G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

Tampilkan postingan dengan label KedungBocok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KedungBocok. Tampilkan semua postingan

2 Januari 2019

Seminar Sejarah Alas Trik

          Memang sejak adanya temuan struktur pondasi pada tanggal 3 Februari 2018 yang lalu di desa Kedungbocok khususnya Klinter oleh Mbah Paiman gaungnya terus bergema kemana - mana termasuk membuat guru Sejarah SMA Negeri 1 Tarik menugaskan murid- muridnya untuk melakukan investigasi dan penelitian terkait temuan yang diduga kuat sebagai situs awal Mojopahit .  Secara berkelompok murid - murid jurusan IPS SMA Negeri 1 Tarik mendatangi situs Alas Trik yang terletak didusun Klinter , mereka menemui anggota komunitas yang kebetulan berada diarea situs untuk menanyakan kronologi temuan dan literatur tentang Alas Trik .  


       Karena keterbatasan waktu akhirnya disepakati kalau akan diadakan semacam wawancara bersama terkait temuan situs dibalai desa Kedungbocok pada hari Minggu 30 September 2018 dengan narasumbernya beberapa orang anggota komunitas .   Materi segera disiapkan Mas Prasetyo dari Satriyo Puser Mojopahit yang menceritakan kronologi temuan situs dan Museum Wiwitan Alas Trik , Pengantar sejarah awal Mojopahit dipandu Ki Ook Subianto seorang Dalang Wayang kulit yang juga dari Satriyo Puser Mojopahit , Moderator oleh Agus Subandriyo dari Garda Wilwatikta dan pembawa acara Mas Umarjiono seorang warga Kedungbocok anggota Paguyuban Kedhaton Mojopahit Wiwitan , lihat selengkapnya disini https://youtu.be/2Np0FnU3cm8 .


             Pukul 09.00 WIB acara Seminar Alas Trik segera dimulai , siswa- siswi SMA Negeri 1 Tarik sudah duduk ditempat yang telah disiapkan termasuk ibu guru Sejarah juga sudah hadir . Mas Umarjiono segera membuka acara dengan membacakan susunan acara sebagai berikut :


1. Pembukaan.
2. Pengantar sejarah Alas Trik.
3. Kronologi temuan dan Museum.
4. Dialog seputar peranan komunitas
5. Pengenalan Museum dan situs.


     Agus Subandriyo selaku moderator sedikit menceritakan Pararaton tentang pembukaan Alas Trik untuk pemukiman Dyah Sanggramawijaya beserta pengikutnya setelah kehancuran Singhasari , selanjutnya Dalang Ki Ook Subianto secara panjang lebar menceritakan prosesnya dengan gaya khasnya, dari pertempuran dengan pasukan Glang-Glang di Singhasari hingga lari ke Madura . Setelah berhasil tiba di Songenep Dyah Sanggramawijaya beserta seluruh pengikutnya dijamu dengan oleh Arya Wira raja , hingga suatu saat Arya Wiraraja ini menyarankan kepada Dyah Sanggramawijaya untuk pura- pura menyerah kepada Prabu Jayakatong di Daha agar kelak mendapatkan sebuah tanah perdikan untuk membangun pemukiman baru , Akhirnya Dyah Sanggramawijaya menuruti saran Adipati Songenep itu datang menghamba di Daha selama beberapa waktu , atas pengabdian nya itu akhirnya Prabu Jayakatong memberikan tanah perdikan yang masih berupa hutan atau Alas yaitu Alase Wong Trik .

     Disanalah Kelak Putra Dyah Lembu Tak itu membuka pemukiman baru yang dinamakan Mojopahit yang terletak di dekat sungai Brantas yang tidak jauh dari Canggu , tentang seberapa luas Alas Trik tersebut Dalang Ook menyebutkan sebenarnya Alas Trik itu luas mulai dari kaki gunung Penanggungan , Arjuna , Anjasmoro hingga kaki gunung Lawu .

      Selanjutnya moderator menyerahkan waktu pada Mas Prasetyo untuk memaparkan kronologi temuan situs dan Museum ,Mas  Prasetyo menceritakan jauh sebelum ada temuan situs beberapa Komunitas Pecinta sejarah dan budaya yang tergabung dalam 6 Komunitas telah melakukan penelusuran jejak-jejak peradaban di Tarik khususnya dan Sidoarjo umumnya . Tentang asal mula Museum Wiwitan Alas Trik yang berada di Balai desa KedungBocok diawali dari berpindahnya Dorpel dari tempat semula di persawahan Klinter oleh seorang warga ( lihat Penyelamatan Dorpel ) dari peristiwa itulah akhirnya Kades KedungBocok Bapak H. M. Ali Ridho membawa Dorpel tersebut ke balai desa untuk diamankan , selanjutnya artefak-artefak lainnya dibawa ke balai desa hingga akhirnya disebut Museum Wiwitan Alas Trik .

         Kronologi temuan situs Pondasi yang kemudian disebut situs Alas Trik ini Prasetyo menceritakan hasil catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya ( BPCB) Trowulan pada tanggal 7 Februari dan 21 Februari 2018 yang intinya mencatat adanya struktur pondasi bata kuno yang bentuk dan polanya diduga dari zaman Mojopahit , demikian pula pernyataan Drs. Edhi Widodo kepala Kasi Perlindungan dan Penyelamatan tentang dugaan bahwa situs yang ditemukan di desa KedungBocok adalah pemukiman awal Mojopahit sesuai yang tertera dalam serat Pararaton .

        Acara selanjutnya adalah tanya jawab terkait temuan situs Alas Trik dan sambutan ibu guru Sejarah SMA Negeri I Tarik yang menyampaikan rasa terima kasih nya atas respon dan sambutan pihak desa dan komunitas pada kegiatan-kegiatan murid-murid nya pada kegiatan penelitian dan penelusuran sejarah , pihaknya tidak menduga akan diadakan semacam seminar Sejarah untuk murid-murid nya .

          Kemudian acara pengenalan Museum dan situs dipandu oleh Bapak Hadi , Bapak Kusbiyanto , Mukhammad Sultoni dan Dalang Ki Ook Subianto . Murid-murid SMA Negeri 1 Tarik dikenalkan dengan artefak-artefak yang terdapat dalam Museum dan juga diajak melihat langsung lokasi temuan dibeberapa titik sehingga mudah-mudahan mereka bisa mengenal dan akan tumbuh rasa cinta nya pada peninggalan sejarah .

      Demikianlah JASMERAH ! Jangan lupakan Sejarah !

 


  

Share:

4 September 2018

KIRAB AGUNG MOJOPAHIT WIWITAN


     Pada siang itu setelah seluruh persiapan selesai pada pukul 13.30 WIB Jumat 31 Agustus 2018 mereka para peserta karnaval Desa Kedung Bocok berangkat menuju koramil Tarik yang berada di utara kantor Kecamatan Tarik dengan menumpang beberapa mobil yang telah disiapkan. Pada karnaval kali ini Desa Kedung Bocok menampilkan tema Pembukaan Alas Trik sesuai dengan permintaan Kepala Desa Kedung Bocok H. M. Ali Ridho yang sedang menunaikan haji sehingga pelaksanaannya dilakukan Sekretaris Desa yaitu Ibu Endah.

     Dengan tema Pembukaan Alas Trik ini tentunya berbeda dengan desa lainnya yang mengikuti karnaval tahunan ini, karena disamping mengikuti karnaval kemerdekaan peserta karnaval dari Kedung Bocok ini juga menyampaikan sebuah pesan pada masyarakat untuk memperkenalkan dan melestarikan peninggalan bersejarah di Kecamatan Tarik ini khususnya yang berada di Desa Kedung Bocok yaitu sebuah situs Alas Trik yang merupakan situs cikal bakal kerajaan Mojopahit yang tersohor itu.

