah benar di sana banyak peninggalan yang tertinggal ?”

“Ah… kenapa aku kepikiran terus..” Begitu pertanyaan yang timbul di hati Finda tentang kegiatannya tadi siang. Karena sudah lelah Finda pun tertidur, dia pun terbang ke alam mimpi, dimana dia menuntaskan rasa penasarannya.

   Pada siang itu Finda kembali menuju suatu tempat di Tlatah Lamong, dia terlibat percakapan dengan para pemuda Lamong dan beberapa warga, dalam percakapan mereka didapat sebuah kesimpulan bahwa akan melakukan sebuah penggalian di sebelah barat Makam orang Agung. Maka berangkatlah mereka menuju tempat yang dimaksudkan itu, yaitu areal Makam Sesepuh Lamong.


   Setelah ditentukan titik yang akan digali oleh para pemuda dan sesepuh warga, maka Finda bersama para pemuda segera melakukan penggalian secara bergotong-royong, banyak tawa dan canda mengiringi penggalian tersebut yang mana menunjukkan keakaraban dan tekad mereka mencari jejak sejarah Nenek Moyangnya.

   Penggalian mulai mencapai kedalaman satu meter, banyak pecahan artefak yang mereka temukan, mereka mengangkatnya dan membersihkannya. Penggalianpun kembali dilanjutkan, keringatpun bercucuran membasahi tubuh mereka. Tak lama kemudian mereka mendapati struktur pondasi bata yang arahnya melintang dari timur ke barat, strukturnya mirip kanal namun ada tangga yang menurun. Karena kelelahan para pemuda yang dikoordinir Safrudin beristirahat di atas sambil berdiri di tepi galian, tinggallah Finda yang masih ada di bawah.

   Sambil menggunakan sebuah linggis Finda pelan-pelan menggali tanah di antara struktur pondasi, tiba-tiba ada yang aneh di antara kerumunan para pemuda di atas, tepat di sebelah Safrudin ada seorang yang duduk bersila sedang menunjuk ke arahnya. Orang tersebut terlihat samar-samar wajah dan tubuhnya, dan anehnya lagi para pemuda Lamong seperti tidak melihatnya.

   “Gali lebih dalam lagi nak… itu.. di sebelah situ..” Sosok yang duduk bersila tersebut berkata kepada Finda yang sedang jongkok di bawah. Finda melongok ke atas dan bertanya, ”Sebelah mana ?”

   “Sebelah situ nak... ya.. sebelah situ… ayo galilah lebih dalam lagi… karena memang di situ letaknya“.


   Finda pun segera melanjutkan menggali dengan linggisnya sesuai apa yang dikatakan oleh sosok yang samar-samar tadi. Dia tidak curiga kepada sosok yang tiada dikenalnya sebelumnya. Sesekali dia melongok kev atas melihat teman-temannya yang masih berkerumun di atas. Ketika dia melihat lagi ke arah atas ternyata hanya sosok samar tadi yang di atas tetap duduk bersila, entah kemana para pemuda tadi berada. Suasana sunyi dan mencekam, namun Finda terus melanjutkan menggali tanah dengan pasti.

   Hingga suatu saat linggisnya membentur sebuah benda keras …TANG..TANG..TANG… Finda pun menghentikan ayunan linggisnya.


   Finda segera mencari tau apa yang membentur linggisnya tadi. Setelah mengkorek-korek tanah dengan menggunakan kedua tangannya, Finda meraba sebuah benda seperti logam yang berbentuk bulat. Dia pelan-pelan menyibakkan tanah untuk mengetahui apa yang ditemukannya, ”Apa ini? kok bulat… jangan-jangan Tengkorak!!”, diam –diam Finda takut dalam hati namun dia memberanikan diri untuk terus menggali.

   Ternyata benda tersebut menyerupai topeng logam. Finda mencoba memanggil para pemuda yang ada di atas.

   “Hey.. Teman-teman! Lihat apa ini!” tetapi tiada jawaban dari atas. Sekali lagi dia memanggil, ”Safrudin.. Safrudin..! Lihatlah..! ada topeng logam!” lagi-lagi tiada yang menjawabnya.

   Finda penasaran, dia pun naik ke atas, dan alangkah terkejutnya dia ketika di atas tiada seorangpun ada di sana, termasuk sosok yang berbicara kepadanya tadi.

   “Kemana semua teman-teman tadi? Kenapa tidak ada semua? Dan kemana sosok yang samar-samar tadi? Kenapa dia juga tiadak ada??”

   Di tengah keheranannya, Finda melihat ke arah dia menemukan topeng tadi, terlihat sesuatu yang mengejutkan dia…

   Ternyata topeng yang ditemukannya tadi terdapat pasangannya yaitu sebuah baju besi yang terlihat mengkilap putih…


   Dan …PRAAAAAAAK… akhirnya Finda terbangun dari tidurnya karena kepalanya membentur kursi……
Share:

3 komentar:

  1. endingnya harus ada pengantar. spy lebih enak kisahnya.
    misal, "tiba tiba sebuah kerikil jatuh dari atas lubang galian dan mengenai jepalanya. praaakkk....!!!!

    BalasHapus
  2. Trimakasih atas sarannya ...kami akan perbaiki di kisah atau tulisan yg akan datang

    BalasHapus
  3. Trimakasih atas sarannya ...kami akan perbaiki di kisah atau tulisan yg akan datang

    BalasHapus

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta