Tim Garda Wilwatikta memulai menelusuri tabir misteri yang menyelimuti Kedung Mojo, diawali dengan percakapan antara mas Eko Jayanto dengan bapak Suto warga setempat.
Lihat video disini
Dalam percakapan tersebut bapak Suto
bercerita, sekitar 15 tahun yang lalu
pernah menemukan sebuah arca yang terbuat dari kuningan ketika beliau diminta
seseorang untuk menebangi pohon bambu di suatu tempat. Dalam pengakuannya pak
Suto menemukan pecahan kepala arca di bawah akar pohon bambu yang menurutnya adalah kepala arca perempuan. Karena terlalu keras mengayunkan kapaknya, akhirnya kapak itu
kembali mengenai benda tersebut sehingga bagian badan arca tersebut menjadi pecah. Pak Suto akhirnya membuang bagian-bagian
arca tersebut ke dalam sebuah lubang, walaupun sebenarnya pak Suto merasa kurang enak sebab arca tersebut masih terlihat bagus dan warnanya
kuning berkilauan.
Setelah mendapat informasi lain kami segera
meluncur ke sebuah tempat yang telah disebutkan pak Suto, yaitu di tengah rerimbunan
bambu dan pohon jati.
Kami memasuki rerimbunan itu sambil menengok
kesana-kemari mencari sebuah pohon Kamboja yang menjadi tanda tentang makam
kuno (sesuai informasi dari pak Suto). Setelah beberapa saat mencari akhirnya
kami berhasil menemukannya. Makam itu tertutup oleh rerumputan kering yang sepertinya
sengaja dibuang disana. Setelah kami bersihkan ternyata di sini terdapat dua makam
yang ditandai dengan Nisan Bata kuno.
Kami menelusuri sekitar lokasi itu,
ternyata ada juga jejak pecahan bata kuno di sana. Karena lokasinya dekat dengan
Dukuh Pulolancing (tepatnya sebelah timurnya), membuat kami yakin bahwa kawasan
yang kami datangi ini masih satu kawasan dengan Dukuh.
Ternyata masih banyak hal yang tersembunyi
atau disembunyikan, entah itu karena faktor alam (Bencana Alam) atau memang
faktor kesengajaan untuk melindunginya dari sesuatu. Kita tetap terus menelusuri jejak-jejak yang ditinggalkan oleh leluhur kita. Karena kami masih yakin bahwa sejarah kita
tidaklah sekerdil yang ada di buku-buku sekolah.
Demikian yang bisa kami laporkan dari Dusun Kedung Mojo - Sukodani. Kurang lebihnya kami mohon maaf, terimakasih...
Salam Nuswantara!!!
Dengan semakin banyak temuan walaupun cuma pecahan bata kuno namub bukan berarti itu situs kecil saja bisa jadi yang terpendam dibawah permukaan tanah malah banyak dan besar
BalasHapusPerlu keniatan yg tinggi Dan rasa Cinta pada keingintahuan untuk terus dapat bergerak..menyusur jejak..yg mungkin para leluhur memang inginkan untuk ditemukan oleh anakcucunya .......
BalasHapusTerimakasih atas komentarnya
BalasHapus