Maka dengan tema tersebut ditampilkanlah sebuah iring-iringan tentang kisah pembukaan Hutan Trik tersebut, mulai dari prajurit-prajurit yang membawa kapak, tombak, hingga pohon Mojo yang merupakan tema utamanya. Sebenarnya sebuah dramatikal tentang penamaan Mojopahit siap dilakukan oleh peserta karnaval dari Kedung Bocok ini tetapi karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan dramatikal tersebut tidak dapat dilakukan, padahal dengan dramatikal ini Desa Kedung Bocok hendak menampilkan pesan pada masyarakat yang melihat karnaval itu tentang adanya sejarah besar di Tarik yang mempengaruhi perjalanan sejarah bangsa ini.
Dalam iring-iringan ini terdapat Panji dan Pataka Mojopahit, sejumlah pusaka yang berada di depan kereta kencana kemudian pohon Mojo dan buah Mojo, sejumlah Prajurit Tartar yang ditodong Prajurit Mojopahit yang merupakan pesan kalau sebenarnya bangsa kita ini juga sangat tangguh sehingga bisa mengalahkan Pasukan Tartar.
Bila saja penulis boleh mengkisahkan walaupun dalam tampilan iring-iring karnaval Desa Kedung Bocok itu sederhana dan terkesan seadanya, tetapi itu menggambarkan betapa beratnya perjuangan pembukaan hutan Trik hingga berdirinya Mojopahit.
"Dalam iring-iringan itu ikut pula sejumlah Resi Utama, Sejumlah putri Kaputren, Tiga Bregodo pasukan berkuda yang sebelah kanan kudanya berwarna putih, sebelah kiri kereta kencana pasukan berkuda yang kudanya berwarna hitam dan yang berada di belakang kereta pasukan berkuda yang kudanya berwarna hitam... sungguh megah iring-iringan itu...
Demikianlah sebuah upaya dari Desa Kedung Bocok dalam memperkenalkan kembali Mojopahit kepada masyarakat Tarik.