Pendopo Ndoro Den Ayu |
Konon begini kisahnya tentang sebuah kompleks makam yang
dikeramatkan warga di kawasan Tado. Dahulu kawasan makam ini terkenal sangat
wingit, terdapat pohon beringin yang besar berada di sisi selatannya, rimbun
alang-alang dan semak belukar setinggi satu meter mengelilinginya, sinar
matahari sulit menembus karena saking lebatnya dahan-dahan pohon yang saling
bertautan sehingga menambah kesan mistis dan angker tempat ini. Hanya sedikit
orang yang berani memasuki kompleks makam yang dikelilingi makam umum tersebut.
Pemakaman Tado |
Konon diantara makam tersebut ada sebuah makam yang paling
dikeramatkan yang sering kali diziarahi orang dari jauh, seperti dari Cepu, Jakarta,
Bojonegoro, Blora serta beberapa daerah lainnya. Makam tersebut sering disebut
dengan nama Makam Ndoro Raden Ayu. Itulah
yang sering disebutkan orang, dan siapakah sebenarnya sosok Ndoro Raden Ayu dan
beberapa makam yang ada di dalam bangunan tersebut?
Dialog dengan kuncen makam Tado |
Adalah bapak Syamsi seorang penjaga makam atau biasa disebut
juru kunci dari Ndoro Den Ayu, yang telah mengabdikan dirinya selama kurang
lebih 64 tahun menjadi juru kunci. Beliau menceritakan tentang siapa Ndoro Den
Ayu dan keberadaan makamnya di pemakaman Dusun Tado ini. Lelaki yang berusia
delapan puluh tahunan lebih ini menyebutkan ada beberapa orang yang ziarah atau
beliau menyebutnya dengan istilah "Mendoro" artinya datang bertamu, berziarah
ke Cungkup Ndoro Den Ayu dengan berbagai keinginan atau minta didoakan
keinginannya melalui Tawassul lewat makam Ndoro Den Ayu. Diantara orang-orang
yang mendoro itu ada beberapa orang berpakaian putih-putih yang menutup hingga
kaki, ketika memasuki area pemakaman Tado dan mengelilingi kompleks makam
keramat ini mereka langsung berhenti dan duduk bersila di depan pintu makam Ndoro
Den Ayu sambil bersikap menyembah, salah satu diantaranya berkata "Mojopahit
ada disini", kemudian mereka merangkak masuk ke pendopo dengan sikap layaknya
menghadap raja di Keraton Jogja. Kemudian pak Syamsi membuka pintu pendopo dan
Cungkup Ndoro Raden Ayu.
Pintu masuk cungkup |
Dari kejadian yang disaksikan bapak Syamsi tadi itulah,
akhirnya pak Syamsi beranggapan kalau Makam Ndoro Den Ayu adalah sosok putri
dari Mojopahit yang kemudian kisah ini menyebar ke warga sekitarnya.
Makam Raden Suroso |
Menurut cerita pak Syamsi yang beliau juga diberitahu
seorang sesepuh dusun setempat bahwa nama sebenarnya Ndoro Raden Ayu adalah Ndoro Raden Ayu Dewi Maninten. Lantas siapakah sebenarnya beliau itu? Apa mungkin Dewi Maninten itu adalah Putri Retno Manik Maninten putri dari Prabu Kertawijaya yang keempat (yang diperistri adipati gagelang) ???
Sedangkan sebuah makam yg ada di sebelah timurnya adalah putranya yang bernama Raden Bagus Panji Untung. Sedangkan sebuah makam yang ada di luar cungkup tepat di sebelah makam Ndoro Den Ayu adalah kakak sang Dewi Maninten yaitu Raden Suroso, yang konon menurut cerita makamnya tidak mau ada di dalam cungkup. Dan makam yang berada di pendopo sebelah selatan cungkup Ndoro Den Ayu ada makam Raden Sedono, makam Jeng Renggo, makam Jeng Sunarni, makam Jeng Sunarmi.
Lihat video Misteri Ndoro Den Ayu
Sedangkan sebuah makam yg ada di sebelah timurnya adalah putranya yang bernama Raden Bagus Panji Untung. Sedangkan sebuah makam yang ada di luar cungkup tepat di sebelah makam Ndoro Den Ayu adalah kakak sang Dewi Maninten yaitu Raden Suroso, yang konon menurut cerita makamnya tidak mau ada di dalam cungkup. Dan makam yang berada di pendopo sebelah selatan cungkup Ndoro Den Ayu ada makam Raden Sedono, makam Jeng Renggo, makam Jeng Sunarni, makam Jeng Sunarmi.
Makam di dalam pendopo |
Pak Syamsi juga bercerita bahwa orang yang mendoro tadi kalau sudah mendapatkan apa
yang diinginkannya (keuntungan, Bagus Panji Untung) harus didanakan (Sedono),
rejeki harus diberikan sebagian untuk orang yang membutuhkan (Renggo), jangan
dilupakan dan harus dirasakan, harus hemat (gemi, Sunarni) dan hati-hati dalam
mengelolanya (Sunarmi). Jika ditarik sebuah kesimpulan nama makam-makam yang
disebutkan tadi adalah sebuah pelajaran kehidupan.
Ornamen Mahkota Bunga Kusuma Bangsa |
Dari dialog dengan Pak Syamsi yang sudah bertugas sejak
zaman Bung Karno diatas, didapat juga keterangan tentang adanya Bata kuno yang
sudah ada sejak dulu, juga batu andesit yang jadi nisan dimakam umum, namun
beliau tidak paham dari mana asalnya.
Batu Andesit |
Batu Putih dan Bata Kuno |
Andesit yang jadi nisan |
Dari pemakam Tado ini tepatnya sebelah timur utara, pak
Syamsi dulu ketika masih muda pernah diminta oleh seorang warga untuk menguras
sebuah sumur kuno, sebuah sumur yang terbuat dari bata kuno yang melengkung. Menurut
cerita beliau dalam menggalinya sendirian menemukan sepasang sendok dan garpu
yang cukup besar dan berat, yang aneh sendok dan garpu tersebut tetap mengkilat
walau terpendam dalam tanah. Karena ketakutan maka pak Syamsi meninggalkannya
dalam sumur itu dan bergegas meninggalkan tempat itu. Sekarang sumur tersebut
kemungkinan masih ada namun telah kembali terpendam.
Batu pipisan |
Dari hasil dialog dan penelusuran kami sebelumnya (Jejak Peradaban Tado) tentang
adanya batu pipisan, dugaan adanya sumur-sumur kuno yang berada di sebelah
barat pemakaman Dusun Tado ini sedikit membuat dugaan adanya peradaban di dusun
ini. Setidaknya bekas pemukiman kuno.
Demikianlah penelusuran Garda Wilwatikta di Dusun Tado Desa
Singkalan Kecamatan Balongbendo - Sidoarjo, Maturnuwun…
Salam Nusantara
0 komentar:
Posting Komentar