G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

9 Februari 2017

Jejak Candi Andesit di Tengah Persawahan

Respati Kliwon 9 Februari 2017


   Sesuai rencana pagi itu sekitar pukul 09.30 WIB penulis bersama mas Aziz berangkat dari base camp menuju suatu tempat di daerah Bangsal – Mojokerto.
   Cuaca yang mendung menjadikan hawa tetap dingin, mataharipun enggan menampakkan dirinya menjadikan perjalanan semakin  dingin terlebih mas Aziz yang pendiam sehingga tiada kata yang terucap kecuali deru suara motor yang terdengar.

   Memasuki daerah Bangsal penulis sengaja memperlambat laju motor karena memang belum mengetahui tempat yang akan dituju. Setelah melewati jalan raya di depan SPN Bangsal penulis langsung berbelok ke kiri menyusuri tembok sekolah Polisi itu, terus ke arah utara hingga jalanan tiba di tengah dua persawahan.


   Sekitar 500 meter kemudian kami melihat ada sebuah pemakaman di kiri jalan, karena belum tahu tempat yang ditujukan kami memutuskan untuk masuk ke pemakaman tersebut untuk melihat apakah ada jejak bata kunonya disana. Setelah melihat-lihat ternyata di pemakaman ini terdapat bata-bata kunonya, dan seperti biasanya bata itu telah beralih fungsi menjadi nisan.



   Dari makam ini kami melihat di tengah-tengah persawahan yang luas itu terdapat sebuah tempat yang ditumbuhi pohon asem dan beberapa pohon lainnya, di bawahnya terlihat bangunan cungkup.


   Penulis mengajak mas Aziz menuju ke tempat tersebut, "Ziz, mungkin itu yang dimaksudkan mas Yogi, ayo kita mencari jalan menuju kesana!".

   Selanjutnya kami segera kembali ke arah selatan menuju jalan di tepi tembok pagar SPN, lalu berbelok ke barat menyusuri tembok hingga tiba di sebuah pemakaman persis di utara tembok itu.


   Kemudian penulis bertanya pada seorang bapak yang kebetulan sedang membersihkan makam tentang jalan menuju punden di tengah persawahan itu, menurut keterangan bapak tersebut punden tersebut adalah Punden Puloniti.

Posisi Punden Puloniti
   Setelah mendapat informasi kami berdua segera menelusuri jalanan berpaving menuju punden tersebut. Kami mendapati punden yang konon menurut cerita untuk menuju cukup wingit itu ternyata jalannya tidak berpaving lagi, jalan tanah yang berlumpur di kiri-kanannya ditumbuhi rumput, dengan bersusah payah kami akhirnya bisa tiba di depan punden Puloniti.


   Selanjutnya kami meninggalkan motor di galengan, lalu berjalan kali menuju ke punden. Di galengan itu terdapat sebuah batu balok andesit yang cukup besar, juga bata bata kuno, mas Aziz segera mengambil dokumentasi.





   Rumput cukup lebat walau belum tinggi, dari sela-selanya tersembul nisan-nisan bata kuno. Penulis mengarahkan pandangan pada sebuah lingga bulat yang menancap di depan bangunan Cungkup, terlihat lingga ini cukup besar.


   Tak jauh dari lingga tersebut terlihat dua batu andesit yang cukup besar masing-masing di sebelah selatan dan di sebelah utara. Setelah melihat dengan seksama ternyata di beberapa sisinya ada ornamennya. Melihat dari bentuk dan ornamennya mungkin salah satu batu penyusun dari sebuah bangunan Candi, sayang sekali kenapa bisa terdapat batu penyusun Candi yang berornamen bisa tercecer di punden Puloniti ini?

   Mungkinkah dahulu ada sebuah Candi yang telah roboh di tempat ini? Belum lagi keheranan kami hilang ketika masuk cungkup yang terdapat 4 makam itu, lagi-lagi nisannya ternyata dari batu andesit yang berornamen bahkan ada yang berelief juga.




   Jika benar bahwa dahulu ada sebuah Candi berbahan baku batu andesit yang telah roboh kemudian bagian bagiannya difungsikan sebagai nisan, kenapa dibiarkan saja oleh pihak yang terkait? Kenapa tidak ada upaya untuk menyelematkannya?

   Bukan tidak mungkin masih ada benda-benda Candi maupun artefak lainnya yang masih terpendam dalam tanah. Tidak ada keterangan tentang siapa-siapa yang dimakamkan di sini. Kalau kami boleh menduga dari nama Puloniti yang artinya adalah Pulo(tempat) & Niti/Meniti(berjalan).

   Selain itu di bawah pohon Asem juga terdapat pecahan lumpang, umpak, dan batu Pipisan.


   Sungguh amat disayangkan kalau situs ini diabaikan saja, tentang bagaimana bentuk dan fungsi dalam masa lalu biar para ahli saja yang membahasnya termasuk dari era kerajaan mana itu berasal.

Sekian yang bisa kami tuliskan....
Terimakasih…

AGUS SUBANDRIYO
Share:

1 komentar:

  1. om .. bangsal itu tempat kerja
    di SPN itu tempat pasukan bhayangkara gajahmada berkantor

    BalasHapus

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta