G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

1 Februari 2018

Sumur Kuno Alas Trik


     Syarat utama adanya sebuah peradaban adalah ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan utamanya. Untuk memenuhinya sebuah peradaban itu tidak jauh dari aliran sungai, telaga atau sumber air lainnya. Dari pentingnya air bagi kehidupan tersebut muncul upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan itu dengan membuat sumur.
     Sumur pada perkembangannya bermacam-macam bentuk dan fungsinya. Ada yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan digunakan untuk kepentingan keagamaan, seperti halnya yang banyak terdapat di Trowulan. Terdapat dua macam bentuk sumur, sumur bundar biasa diaebut sumur Jobong dan sumur yang  berbentuk kotak.
     Sumur Jobong biasanya ada dipemukiman yang tentunya dipergunakan untuk mandi, mencuci dan lain-lain. Sementara sumur kotak biasanya ada di tempat suci atau tempat pemujaan yang fungsinya  untuk membersihkan diri sebelum beribadah atau melakukan ritual seperti yang ada di Situs Pelawangan sebelah selatan maupun yang ada di sumur Upas Trowulan.

     Ada sebuah versi tentang sumur bundar dan sumur Kotak yang selama ini beredar yaitu: sumur bundar disebut sebagai Sumur Lanang, sedangkan sumur kotak disebut Sumur Wadon keduanya merupakan simbol kehidupan di dunia ini yang selalu berlawanan, selalu berpasangan seperti simbol Lingga Yoni.
     Ternyata sumur bundar ini juga banyak terdapat di luar Trowulan seperti di Dusun Ciro Kulon Desa Bakung Temenggungan yang digali oleh Tri Kisnowo Hadi dan kawan-kawan dari Pimcab PPI bulan Juli 2017 lalu. Sumur kuno di Dukuh Pulolancing Desa Kedung Sukodani yang diperkenalkan Komunitas Garda Wilwatikta akhir tahun 2015 termasuk juga yang ada di Dusun Klinter Desa Kedung Bocok Tarik.


     Sumur Jobong tersebut kembali diungkap oleh pemuda Karang Taruna Kedung Bocok bersama Komunitas Satrio Puser Mojopahit pada tanggal 27 Januari 2018.
     Ketika ditemukan kembali kondisi sumur Jobong itu cukup menyedihkan karena dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga, bapak Hadi warga Bocok Lor mencoba membersihkan sumur ini dari sampah diwaktu petang bersama Sultoni dan Umarijono.
     Pembersihan dilanjutkan dihari Minggu 28 Januari 2018 bersama-sama warga setempat dan karang taruna yang nampak bersemangat melestarikan peninggalan purbakala. Adanya temuan sumur Jobong ini semakin memperkuat hipotesa adanya pemukiman kuno di Desa Kedung Bocok ini dan tentunya berhubungan dengan pemukiman awal Mojopahit di hutan Trik.
     Tarik adalah topomini dari Trik atau Terik yang kini menjadi sebuah kecamatan, diduga kuat inilah Mojopahit Wiwitan. Hal ini didukung dengan temuan-temuan di Medowopuro Gamping Rowo dan sekitarnya.
     Sumur Jobong Klinter ini diameternya sekitar 50 centimeter, kedalamannya belum diketahui karena belum diadakan penggalian, sementara ini baru dibersihkan bagian atasnya dan semoga akan difungsikan lagi.

 

     Demikianlah temuan demi temuan terus bermunculan di Desa Kedung Bocok ini khususnya dan Tarik umumnya.
     Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Desa Kedung Bocok, Karang Taruna dan seluruh warga Kedung Bocok yang semakin hari semakin mencintai peninggalan leluhurnya.
Terimakasih ...
Salam Nusantara...

Agus Subandriyo anggota Garda Wilwatikta 6 Komunitas Sidoarjo
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta