G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

15 Maret 2018

Upaya Pembuktian Hipotesa melalui Uji Geo Listrik



     Setelah berbagai proses dilalui akhirnya pada tanggal 9 - 12 Maret 2018 dilakukan Uji GeoListrik oleh Mahasiswa jurusan Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember di dua tempat, yaitu di Situs Kadipaten Trung (Terung Wetan Kecamatan Krian) dan Situs Alas Trik (Kedung Bocok Kecamatan Tarik).


     Sejak bulan Oktober 2017 telah ada upaya dari 6 Komunitas dan pihak ITS dalam hal ini Bapak Profesor Amien Widodo Kepada Team Riset Peradaban Nusantara untuk menjalin komunikasi tentang kemungkinan Riset Uji GeoListrik dari Mahasiswa Jurusan Geofisika semester akhir untuk kepentingan skripsi. Pertemuan pertama ketika 6 Komunitas menemukan Situs Brantas di Desa Leminggir Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Disanalah Bapak Amien Widodo beserta sejumlah mahasiswa-mahasiswanya melakukan survey awal di situs di tepi sungai Porong.



Prof. Amien Widodo survey situs brantas
     Dari situs Brantas 6 Komunitas mengajak rombongan ITS menuju Situs Alas Trik (saat itu belum ditemukan, sekitar makam Klinter Kedung Bocok Tarik) untuk sekedar melihat lokasi. Memang saat itu kami 6 komunitas sulit mengatakan kalau di sini juga ada dugaan situs yang terpendam karena hanya bata-bata kuno dan beberapa batu andesit saja yang bisa ditemukan di area makam Klinter.




Penulis memaparkan dugaan situs yang terpendam di sekitar makam Klinter

     Setelah pertemuan di makam Klinter dan Situs Brantas terjadi dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya di Situs Sendang Agung Desa Urangagung Kecamatan Sidoarjo dan disusul pertemuan ketiga di Situs Kadipaten Trung Desa Terung Wetan Kecamatan Krian.











     Proses Uji Geo-listrik dilakukan terlebih dahulu di Situs Alas Trik pada tanggal 9 - 10 Maret 2018 dengan rencana semula mengambil 7 titik lintasan. Namun setelah melihat kondisi dan cuaca yang akhirnya hanya diambil 6 lintasan. Sampai hari Sabtu 10 Maret 2018 baru tercapai 4 titik lintasan, akhirnya diputuskan untuk dilanjutkan pada hari Minggu pagi. Sejak pukul 5 pagi mahasiswa telah menuju lokasi tetapi karena lokasi yang hendak diukur tergenang air akibat hujan deras semalam, maka uji Geo-listrik tidak bisa dilakukan. Akhirnya mahasiswa menuju ke situs Kadipaten Trung di Desa Terung Wetan untuk melakukan Uji Geo-listrik disana.


     Rombongan Mahasiswa Geofisika ini diterima Bapak Agus Mulyono sesepuh komunitas Lakon Jagad dari anggota 6 komunitas. Tak lama kemudian persiapan Geo-listrik dilakukan pada 6 titik lintasan yang akan diukur, tetapi akhirnya hanya diambil 5 titik lintasan saja. Proses ini baik di Alas Trik dan Situs Kadipaten Trung telah dikawal oleh anggota dari 6 komunitas secara bergantian. Sekitar pukul 17.30 WIB seluruh proses Uji Geo-listrik selesai dilakukan.


     Setelah dijamu makan malam oleh bapak Agus Mulyono rombongan Mahasiswa ITS kembali ke basecamp di Balaidesa Kedung Bocok untuk bermalam dan keesokan harinya melanjutkan Uji Geo-listrik yang belum sempat selesai karena lokasi tergenang air.


Sketsa alas trik




Sketsa Rencana Geo-listrik Situs Trung




     Hari senin 12 Maret 2018 selepas Subuh mahasiswa ITS langsung menuju lokasi yang hendak diukur, yaitu di selatan temuan awal tepatnta di barat pohon asem, dengan lintasan utara selatan sepanjang 30 meter.


Dibarat pohon Asem
     Sekitar pukul 09.00 WIB mereka berpindah di sebelah utara makam tepatnya di sekitar pohon kepuh utara sungai patusan, dengan mengambil lintasan timur barat dengan variasi






     Beberapa anggota 6 komunitas hadir menemani mahasiswa pada hari terakhir ini diantaranya, Prasetyo, Arif, Bapak Hadi, penulis sendiri dan beberapa warga setempat. Sekitar pukul 15.00 WIB uji Geo-listrik telah rampung.


     Mahasiswa segera mengemasi peralatannya dan kembali ke Balaidesa Kedung Bocok untuk berkemas. Setelah itu mereka berpamitan kepada kepala desa Kedung Bocok Bapak H. Moh. Ali Ridho untuk kembali ke ITS. Berikut keterangan terkait Geo-listrik dan Geo-radar...


     Geo-listrik merupakan salah satu metode geofisika untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan melalui sifat resistivitas (tahanan jenis) batuan. Resistivitas batuan adalah kemampuan batuan untuk menghambat arus listrik. Semakin besar resistivitas batuan maka semakin sulit batuan tersebut untuk menghantarkan arus listrik yang melaluinya.





     Pengukuran resistivitas dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik melalui 2 elektroda di permukaan tanah dan 2 elektroda lain mengukur beda potensial/tegangan. Maka nanti akan didapatkan data arus listrik yang diinjeksikan dan data beda potensial yang terukur. Dari data tersebut dapat diukur nilai resistivitas batuan sesuai rumus



Resistivitas = Beda potensial dibagi arus



R = V / I



     Melalui nilai resistivitas yang didapat dari data geo-listrik, maka dapat diketahui jenis-jenis batuan yang ada di bawah permukaan tanah.


     Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode geofisika yang menggunakan pulsa radar untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan. Metode ini menggunakan radiasi elektromagnetik dalam band microwave (daerah gelombang mikro) (frekuensi UHF/VHF) dari spektrum radio, dan mendeteksi sinyal tercermin dari struktur bawah permukaan. GPR dapat digunakan dalam berbagai media, termasuk batuan, tanah, dan struktur. Hal ini  mendeteksi obyek, perubahan materi, rongga/luasan maupun keretakan.


     Sebuah bagian dari gelombang elektromagnetik (EM) terpantul saat mencapai batas antara dua bahan dengan sifat listrik yang berbeda. Sinyal yang dipantulkan akan dicatat pada sumber gelombang EM dan ditampilkan untuk operator dan sering direkam untuk analisis.


     Demikianlah proses Geo-listrik yang dilakukan mahasiswa Geofisika ITS di Situs Kadipaten Trung maupun di Situs Alas Trik antara tanggal 9 - 12 Maret 2018. Tentunya upaya ini semata-mata dilakukan untuk menindaklanjuti adanya temuan kedua situs tersebut terutama tentang dugaan persebarannya, apa dan bagaimana bentuk dan fungsinya.


     Tentunya kami dari 6 komunitas berharap akan ada kegiatan-kegiatan sejenis dimasa-masa mendatang di situs-situs yang lain. Terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Bapak Profesor Amien Widodo beserta segenap jajaran Pimpinan ITS, adik-adik mahasiswa Geofisika ITS, Bapak H.Moh.Ali Ridho beserta jajaran pemerintah Desa Kedung Bocok yang dengan ramah-tamah menerima adik-adik mahasiswa ITS. Sekali lagi terimakasih...



Salam Nusantara ...

 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta