Sabda artinya adalah perkataan dari seorang yang dimuliakan, sabda adalah sebuah bentuk respon dari sebuah keadaan yang terjadi disebuah tempat. Dalam hal ini sebuah keadaan yang darurat serta perlu tindakan cepat dilakukan di situs yang diduga kuat sebagai Situs Kadipaten Terung, sebuah nama yang familiar dikalangan pecinta sejarah yaitu sebuah nama tempat yang keberadaannya dicatat dalam beberapa khazanah lokal sejarah sastra klasik, Pararaton maupun di cerita-cerita lokal tentang keberadaan sebuah Kadipaten penyanggah utama Kotaraja Mojopahit.
Dari kejadian itulah mereka berdua kemudian ditemui mbah Sahuri pemilik lahan dimana situs Terung berada untuk mengajak kepedulian komunitas yang ada untuk setidaknya merawat situs itu, tak lama kemudian Agus Mulyono Lakon Jagad juga bergabung bahkan secara khusus diminta oleh mbah Sahuri untuk mengajak teman-temannya merawat situs yang menurut sebuah pendapat salah seorang dari BPCB Trowulan adalah sebuah situs yang diduga telah ada sebelum Mojopahit itu.
Setelah berdiskusi dengan teman-teman dari 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya akhirnya akan dibuat sebuah papan nama untuk situs Terung yang akan diletakkan di sebelah selatan situs dan dua papan penunjuk lokasi situs serta sebuah catatan kecil tentang situs tersebut.
Akhirnya setelah berbagai persiapan akhirnya papan nama yang rencananya dipasang di selatan situs tersebut telah selesai dibuat oleh teman-teman dari Lakon Jagad sehingga akan dipasang pada hari Radhite 14 Januari 2018. Berbagai rencanapun digelar di Situs Kadipaten Terung tersebut yang diantaranya adalah melakukan resik-resik situs dengan menguras air yang menggenangi situs, mengundang 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya serta mengundang dua orang anggota Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo untuk melakukan peletakan batu pertama pengecoran papan nama situs yaitu Bapak Ali Masykuri dan Bapak Bangun Winarso.
Pukul 12.20 WIB prosesi pemancangan papan nama dilakukan dengan diawali pengurasan situs oleh teman-teman 6 komunitas, lalu papan nama situs segera diangkat bersama-sama untuk ditancapkan pada lubang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian sebuah ritual dilakukan oleh mbah Sahuri di lubang dengan menabur Cokbakal dan membakar dupa sebagai tanda dipasangnya papan nama dan disaksikan dua anggota DPRD Kabupaten Sudoarjo dan seluruh orang yang hadir.
Setelah proses pemasangan selesai diadakan kenduren syukuran di barat barat situs. Bapak Ali Masykuri dan Bapak Bangun Winarso turut berbaur dengan anggota 6 komunitas dengan lahap menyantap suguhan nasi Tumpeng yang dialasi daun pisang, sungguh ini sebuah kemesraan antara rakyat dan wakilnya semoga akan terjalin selamanya...
Setelah menyantap nasi Tumpeng tersebut pihak TVONE yang sejak pagi meliput kegiatan itu melakukan wawancara dengan dua orang anggota DPRD yang diwakili Bapak Bangun Winarso yang dalam sambutannya Beliau selaku anggota Dewan komisi D menyatakan kebanggaannya bisa hadir dan menyaksikan sendiri partisipasi masyarakat khususnya 6 komunitas pada upaya pelestarian situs-situs sejarah budaya yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan akan memperjuangkan adanya Peraturan Daerah (PERDA) tentang Cagar Budaya Sidoarjo segera diwujudkan.
Selanjutnya Tri Kisnowo Hadi mewakili 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya Sidoarjo juga diwawancarai TVONE tentang misi dan rencana kedepan 6 komunitas. Tri dalam wawancaranya menyebutkan akan mendorong pihak DPRD Sidoarjo khususnya komisi D untuk segera mencanangkan RAPERDA Cagar Budaya dan siap berdiskusi dengan pihak-pihak yang terkait, tentang rencana ke depan 6 komunitas akan saling bahu-membahu di berbagai wilayah yang ada temuan situsnya terutama Urang Agung, Terung, Pelawangan, Tarik dengan tentunya bekerjasama dengan pemerintah setempat dan masyarakat.
Begitu gemerlapnya Terung di masa silam ternyata tidak seiring sejalan dengan peninggalannya di sebuah tempat di lahan milik mbah Sahuri yang tahun 2011 lalu ditemukan sebuah situs yang berada di bawah permukaan tanah. Struktur bata yang bentuknya seperti huruf L tersebut mempunyai struktur bata atau trap-trapan 22 buah ke bawah sering terendam air dan terlihat kotor, bahkan dari ungkapan beberapa siswi SMA swasta di kota Krian yang beberapa bulan silam mengunjungi situs tersebut sempat berkata, "Ini situs apaan? Kok seperti blumbang?"
