18 September 2020
BALE LAYANG SAKTI SEBUAH PESAN DARI MASA LALU
Semangat Pelestarian Sejarah dan Budaya begitu kuat di desa Seketii Balongbendo Sidoarjo ini dengan konsistennya penyelenggaraan kegiatan berbasis Budaya digelar , salah satunya menyiapkan sebuah tempat untuk menyimpan tinggalan tinggalan masa lalu di desa Seketi . Sejak tahun 2019 sebuah etalase disiapkan untuk menyimpan temuan fragmen miniatur Candi yang ditemukan di Situs Guo , beberapa Fragmen gerabah juga bata kuno dari Sentono Projo ditaruh di Resto Pendopo Sejahtera Balai Desa Seketi , beberapa hari sebelum digelar Festival Kampung Bambu tahun 2020 mas Ferry Aries Tya Sekretaris Desa Seketi , mas Agus Mulyono Lakon Jagad dan saya ( penulis ) mencoba mencari sebuah nama untuk tempat menyimpan artefak , mas Ferry menyebutkan kalau peta tinggalan Sejarah dibeberapa titik jika dihubungkan akan berbentuk layangan ,dari sana nama tersebut dijadikan usulan nama yang kemudian ditambah nama Bale didepan kata layang oleh mas Agus Mulyono dan dirangkai dibelakangnya dengan kata Sakti , akhirnya kami putuskan namanya Bale Layang Sakti .
Sebelumnya Sabtu 12 September 2020 beberapa orang pemuda Karang Taruna mengangkut 2 buah Lumpang batu sumbangan Kasun mas Heri ke Bale Layang Sakti dibawa dari belakang rumah mas Heri dengan motor angkut roda tiga .
Dalam pencarian kami itu mendapatkan cukup banyak artefak antara lain yang terbuat dari batu Andesit , Gerabah , tembikar , keramik asing , bata kuno , bata lengkung dan koin kuno kolonial . Setelah kami kumpulkan disalah satu sudut makam , kami menghubungi mas Ferry untuk minta bantuan alat untuk mengangkut artefak artefak tersebut ke Bale Layang Sakti , kemudian mas Sokif salah satu perangkat desa datang dengan alat angkut beroda satu ke makam , akhirnya artefak artefak diangkut ke lokasi kemudian dibersihkan oleh mas Candra dan Mbah Mulo .
Pada hari Rabu malam 16 September 2020 setelah selesai pembuatan Bale Layang Sakti Mbah Mulo , Moch Azriel , Ahmad Mambo , Penulis dibantu pemuda karang taruna menata artefak artefak agar bisa ditampilkan acara Sinau Bareng besoknya .
17 September 2020
Sinau Bareng Pelestarian Sejarah Budaya Desa Kampung Bambu Seketi
Pemerintah Desa beserta Karang Taruna Seketi mengadakan acara Sinau Bareng Pelestarian Sejarah Budaya Desa pada Kamis 17 September 2020 , acara yang dihelat dalam lingkup Festival Kampung Bambu Pasar Heppi ini dibuka secara resmi oleh Pj Camat Balongbendo Bapak M. Farkan pada pukul 20.50 WIB dengan menghadirkan 4 narasumber yaitu :
1. Wicaksono Dwi Nugroho , Arkeolog BPCB Jawa Timur.
2. Ozi Bongkar , Pendamping Pemberdayaan Desa.
3. Agus Subandriyo , Komuntas Pecinta Sejarah dan Budaya Garda Wilwatikta.
4. Bambang Hermanto , tokoh masyarakat Seketi.
Sedangkan sebagai Mederator Mbak Atika Amzar seorang penyiar Radio dari Radio Suara Sidoarjo , Mbak Atika Amzar segera membuka acara dengan memanggil satu persatu narasumber ke atas panggung dengan memperkenalkan kepada hadirin .
Bapak Bambang Hermanto mendapat kesempatan pertama menyampaikan Babad desa Seketi ,yaitu asal muasal mengapa desa ini dinamakan desa Seketi yang intinya kisah tentang datangnya Prabu Joko seorang murid Sunan Ampel ke desa ini , pada kesempatan ini sempat terjadi dialog hangat dengan Bambang Hermanto terkait kisah Prabu Joko ,juga nama nama dusun beserta Situs yang ada seperti Sentono Projo didusun Sonosari , Situs Guo dan Makam Prabu Joko didusun Seketi Ngampel , Makam Mbah Bronto didusun Gembongan ,Makam Mbah Bawak dipunden Krapyak didusun Seketi Kidul .
Selanjutnya giliran Agus Subandriyo ( Penulis ) memaparkan apa dan bagaimana komunitas Garda Wilwatika dikawasan Balongbendo khususnya didesa Seketi bagaimana peranannya terkait pelestarian Sejarah dan budaya yang tentu juga mennceritakan peranan komunitas yang lainnya , termasuk suka dukanya dalam proses pelestarian .
Mbak Atika Amzar sempat menanyakan tentang buku yang penulis bawa yaitu buku Mengais Jejak Peradaban Bhumi Kahuripan jilid 2 yang isinya catatan harian penelusuran Garda Wilwatikta diberbagai desa .
Selanjutnya Bapak Wicaksono Dwi Nugroho memaparkan tentang apa itu sejarah ,legenda termasuk kriteria benda yang termasuk Cagar Budaya dan mana yang bukan tetapi tetap sebagai tinggalan budaya masa lalu , Pak Wicak juga menyebutkan pasal pasal dalam Undang Undang Cagar Budaya terkait dugaan situs cagar budaya dan mana yang tidak .
Menurutnya cerita rakyat Babad Seketi masuk dalam pustaka kebudayaan sebagai kekayaan kearifan lokal , terkait tentang perlunya penanganan pihak terkait dalam hal ini BPCB Jawa Timur terhadap sebuah eskavasi sebuah karena sesungguhnya kegiatan penggalian terutama penggalian liar itu merusak ,karena bukan semata mata struktur bsngunan saja yang diungkap dalam sebuah penggalian tetapi juga perlu diungkap bagaimana bangunan itu bisa terpendam , ada peristiwa apa yang dimasa lalu ? ada peristiwa bencana alam seperti banjir ,gunung meletus atau gempa bumi ? untuk itulah diperlukan kolabarasi berbagai disiplin ilmu untuk mengungkapnya tidak hanya arkeologi saja tetapi juga geologi dan disiplin ilmu lainnya .
Pada kesempatan akhir Bapak Ozi Bongkar dari Pemberdayaan Pendampingan desa memberikan penjelasan kalau peranan desa dalam pembangunan terutama dalam pelestarian Sejarah dan Budaya yang ada dimasing masing semakin bisa diakomadasikan karena adanya Undang Undang tentang desa , sehingga setiap desa bisa memaksimalkan potensi potensi diatas dengan maksimal .
Demikianlah ringkasan Sinau Bareng Pelestarian Sejarah Budaya Desa Kampung Bambu tahun 2020 , Semoga dengan adanya kegiatan ini akan semakin membuat masyarakat sadar akan sejarah budaya sehingga akan bersatu padu melestarikannya ... kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar besarnya ..
Agus Subandriyo , Penulis