21 Juli 2016
SITUS MBAH WALI MOJOLEBAK
3 Juli 2016
TAPASANA PELAWANGAN DAN KISAH PEMBUKAAN SITUS PELAWANGAN
Siang itu dengan me.ngendarai Vespa tuanya, Dedy
Anom Al-Jawi telah menelusuri jalanan desa yang sejuk diantara rimbunnya
bambu. Tak lama kemudian vespanya berhenti di jembatan kecil pertigaan jalan
yang menjadi batas antara dua desa, sambil menghisap rokok Dedy memandang ke
arah barat. Terlihat dua buah rerimbuan yang cukup besar di tengah persawahan,
“Hemmm tempat itu cukup mencurigakan“.
Itulah kisah awalnya bagaimana Situs Pelawangan
Suwaluh-Balongbendo sempat dicurigai oleh Komunitas Pecinta sejarah Nusantara
LAKON JAGAD yang merupakan sebuah komunitas pelestari sejarah budaya Sidoarjo. Mereka
yang mengawali proses pembukaan Situs Pelawangan sejak pertengahan tahun 2013,
setelah itu ada upaya dari mereka untuk membuktikan hipotesanya tentang adanya
bangunan masa lalu yang terpendam di Pelawangan. Sekitar bulan Juli 2013
bersama seorang Tokoh Pelestari Budaya Sidoarjo, Lakon Jagad mencoba
membuktikan hipotesanya………
Kemudian kegiatan tersebut terus berlanjut pada
14 Februari 2014, Lakon Jagad mengajak komunitas Balasatya Wetan ( Laskar Wetan
) untuk melakukan penggalian mandiri di situs Pelawangan Kidul dengan seizin
Pemerintah Desa Suwaluh juga pemilik tanah.
Diiringi letusan Gunung Kelud yang meletus
setelah acara syukuran Tumpengan di situs Pelawangan, Komunitas Lakon Jagad dan
Balasatya Wetan menggali situs Pelawangan Kidul dengan bergotong-royong, pelan-pelan
struktur bangunan yang terpendam mulai tampak, Sakha TV turut mendokumentasikan kegiatan
mereka.
Waktupun terus berjalan dengan dinamis, temuan-temuan
mulai bermunculan. Tak terasa mereka telah 3 bulan melakukan eskavasi secara
mandiri, banyak rintangan dan tantangan dari berbagai pihak tentang kegiatan
mereka terutama di medsos seperti KASKUS maupun FACEBOOK sehingga memancing
pihak–pihak terkait seperti BPCB Trowulan untuk dating, begitupun
komunitas-komunitas pecinta sejarah baik yang mendukung maupun yang menentang.
Akhirnya para pemuda Suwaluh pun ikut dalam
proses tersebut, museum minipun segera disiapkan di Kantor Kepala Desa Suwaluh
yang memuat temuan-temuan tersebut.
Bahkan ITS Surabaya ikut melakukan riset di Pelawangan.
Mereka melakukan pengecekan Georadar dan foto satelit. Dari kesimpulan hasil
risetnya dipaparkan dalam seminar ITS yang membuat kesimpulan bahwa ada
struktur bangunan yang terpendam di situs Pelawangan dan desa Suwaluh pada
umumnya, dugaannya adanya bekas pemukiman.
Selanjutnya Pemuda Suwaluh yang kini meneruskan
kegiatan pelestarian di Situs Pelawangan, mereka menamakan diri sebagai TAPASANA
PELAWANGAN yang sejak bulan Mei 2016 kembali melakukan bersih-bersih di
Pelawangan, demi kecintaan pada peninggalan bersejarah di desanya. TAPASANA
PELAWANGAN juga mengajak semua Komunitas Pecinta Sejarah & Budaya lainnya untuk
turut berpartisipasi seperti Komunitas Majapahit, Lakon Jagad, Balasatya Wetan,
bahkan Garda Wilwatikta.
Para pemuda Suwaluh mempunyai kegiatan positif pada
Minggu 25 Juni 2016, yaitu kegiatan menaman tanaman Agrobis di lahan Pelawangan
guna mendapatkan manfaatnya terutama demi mendapatkan dana bagi pelestarian
Situs Pelawangan itu sendiri.
Semoga komunitas Pemuda Suwaluh TAPASANA
PELAWANGAN ini terus eksis dalam melestarikan peninggalan bersejarah di desanya,
tetap terbuka dengan semua elemen masyarakat dan tetap mandiri.
Salam
Nusantara…