Tentu saja ungkapan siswi tersebut cukup menyedihkan bagi beberapa orang anggota komunitas pecinta sejarah yang kebetulan ada di sana, mereka adalah Tri Kisnowo Hadi dari Pimcab PPI Sidoarjo dan Mochammad Nizar dari Lakon Jagad.
Tentu saja ungkapan siswi tersebut cukup menyedihkan bagi beberapa orang anggota komunitas pecinta sejarah yang kebetulan ada di sana, mereka adalah Tri Kisnowo Hadi dari Pimcab PPI Sidoarjo dan Mochammad Nizar dari Lakon Jagad.
Dari kejadian itulah mereka berdua kemudian ditemui mbah Sahuri pemilik lahan dimana situs Terung berada untuk mengajak kepedulian komunitas yang ada untuk setidaknya merawat situs itu, tak lama kemudian Agus Mulyono Lakon Jagad juga bergabung bahkan secara khusus diminta oleh mbah Sahuri untuk mengajak teman-temannya merawat situs yang menurut sebuah pendapat salah seorang dari BPCB Trowulan adalah sebuah situs yang diduga telah ada sebelum Mojopahit itu.
Setelah berdiskusi dengan teman-teman dari 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya akhirnya akan dibuat sebuah papan nama untuk situs Terung yang akan diletakkan di sebelah selatan situs dan dua papan penunjuk lokasi situs serta sebuah catatan kecil tentang situs tersebut.
Akhirnya setelah berbagai persiapan akhirnya papan nama yang rencananya dipasang di selatan situs tersebut telah selesai dibuat oleh teman-teman dari Lakon Jagad sehingga akan dipasang pada hari Radhite 14 Januari 2018. Berbagai rencanapun digelar di Situs Kadipaten Terung tersebut yang diantaranya adalah melakukan resik-resik situs dengan menguras air yang menggenangi situs, mengundang 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya serta mengundang dua orang anggota Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo untuk melakukan peletakan batu pertama pengecoran papan nama situs yaitu Bapak Ali Masykuri dan Bapak Bangun Winarso.
Pukul 12.20 WIB prosesi pemancangan papan nama dilakukan dengan diawali pengurasan situs oleh teman-teman 6 komunitas, lalu papan nama situs segera diangkat bersama-sama untuk ditancapkan pada lubang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian sebuah ritual dilakukan oleh mbah Sahuri di lubang dengan menabur Cokbakal dan membakar dupa sebagai tanda dipasangnya papan nama dan disaksikan dua anggota DPRD Kabupaten Sudoarjo dan seluruh orang yang hadir.
Setelah proses pemasangan selesai diadakan kenduren syukuran di barat barat situs. Bapak Ali Masykuri dan Bapak Bangun Winarso turut berbaur dengan anggota 6 komunitas dengan lahap menyantap suguhan nasi Tumpeng yang dialasi daun pisang, sungguh ini sebuah kemesraan antara rakyat dan wakilnya semoga akan terjalin selamanya...
Setelah menyantap nasi Tumpeng tersebut pihak TVONE yang sejak pagi meliput kegiatan itu melakukan wawancara dengan dua orang anggota DPRD yang diwakili Bapak Bangun Winarso yang dalam sambutannya Beliau selaku anggota Dewan komisi D menyatakan kebanggaannya bisa hadir dan menyaksikan sendiri partisipasi masyarakat khususnya 6 komunitas pada upaya pelestarian situs-situs sejarah budaya yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan akan memperjuangkan adanya Peraturan Daerah (PERDA) tentang Cagar Budaya Sidoarjo segera diwujudkan.
Selanjutnya Tri Kisnowo Hadi mewakili 6 komunitas pecinta sejarah dan budaya Sidoarjo juga diwawancarai TVONE tentang misi dan rencana kedepan 6 komunitas. Tri dalam wawancaranya menyebutkan akan mendorong pihak DPRD Sidoarjo khususnya komisi D untuk segera mencanangkan RAPERDA Cagar Budaya dan siap berdiskusi dengan pihak-pihak yang terkait, tentang rencana ke depan 6 komunitas akan saling bahu-membahu di berbagai wilayah yang ada temuan situsnya terutama Urang Agung, Terung, Pelawangan, Tarik dengan tentunya bekerjasama dengan pemerintah setempat dan masyarakat.
Demikianlah secara umum acara pemancangan papan nama situs Kadipaten Terung ini lancar dan sukses, terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Bapak Ali Masykur dan Bapak Bangun Winarso yang telah berkenan hadir, teman-teman 6 Komunitas Sidoarjo, mbah Sahuri dan seluruh pihak yang membantu...
Salam Nusantara...
Agus Subandriyo anggota dari 6 Komunitas Sidoarjo.
0 komentar:
Posting Komentar