Desa Modopuro
terletak di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Dalam perjalanan kami ke Desa
tersebut, kami juga menyinggahi beberapa tempat yang kami duga ada jejak
peradaban purbanya, antara lain sekitar jembatan Turi yang ada di Desa Leminggir
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Kami menuju sebuah warung yang ada di utara
jembatan Turi, setelah menikmati segelas es teh dan tahu goreng, kami mendapatkan informasi adanya reruntuhan di tepi Sungai
Brantas yang kemungkinan bekas dermaga dari sebuah pelabuhan.
Tidak menunggu waktu lama kami segera menuruni tanggul
menuju tempat yang dimaksudkan warga tersebut, dengan berhati-hati kami menuju
bibir Sungai Brantas di sebelah utara yang terlihat curam dan sering longsor. Setelah beberapa saat mengamati, kami mendapati reruntuhan bata kuno ada di tepi
sungai dan sebagian ada yang terbenam di bawah air.
Menurut informasi warga, ketika air Sungai Brantas surut maka akan
terlihat beberapa sumur di selatan maupun di utara. Cerita dari pemilik warung yang
tadi, dahulu ketika penambangan pasir belum terlalu marak di tepi-tepi sungai
terlihat pondasi yang membujur mengikuti arah sungai, namun setelah pasir-pasir
tersebut di eksplorasi secara liar maka pondasi-pondasi tersebut runtuh seperti
yang terlihat di foto.
Hal ini amat disayangkan sekali karena kita kehilangan situs
yang penting di dekat sungai yang bisa jadi adalah dermaga dari sebuah
pelabuhan.
Perjalanan kami lanjutkan menuju desa Modopuro, setelah
beberapa kali bertanya pada warga tentang dimana keberadaan makam Resi
Mayangkoro akhirnya kami berhasil menuju pada sebuah makam, makam tersebut tanahnya
lebih tinggi dari tempat lainnya. Disana banyak sekali bata-bata kuno yang
berserakan maupun yang ditata seperti tembok, juga terdapat umpak-umpak Andesit maupun artefak-artefak lainnya. Kemungkinan ada sebuah situs yang cukup besar berada di
makam ini.
Setelah menelusuri makam, kami menuju ke depan pada sebuah pendopo. Disana ada dua orang warga yang sedang beristirahat, kami pun mendekati mereka untuk menanyakan ada makam siapa saja yang ada di dalam cungkup tersebut. Salah satu warga itu
mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam area makam Resi Mayangkoro untuk
menemui Juru kuncinya. Setelah masuk ke dalam kami bertemu dengan juru kunci dan
berbincang-bincang mengenai makam Resi Mayangkoro tersebut. Tidak banyak yang
dikatakan oleh juru kunci tersebut, beliau malah berkata bahwa makam ini sering muncul ditayangan
Televisi seperti JTV. Yang jelas makam ini berhubungan dengan kerajaan namun tidak
jelas kerajaan mana. Juru kunci tersebut menganjurkan kami untuk menemui seorang warga
yang mengerti sejarah dari Makam Resi Mayangkoro. Karena waktu kami sangat terbatas, kami belum
sempat menemuinya.
Setelah mengambil beberapa dokumentasi di tempat ini, kami
segera berpamaitan pada juru kunci untuk kembali ke perjalanan pulang. Kami
sempat memikirkan sesuatu, mengapa begitu banyak artefak di makam Modopuro dibiarkan begitu
saja? mengapa tidak dikumpulkan di sudut pendopo untuk diselamatkan?
Dalam perjalanan
pulang kami juga mampir di beberapa makam yang ada di perjalanan pulang. Semua
terindikasi ada jejak peradabannya, ada bata-bata kuno di setiap makamnya, ini
menunjukkan adanya persebaran peradaban yang luas di daerah ini.
Demikianlah catatan yang bisa
kami sampaikan, jelas banyak kekurangannya di sana sini, untuk itu kami mohon
maaf yang sebesar besarnya, terimakasih...
Semakin lama semakin luas persebaran bata kunonya ..sebenarnya seberapa luas >>>?
BalasHapus