31 Juli 2020
Jejak Peradaban di dusun Ngembul desa Kepuh Klagen Wringinanom Gresik
Sekitar dua minggu yang lalu mas Dedik Klagen bersama penulis melakukan penelusuran di pemakaman Ngembul , dalam penelusuran kami tersebut didapati bata bata kuno yang berukuran besar beralih fungsi menjadi Nisan , pecahan tembikar ,gerabah , lumpang batu kecil dan keramik asing serta beberapa nisan kuno era klasik . Dari galian parit yang baru dibuat juga ditemukan pecahan bata kuno dibeberapa titik ,mungkin pernah ada struktur bata disekitar makam , juga ditemukan pula pecahan bata bata lengkung yang oleh warga disusun lagi diatasnya kemungkinan dulu dibawahnya terdapat sebuah sumur kuno .
Tak jauh dari pemakaman terdapat sebuah sumber air atau Sendang , pohon kepuh dan pohon beringin , menurut penuturan mas Dedik sumber air tersebut sudah ada sejak dahulu ,kini diperluas kembali , konon sejak dahulu sumber air tersebut ada dua tempat yang bersebelahan , bisa jadi itu untuk pemisahan Gender antara laki laki dan perempuan. ( lihat Video selengkapnya disini klik https://youtu.be/fPuwhCM2ilQ )
Dalam kesempatan itu kami berdua melihat bata bata kuno betebaran dibawah pohon beringin ,sebagian terjepit diakar akar pohon ,hal ini membuat kami menduga kalau disekitar tempat ini ada sebuah pemukiman yang cukup ramai pada masa itu .
Adanya peralatan memasak seperti lumpang dari batu Andesit , pecahan gerabah lokal bahkan keramik asing ,adanya sumur kuno dan sumber air itulah yang membuat dugaan adanya pemukiman didusun Ngembul ini cukup mengemuka bagi kami , semoga akan ada temuan lain yang lebih memperkuatnya ..
Terimakasih
Agus Subandriyo , penulis.
Museum Kreweng
Upaya melestarikan Sejarah khususnya fragmen fragmen Terakota , tembikar dan gerabah peninggalan masa lalu dilakukan oleh dua anggota Komunitas Pelestari Sejarah Lakon Jagad yaitu Agus Mulyono dan Candra , dengan izin Mbah Sahuri mereka berdua mendirikan sebuah tempat untuk menyimpan temuan temuan fragmen Terakota atau biasa disebut Kreweng diselatan temuan Situs Terung dengan konsep out door .
Dengan alat dan bambu bambu seadanya mereka membuat meja demi meja untuk memuat pecahan pecahan terakota tersebut , kemudian tempat tersebut mereka namakan Museum Kreweng ,dalam perkembangan selanjutnya beberapa orang dari berbagai komunitas maupun warga Terung Wetan sendiri merapat ikut memberikan perannya , terutama perangkat desa seperti RT dan RW setempat .
Dengan sukarela mereka membantu menambah koleksi museum Kreweng dengan menyumbangkan fragmen fragmen arkeologi yang mereka temukan sehingga museum ini menjadi daya tarik tersendiri disamping situs yang berada disebelah utaranya . Beberapa rekan media juga meliputi kegiatan museum ini hingga museum Kreweng dikenal didunia maya ... Semoga upaya dan kerja keras Agus Mulyono , Candra menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya warga Terung Wetan untuk mencintai sejarah masa lalu di desanya , melalui museum Kreweng ini masyarakat dan kita semua bisa melihat kehebatan peradaban leluhur di masa lalu terutama tentang sejarah Kadipaten Trung ....
Terimakasih ...