     Maka dengan tema tersebut ditampilkanlah sebuah iring-iringan tentang kisah pembukaan Hutan Trik tersebut, mulai dari prajurit-prajurit yang membawa kapak, tombak, hingga pohon Mojo yang merupakan tema utamanya. Sebenarnya sebuah dramatikal tentang penamaan Mojopahit siap dilakukan oleh peserta karnaval dari Kedung Bocok ini tetapi karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan dramatikal tersebut tidak dapat dilakukan, padahal dengan dramatikal ini Desa Kedung Bocok hendak menampilkan pesan pada masyarakat yang melihat karnaval itu tentang adanya sejarah besar di Tarik yang mempengaruhi perjalanan sejarah bangsa ini.

     Dalam iring-iringan ini terdapat Panji dan Pataka Mojopahit, sejumlah pusaka yang berada di depan kereta kencana kemudian pohon Mojo dan buah Mojo, sejumlah Prajurit Tartar yang ditodong Prajurit Mojopahit yang merupakan pesan kalau sebenarnya bangsa kita ini juga sangat tangguh sehingga bisa mengalahkan Pasukan Tartar.

     Bila saja penulis boleh mengkisahkan walaupun dalam tampilan iring-iring karnaval Desa Kedung Bocok itu sederhana dan terkesan seadanya, tetapi itu menggambarkan betapa beratnya perjuangan pembukaan hutan Trik hingga berdirinya Mojopahit.

     "Dalam iring-iringan itu ikut pula sejumlah Resi Utama, Sejumlah putri Kaputren, Tiga Bregodo pasukan berkuda yang sebelah kanan kudanya berwarna putih, sebelah kiri kereta kencana pasukan berkuda yang kudanya berwarna hitam dan yang berada di belakang kereta pasukan berkuda yang kudanya berwarna hitam... sungguh megah iring-iringan itu...

     Demikianlah sebuah upaya dari Desa Kedung Bocok dalam memperkenalkan kembali Mojopahit kepada masyarakat Tarik.


Share:

20 Mei 2018

STRUKTUR BATA (di Bekas Kadaton ALAS TRIK)


     Temuan struktur bata kuno yang ditemukan oleh Mbah Paiman (73 tahun) warga Dusun Klinter Desa Kedung Bocok Kecamatan Tarik Sidoarjo pada hari Sabtu 3 Februari 2018 pada pukul 15.00 WIB, di sebelah barat pemakaman Klinter. Adalah salah satu penguat awal adanya sebuah pemukiman kuno di desa tersebut.

Share:

7 Maret 2018

SULUK SYUKUR WIWITAN MOJOPAHIT


     Sebagai manusia yang beradab dan berbudaya luhur sudah semestinya setiap langkah dan proses kehidupannya tidak akan lepas dari rasa syukur atas semua yang telah dan akan diberikan Sang Pencipta. Demikian pula pada 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya yang sepakat bersama-sama menggiatkan upaya pelestarian sejarah dan budaya khususnya yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Share:

28 Februari 2018

PROGRESS SITUS ALAS TRIK


     Sejak ditemukannya struktur pondasi di Dusun Klinter Desa Kedung Bocok Kecamatan Tarik Sidoarjo Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB oleh warga setempat yang bernama bapak Paiman 73 tahun, perkembangan situs yang diberi nama Situs Alas Trik sangat cepat, terutama pemberitaan secara sporadis di media sosial oleh berbagai pihak telah mengundang reaksi berbagai pihak terutama dari pihak terkait.
Share:

18 Februari 2018

UMPAK YANG DIDUGA DARI ZAMAN AWAL MOJOPAHIT DISELAMATKAN




     Minggu 18 Februari 2018 sekitar pukul 13.30 WIB dilakukan penyelamatan sebuah artefak berupa Umpak -yang berukuran 70 cm x 70 cm dan tinggi 30 cm- oleh Pemerintah Desa Kedung Bocok yang dipimpin langsung oleh kepala desanya yaitu H. Moh. Ali Ridho, Karang Taruna dan didukung 6 Komunitas Sidoarjo.
Share:

7 Februari 2018

SELAYANG PANDANG SITUS ALAS TRIK


     Tepat pukul 15.00 WIB Sabtu 3 Februari 2018 Situs Alas Trik ditemukan oleh seorang warga Dusun Klinter yang bernama bapak Paiman. Seperti yang diberitakan berbagai media masa baik cetak maupun televisi serta media online yang ada.
Share:

