Persebaran
peradaban kuno semakin hari semakin luas saja, setidaknya begitulah yang kami
temui di berbagai dusun yang telah ditelusuri. Begitu juga di Dusun Luwung yang
merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Sumokembangsri Kecamatan
Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Menurut informasi yang kami tampung dari
beberapa orang warga setempat salah satunya adalah mas Suyanto, dahulu tempat
yang sekarang di sebut dusun Luwung itu dan mungkin dusun-dusun lainnya yang
berada di sekitarnya disebut sebagai Wonoasri. Wono artinya hutan, Asri artinya
masih alami atau mungkin juga indah, jadi kalau dimaknai ialah hutan yang masih alami dan indah.
Kemudian
kami mencoba menelusuri pemakaman Dusun Luwung untuk mencari sisa-sisa
peradaban yang mungkin masih ada. Setelah kami telusuri di pemakaman Luwung
yang juga berbatasan dengan pemakaman Dusun Sumotuwo, kami berpendapat bahwa di
sini terdapat bekas peradaban kuno. Melihat ukuran batanya kemungkinan dari
zaman Mojopahit.
Seperti
pada makam-makam lainnya, bata-bata kuno tersebut kemungkinan diangkat dari
penggalian lubang untuk makam yang kemudian difungsikan menjadi batu nisan. Setelah
dari pemakaman Luwung dan Sumotuwo, mas Suyanto mengajak kami menuju sebuah
punden yang letaknya di sebelah barat dusun yang berada di belakang rumah
warga. Punden tersebut disebut punden Mbah Potro, sayang sekali kami tidak bisa
mendapati artefak kuno di sini karena telah dipugar dengan bangunan yang baru, namun
menurut keterangan mas Suyanto dulu ada sebuah batu semacam lingga di sana
kemudian ditutup dengan semen seperti foto di bawah ini.
Dari
Mbah Potro kami menuju sebuah tempat yang disebut Kebun Rojo yang letaknya sebelah selatan dari Punden mbah Potro
sekitar 250 meteran. Di sana kami menjumpai pak Sugiat pemilik tanah di kebun
Rojo tersebut, menurut kisah pak Sugiat ketika menggali tanah untuk membuat
kolam ikan lele, pada kedalaman sekitar 2 meter beliau menemukan bata-bata kuno
yang berserakan, kadang ada yang bertumpuk kadang terpisah, oleh beliau
bata-bata tersebut dinaikan ke atas.
Demikian
pula ada sebuah keterangan dari bapak Suradi yang dahulu sempat menggali di sebelah
selatan kolam pak Sugiat, terdapat sebuah sumur yang bentuknya bundar namun
sayang kami tidak bisa melihat bentuk sumur tersebut karena tertutup genangan
air. Selain itu pak Suradi bercerita ketika beliau sehabis sholat di Musholah
dekat Kebon Rojo tepatnya sebelah selatan rumah pak Sugiat, beliau diberi
sesuatu oleh pak Suradi yaitu sebuah Akik yang dijatuhkan dari atas. Juga ada
sebuah lumpang yang tergolek di kandang kambing milik pak Sugiat.
Kesimpulan
yang dapat kami kemukakan pada penelusuran jejak peradaban kali ini bahwa
pernah ada sebuah pemukiman kuno di Dusun Luwung maupun Dusun Sumotuwo, yang
kemungkinan berasal dari era Kerajaan Mojopahit. Kami dari Garda Wilwatikta
mengucapakan terimakasih kepada mas Suyanto, bapak Sugiat, dan bapak Suradi
yang telah menjadi pemandu kita kali ini.
Demikianlah
yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini, apapun yang kami tuliskan di
sini adalah dugaan belaka, untuk membuktikannya perlu riset yang mendalam dari
para ahli terlebih tempat ini tak jauh dari Medowopuro (sebuah tempat yang
telah diriset berbagai kalangan akademisi sebagai salah satu situs pemukiman
Mojopahit). Terimakasih…
0 komentar:
Posting Komentar