Sejarah lokal adalah proses Kehidupan kemanusiaan yang terjadi pada daerah tertentu , ruang lingkup dalam luasannya tidak bisa dipastikan namun bisa dipersempit atau diperluas .
Sejarah lokal sumber-sumber nya kebanyakan dari cerita Tutur yang berkembang dari masa ke masa yang terjadi dalam kurun waktu lama , karena Sumber nya dari cerita Tutur maka yang tidak tertulis memang cukup sulit mencari kevalidan karena sangat besar kemungkinannya telah terjadi penambahan dan pengurangan disana sini namun begitu cerita Tutur tersebut bisa dijadikan acuan bila terjadi kecocokan dengan keadaannya , dalam hal ini diperlukan pembuktiannya .
Sabtu 9 Februari 2019 bertempat di gedung Pusdiklat Argasonya diadakan Saraserahan dan Diskusi yang bertema ' Paradigma Baru memahami Sejarah Lokal " yang diadakan KORWIL IKAHIMSI 3 Jawa timur , Himpunan Mahasiswa Sejarah ( Himas ) Sekolah Tinggi Keguruan dan ilmu pendidikan ( STKIP ) Persatuan Guru Republik Indonesia yang dihadiri mahasiswa- mahasiswa Sejarah se Jawa dengan tiga Pembicara sebagai Narasumber nya , dua orang dari Banyuwangi dan seorang dari Sidoarjo yaitu penulis sendiri ( Agus Subandriyo ). Dua orang narasumber dari Banyuwangi tersebut yaitu :
1. M . Hidayat Aji Ramawidi .
2. Duwi Setiya Utomo.
Setelah acara dibuka oleh Ibu Lailatul Musyarofah. M. Pd. Perwakilan Rektor STKIP PGRI Sidoarjo yang juga dihadiri Dosen Sejarah bapak Arif Widodo M. Pd. dan Ketua KORWIL IKAHIMSI 3 Jawa timur Muhammad Adam Nuh Ibrahim dari Universitas Negeri Malang maka oleh moderator Auda Jamaluddin Chafan acara Sarasehan tersebut saya ( Penulis ) mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan orasi tentang Jejak Peradaban Sejarah lokal dan penanganannya , dalam kesempatan itu penulis menyatakan kalau sesungguhnya bukan seorang sejarawan seperti yang disebutkan moderator tetapi hanya seorang pekerja swasta yang mencintai sejarah , penulis sangat prihatin terhadap kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap sejarah lokal khususnya yang ada di kabupaten Sidoarjo .
2. Duwi Setiya Utomo.
Setelah acara dibuka oleh Ibu Lailatul Musyarofah. M. Pd. Perwakilan Rektor STKIP PGRI Sidoarjo yang juga dihadiri Dosen Sejarah bapak Arif Widodo M. Pd. dan Ketua KORWIL IKAHIMSI 3 Jawa timur Muhammad Adam Nuh Ibrahim dari Universitas Negeri Malang maka oleh moderator Auda Jamaluddin Chafan acara Sarasehan tersebut saya ( Penulis ) mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan orasi tentang Jejak Peradaban Sejarah lokal dan penanganannya , dalam kesempatan itu penulis menyatakan kalau sesungguhnya bukan seorang sejarawan seperti yang disebutkan moderator tetapi hanya seorang pekerja swasta yang mencintai sejarah , penulis sangat prihatin terhadap kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap sejarah lokal khususnya yang ada di kabupaten Sidoarjo .
Penulis menceritakan secara ringkas aktivitasnya sejak akhir tahun 2013 yang terlibat dengan pembukaan Situs Pelawangan Suwaluh Balongbendo hingga melakukan berbagai penelusuran jejak-jejak peradaban dengan komunitas Garda Wilwatikta yang terekam dalam buku Mengais Jejak Peradaban Bumi Kahuripan jilid 1 , juga melakukan berbagai pertemuan dengan tokoh sejarawan dan komunitas pecinta sejarah dan budaya , kemudian diawal tahun 2017 bersama 5 komunitas yang lain bersama- sama melakukan penelusuran diwilayah Tarik khususnya didesa KedungBocok hingga ditemukannya Situs Purbakala di desa tersebut .
Termasuk menceritakan upaya mengajak kalangan akademisi untuk turut serta menindak lanjuti temuan situs purbakala maupun melakukan upaya pelacakan persebaran situs diantaranya kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang telah beberapa kali melakukan uji Geo Listrik dan Georadar dibeberapa tempat di kabupaten Sidoarjo dan juga dengan Universitas Airlangga Surabaya untuk pembinaan buat desa KedungBocok menuju desa Wisata .
Termasuk menceritakan upaya mengajak kalangan akademisi untuk turut serta menindak lanjuti temuan situs purbakala maupun melakukan upaya pelacakan persebaran situs diantaranya kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang telah beberapa kali melakukan uji Geo Listrik dan Georadar dibeberapa tempat di kabupaten Sidoarjo dan juga dengan Universitas Airlangga Surabaya untuk pembinaan buat desa KedungBocok menuju desa Wisata .
Berikutnya giliran pembicara kedua yaitu Mas Duwi Setiya Utomo dari Banyuwangi , Mas Duwi yang seorang pengajar ini tampil sangat komunikatif dengan berdiri mencoba mencairkan suasana .
Banyak materi yang dipaparkan pada kesempatan ini Terutama setelah mendapat " provokasi" dari seniornya yaitu Mas M. Hidayat Aji Ramawidi yang juga pembicara pada hari itu dia penasaran dan bergerak bersama melakukan pembuktian- pembuktian dari cerita Tutur yang didengarnya dari Mas Aji ( panggilan akrab M.Hidayat Aji Ramawidi) diberbagai tempat hingga menemukan tempat atau situs-situs tersebut bahkan mendapatkan temuan - temuan baru yang memperkuat risetnya .
Kesempatan berikutnya giliran pembicara yang ketiga yaitu Mas M. Hidayat Aji Ramawidi menyampaikan orasinya yang intinya menceritakan pertama kalinya tertarik pada sejarah lokal yang seolah-olah ditepikan , sementara pengetahuan sejarah kita baik Nasional maupun Lokal menurutnya banyak yang tidak sesuai , banyak pengalihan sejarah terutama yang dilakukan penjajah sejak selesainya perang Diponegoro yang kebanyakan isinya menceritakan keburukan- keburukan tokoh sejarah kita juga menceritakan pertentangan antara agama dan suku kita.
Mas Aji menyebutkan ketakutan penjajah akan persatuan rakyat dalam berbagai perlawan terhadapnya membuat Belanda mempunyai keinginan untuk memecah belah dan mengadu domba persatuan antara berbagai macam agama dan suku dengan cara merubah catatan-catatan sejarah sesuai dengan keinginannya , maka kemudian muncullah Serat Babad Kadhiri yang isinya adalah percakapan seorang yang kerasukan jin dengan seseorang yang diminta Residen Kediri saat itu yang intinya mengadu domba antar agama , suku bangsa , setelah itu muncullah berbagai macam serat yang sumbernya dari Serat Babad Kadhiri ini .
Karena itulah Mas Aji penulis buku Suluk Blambangan ini meminta dan mengajak peserta saraserahan yang hadir untuk belajar yang benar tentang sejarah , kritis dan berupaya menyampaikan pengetahuan sejarah yang benar dan lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa , mas Aji juga berpesan sebagai mahasiswa jurusan sejarah yang nantinya juga sebagai sejarawan mempunyai tugas yang berat namun mulai yaitu mengawal kejayaan Nusantara melalui sejarah yang benar .
Sesi berikutnya adalah sesi tanya jawab , pada sesi pertama ada tiga penanya dari mahasiswa yang hadir yang intinya menanyakan pendapat ketiga pembicara tentang berbagai tentang Sejarah lokal hubungannya dengan sejarah Nasional , Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam penulisan buku sejarah dan cara memperkenalkan Sejarah lokal kepada generasi muda , ada pertanyaan- pertanyaan yang menarik dari mahasiswa- mahasiswa sejarah dari berbagai Universitas di Jawa timur bahkan ada yang dari luar Jawa timur tersebut , salah satunya bagaimana upaya untuk menarik minat seluruh elemen bangsa akan menempatkan sejarah sebagai acuan bangsa membangun ke depan karena perlu diketahui jurusan sejarah sendiri sangat kecil peminatnya diberbagai kampus terlebih dimasyarakat dan pemerintahan .
Demikian lah sekilas rangkuman Saraserahan dan Diskusi sejarah lokal yang bisa saya tuliskan ,mohon maaf pasti banyak kekurangan disana sini ..
Terimakasih ....
Agus Subandriyo , penulis.
0 komentar:
Posting Komentar