1 Februari 2018

Sumur Kuno Alas Trik


     Syarat utama adanya sebuah peradaban adalah ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan utamanya. Untuk memenuhinya sebuah peradaban itu tidak jauh dari aliran sungai, telaga atau sumber air lainnya. Dari pentingnya air bagi kehidupan tersebut muncul upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan itu dengan membuat sumur.
Share:

Ruang Artefak Alas Trik (Museum Wiwitan Alas Trik)


     Munculnya temuan demi temuan dibeberapa desa yang diduga kuat sebagai pemukiman awal Mojopahit di Alase Wong Trik akhir-akhir ini membuat beberapa orang anggota Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya yang aktif tergerak dalam uri-uri di bekas Mojopahit ini berpikir untuk mencari sebuah tempat yang bisa menampung artefak-artefak yang selama ini disimpan di beberapa tempat.


     Keinginan tersebut tercetus oleh Sultoni dan Prasetyo anggota paguyuban Satrio Puser Mojopahit yang diutarakan ketika bertemu dengan penulis sekitar 9 bulan yang lalu ketika menelusuri sungai Patusan di utara pemakaman Klinter. Rupanya keinginan itu terwujud pada bulan Januari 2018 ketika secara tidak sengaja penulis bertemu dengan Kepala Desa Kedung Bocok, Bapak H. Moh. Ali Ridho di rumah seorang warga Bocok Kidul (Pak Iman) yang memindahkan Batu Dorpel dari persawahan Klinter ke dekat rumahnya.
      Dari peristiwa itulah penulis bertemu dengan seorang pemuda setempat yang bernama Umarjiono, waktupun berjalan cepat dari detik ke menit, dari menit ke jam tidak terasa ruangan yang semula hanya diisi batu Dorpel kini juga dipenuhi artefak-artefak lainnya seperti batu pecahan Lesung, Batu Pipisan, batu umpak, Batu pancuran (Jaladwara), pecahan Terakotta, Gerabah, Keramik Cina dan masih banyak yang lain.
 

     Ruang tempat berkumpulnya artefak temuan dari Alas Trik ini merupakan awal rencana besar dalam mewujudkan Museum Alas Trik yang menjadi saksi keberadaan peradaban Awal Mojopahit di Tarik. 6 Komunitas yang tergabung dalam upaya pelestarian ini bekerjasama dengan Karang Taruna maupun Pemerintah Desa Kedung Bocok dalam menata data dan menyusun temuan yang ada di ruang paling selatan Balai Desa.
     Rupanya dengan adanya temuan Struktur pondasi yang diduga sebagai struktur pintu masuk Puri Dalem pada tanggal 3 Februari 2018 yang disusul temuan kedua dan ketiga telah memancing rasa penasaran masyarakat Tarik dan sekitarnya untuk berbondong-bondong melihat langsung temuan maupun museum ini sehingga balai desa Kedung Bocok tiap hari ramai oleh banyaknya pengunjung, sehingga masyarakat dapat melihat berbagai artefak yang merupakan benda tinggalan arkeologis dari Awal Mojopahit tersebut.


     Semoga dari kesadaran ini akan menular ke masyarakat sekitarnya agar turut serta melestarikan peninggalan sejarah dan budaya di desanya masing-masing.
Semoga...
Salam Nusantara.....

Agus Subandriyo anggota Garda Wilwatikta salah satu komponen 6 Komunitas Sidoarjo
Share:

23 Januari 2018

Senandung Malam Sang Peradaban


   Hujan rintik-rintik telah turun sejak petang, hawa dingin menyebar ke segala penjuru alam, angin lembut datang silih berganti seakan mengabarkan berganti-ganti zaman. Suasana di Balai Desa itu cukup ramai karena adanya sosialisasi sebuah kegiatan yang rutin digelar secara berkala di Negeri ini.
Share:

29 Desember 2017

Jejak Patirtaan di Alas Trik


     Di sebuah dusun yang konon mempunyai jejak sejarah lebih tua dari Trowulan, adalah sebuah dusun yang konon merupakan tempat pembukaan Hutan Trik tempat pertama kali dicetuskannya sebuah nama yang menggetarkan dunia "Mojopahit!"

     Adanya sebuah pemukiman biasanya tidak jauh dari ketersediaan air sebagai kebutuhan utama kehidupan manusia sehari-hari, demikian pula di dusun yang diduga sebagai pemukiman awal Mojopahit ini. Terdapat sebuah sumber mata air yang dulunya sangat jernih airnya. Warga menamakan sumber air tersebut dengan istilah "Sumber".
     Sebagian warga menyebutnya dengan nama "Sendang Otik" yang maknanya sebuah sumber air atau telaga yang dikelilingi pepohonan. Konon menurut cerita rakyat yang berkembang Sendang Otik ini merupakan tempat bersuci sebelum memasuki sebuah bangunan suci. Bangunan suci yang dimaksudkan dalam cerita rakyat ini adalah sebuah Puri tempat kediaman Raja atau Puri Dalem.
     Namun seiring berjalannya waktu sumber air tersebut kini kondisinya sangat memperihatinkan. Semak-semak belukar telah menutupinya sehingga sulit sekali untuk mengetahui luasnya. Belum lagi tempat itu menjadi tempat pembuangan sampah dan kotoran hewan. Sungguh sangat miris bila melihat sejarah besar yang pernah timbul di dusun ini, sebuah tempat dimulainya sebuah kejayaan yang melambungkan Nusantara dikancah dunia.


     Raditya 24 Desember 2017 yang lalu beberapa orang dari 6 Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya Sidoarjo melakukan penelusuran jejak peradaban di beberapa titik di dusun tersebut. Dalam penelusuran yang sebelumnya telah berkali-kali dilakukan itu mereka menemukan sebuah artefak penting yang menguatkan dugaan pemukiman awal Mojopahit, yaitu sebuah batu berlubang yang ditemukan di sebelah barat Sendang Otik diantara tumpukan batu di sudut sebuah rumpun bambu (Barongan) setelah melihat secara seksama batu berlubang tersebut dibersihkan dengan menggunakan kuas. Setelah dibersihkan terlihat ukirannya di beberapa bagian yang luput dari kerusakan, salah seolah anggota dari 6 Komunitas tersebut mengenalinya dengan istilah Batu Pancuran atau Jaladwara biasanya ada di patirtan.


       Temuan batu Jaladwara bermotif Makara ini sangat penting artinya bagi penelusuran jejak peradaban khususnya didusun ini dan umumnya di desa-desa lain yang termaktub dalam lingkungan Alas Trik ini karena akan semakin memperkuat dugaan kalau pemukiman awal Mojopahit memang berada disini. Atas temuan ini 6 Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya mempunyai dugaan bahwa masih banyak artefak-artefak penting lainnya masih tersimpan di dusun ini, bahkan mereka menduga pernah ada sebuah bangunan Patirtan di dusun ini. Tentu saja dugaan letak Patirtan tersebut tidak jauh dari Sendang Otik.


     Dugaan itu semakin diperkuat cerita warga setempat tentang sebuah batu berbentuk altar yang berada di tengah Sendang Otik ketika masih berfungsi dulu, namun dugaan-dugaan tersebut masih butuh artefak-artefak pendukung lainnya untuk itulah 6 Komunitas tersebut terus melakukan penyisiran di beberapa titik dan bersosialisasi merangkul semua pihak agar bersama-sama uri-uri peninggalan Leluhur kita yang di masa kejayaannya telah menjadi Mercusuar Dunia di dusun ini maupun desa-desa lain yang masuk lingkungan Alas Trik.


     Demikianlah sebait dua bait kalimat yang bisa kami sampaikan di artikel ini, semoga dengan berjalannya waktu makin tumbuh kesadaran di hati kita semua untuk kembali ke Jatidiri Bangsa Kita, Jatidiri Bangsa yang pernah menjadi Mercusuar Dunia...

Salam Nusantara...
Share:
Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta

Labels