Minggu 18 Februari 2018 sekitar pukul 13.30 WIB dilakukan penyelamatan sebuah artefak berupa Umpak -yang berukuran 70 cm x 70 cm dan tinggi 30 cm- oleh Pemerintah Desa Kedung Bocok yang dipimpin langsung oleh kepala desanya yaitu H. Moh. Ali Ridho, Karang Taruna dan didukung 6 Komunitas Sidoarjo.
Umpak berada di tepian sungai Brantas (Porong) di Dusun Bocok Kidul atau oleh masyarakat disebut Pulo, sekitar 60 meter dari bibir sungai. Umpak tersebut di angkat dengan menggunakan alat berat Bego yang disewa saat kebetulan sedang berada disekitar tempat tersebut karena ada proyek pembangunan jalan dan pemasangan pipa PDAM yang melintasi sepanjang tepian sungai Porong dari Mliriprowo sampai Kwatu.
Sebelumnya rencana pemindahan Umpak sudah lama yaitu sejak 31 Desember 2017 yang lalu, namun baru 18 Februari 2018 dilakukan. Sejak pukul 12.00 WIB para anggota Karang Taruna dan anggota 6 Komunitas telah bersiap menuju lokasi tempat Umpak itu berada, diiringi Mbah Sahuri dari Terung Wetan yang kebetulan berada di Balai Desa Kedung Bocok untuk mengunjungi museum. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya akhirnya pukul 13.30 WIB alat berat tersebut berhasil memindahkan Umpak dengan hati-hati dan ditempatkan di atas mobil pick up yang kemudian dibawa menuju balai desa Kedung Bocok.
Sekitar pukul 16.00 WIB, batu Umpak tersebut telah sampai di balai desa Kedung Bocok dengan disaksikan puluhan warga dan pengunjung museum.
Butuh sekitar 8 orang warga untuk mendorong batu tersebut untuk diturunkan dari mobil pick up. Setelah mencoba beberapa cara akhirnya batu tersebut bisa ditaruh di tanah tetapi kondisinya terbalik, akhirnya dengan kerja keras akhirnya Umpak besar itu dapat dibalik dan ditempatkan di sebelah selatan museum bersama 3 buah batu lumpang yang telah ada lebih dulu.
Menurut cerita masyarakat, konon Umpak tersebut pernah diambil oleh orang dan dibawa ke rumah namun secara mengejutkan Umpak tersebut kembali lagi ditempat semula yaitu di Pulo, hal inilah yang membuat masyarakat khususnya warga Bocok tidak berani mengusiknya.
Batu Umpak ini ditemukan lagi oleh Bapak Hadi dari Bocok Lor sekitar pertengahan tahun 2016, Komunitas Satrio Puser Mojopahit, Garda Wilwatikta dan Lakon Jagad sempat melihat kondisi Umpak tersebut pada bulan Juli 2017.
Umpak berada di tepian sungai Brantas (Porong) di Dusun Bocok Kidul atau oleh masyarakat disebut Pulo, sekitar 60 meter dari bibir sungai. Umpak tersebut di angkat dengan menggunakan alat berat Bego yang disewa saat kebetulan sedang berada disekitar tempat tersebut karena ada proyek pembangunan jalan dan pemasangan pipa PDAM yang melintasi sepanjang tepian sungai Porong dari Mliriprowo sampai Kwatu.
Sebelumnya rencana pemindahan Umpak sudah lama yaitu sejak 31 Desember 2017 yang lalu, namun baru 18 Februari 2018 dilakukan. Sejak pukul 12.00 WIB para anggota Karang Taruna dan anggota 6 Komunitas telah bersiap menuju lokasi tempat Umpak itu berada, diiringi Mbah Sahuri dari Terung Wetan yang kebetulan berada di Balai Desa Kedung Bocok untuk mengunjungi museum. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya akhirnya pukul 13.30 WIB alat berat tersebut berhasil memindahkan Umpak dengan hati-hati dan ditempatkan di atas mobil pick up yang kemudian dibawa menuju balai desa Kedung Bocok.
Sekitar pukul 16.00 WIB, batu Umpak tersebut telah sampai di balai desa Kedung Bocok dengan disaksikan puluhan warga dan pengunjung museum.
Menurut cerita masyarakat, konon Umpak tersebut pernah diambil oleh orang dan dibawa ke rumah namun secara mengejutkan Umpak tersebut kembali lagi ditempat semula yaitu di Pulo, hal inilah yang membuat masyarakat khususnya warga Bocok tidak berani mengusiknya.
Batu Umpak ini ditemukan lagi oleh Bapak Hadi dari Bocok Lor sekitar pertengahan tahun 2016, Komunitas Satrio Puser Mojopahit, Garda Wilwatikta dan Lakon Jagad sempat melihat kondisi Umpak tersebut pada bulan Juli 2017.
Syukur Alhamdulillah dengan adanya Umpak ini semakin melengkapi koleksi Museum Alas Trik yang ada di balai desa Kedung Bocok - Tarik - Sidoarjo. Semoga hal ini akan semakin menambah rasa cinta kita kepada peninggalan-peninggalan sejarah di Negara ini, khususnya di kecamatan Tarik dan akan semakin menguak sejarah keberadaan Mojopahit awal di wilayah Tarik.
Harapan kita semoga pihak terkait dalam pelestarian segera melakukan tindakan untuk meneliti semua peninggalan tersebut. Semoga...
Salam Nusantara...
0 komentar:
Posting Komentar