Sejak ditemukannya struktur pondasi di Dusun Klinter Desa Kedung Bocok Kecamatan Tarik Sidoarjo Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB oleh warga setempat yang bernama bapak Paiman 73 tahun, perkembangan situs yang diberi nama Situs Alas Trik sangat cepat, terutama pemberitaan secara sporadis di media sosial oleh berbagai pihak telah mengundang reaksi berbagai pihak terutama dari pihak terkait.
Setelah viralnya temuan tersebut oleh berbagai media massa baik cetak, online maupun televisi pada tanggal 7 Februari 2018 Team Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur bersama Team Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo mendatangi Balai desa Kedung Bocok guna meninjaklanjuti adanya temuan Struktur Pondasi yang diduga berasal dari zaman Awal.Mojopahit. Selain itu BPCB juga mensosialisasikan Undang-Undang Cagar Budaya pada kesempatan tersebut.
Adalah Bapak H. Moh. Ali Ridho selaku kepala desa Kedung Bocok menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hukum terkait temuan di wilayahnya, semua temuan dan kronologis telah dilaporkan secara detail kepadanya sore itu juga pada tanggal 3 Februari 2018 yang silam, bahkan menurut koordinasinya hal tersebut telah dilaporkan pada Camat kecamatan Tarik, Polsek Tarik maupun Koramil.
Selain itu penggalian yang kemudian dilakukan oleh warga karena rasa penasaran seberapa luas struktur tersebut juga atas sepengetahuannya, bahkan Abah Ridho (begitu nama panggilan akrab kades) sendiri juga ikut membantu melakukan penggalian. Sedangkan mengenai adanya komunitas yang turut serta dalam proses ini karena memang atas undangannya (lihat pada bagian Penyelamatan Dorpel) sehingga atas tanggapan dari Kepala Desa ini akhirnya diputuskan sebuah keputusan bahwa Pihak BPCB Jawa Timur, Dispora Sidoarjo maupun Pemerintah Desa Kedung Bocok akan bekerjasama dalam menindaklanjuti temuan ini termasuk akan melibatkan berbagai pihak termasuk warga dan Komunitas Pencinta Sejarah yang ada.
Beberapa hari setelah itu warga kembali menemukan temuan struktur lagi di saluran air (sebelah tenggara dari temuan pertama) dan di sebelah barat temuan awal (sebelah barat sungai Patusan). Warga tersebut adalah bapak Mahfud dan bapak Agus Suyatno, dua-duanya adalah warga Dusun Klinter.
Atas temuan tersebut oleh Kepala Desa Bapak H. Moh. Ali Ridho dilaporkan langsung ke kantor BPCB Jawa Timur di Trowulan dan Dispora Sidoarjo via surat yang dikirimkan oleh salah seorang anggota komunitas pecinta sejarah (6 Komunitas) langsung ke Sidoarjo.
Hari Rabu 21 Februari 2018 Team BPCB Jawa Timur dan Dispora Sidoarjo kembali mendatangi Desa Kedung Bocok untuk melihat temuan kedua dan ketiga. Dari BPCB dipimpin langsung Kepala Kasi Perlindungan dan Perawatan Bapak Drs. Edhi Widodo sedangkan dari Dispora Sidoarjo diwakili Bapak Petrus, dan juga hadir beberapa orang dari UGM. Acara peninjauan tersebut diliput 2 media televisi nasional yaitu TVONE dan TVRI. Setelah melakukan survey dilokasi penemuan kedua dan ketiga kegiatan dilanjutkan dengan melihat temuan sumur kuno dan museum di balai desa.
Sebelumnya pada tanggal 11 Februari 2018 situs Alas Trik ini mendapat kunjungan dari ITS Surabaya yang hendak melakukan penelitian Geo Radar dan Geo Listrik di sekitar lokasi temuan.
Profesor Amien Widodo beserta mahasiswa semester akhir jurusan Geologi datang melihat lokasi temuan di sekitar makam Klinter juga melihat artefak di museum. Tujuan dari ITS ini adalah membantu memetakan dugaan persebaran situs di Kedung Bocok khususnya di Dusun Klinter.
Dari berbagai peristiwa tersebut membuncah sebuah harapan bagi kita semua, bahwa perlunya kerjasama berbagai pihak dalam menguak dan menindak lanjuti temuan Situs Alas Trik ini, demi mengetahui sejarah yang selama ini masih misteri tentang tempat berdirinya Mojopahit yang disebutkan dalam serat Pararaton.
Berduyun-duyunnya masyarakat Tarik dan sekitarnya untuk melihat langsung temuan situs Alas Trik ini membuktikan bahwa sesungguhnya masyarakat masih cinta dan rindu pada peninggalan sejarah bangsanya, mereka masih rindu seperti apa dan bagaimana leluhurnya membangun pemukiman peradaban yang luhur.
Semoga akan terwujud segala keinginan tersebut...
Adalah Bapak H. Moh. Ali Ridho selaku kepala desa Kedung Bocok menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hukum terkait temuan di wilayahnya, semua temuan dan kronologis telah dilaporkan secara detail kepadanya sore itu juga pada tanggal 3 Februari 2018 yang silam, bahkan menurut koordinasinya hal tersebut telah dilaporkan pada Camat kecamatan Tarik, Polsek Tarik maupun Koramil.
Selain itu penggalian yang kemudian dilakukan oleh warga karena rasa penasaran seberapa luas struktur tersebut juga atas sepengetahuannya, bahkan Abah Ridho (begitu nama panggilan akrab kades) sendiri juga ikut membantu melakukan penggalian. Sedangkan mengenai adanya komunitas yang turut serta dalam proses ini karena memang atas undangannya (lihat pada bagian Penyelamatan Dorpel) sehingga atas tanggapan dari Kepala Desa ini akhirnya diputuskan sebuah keputusan bahwa Pihak BPCB Jawa Timur, Dispora Sidoarjo maupun Pemerintah Desa Kedung Bocok akan bekerjasama dalam menindaklanjuti temuan ini termasuk akan melibatkan berbagai pihak termasuk warga dan Komunitas Pencinta Sejarah yang ada.
Beberapa hari setelah itu warga kembali menemukan temuan struktur lagi di saluran air (sebelah tenggara dari temuan pertama) dan di sebelah barat temuan awal (sebelah barat sungai Patusan). Warga tersebut adalah bapak Mahfud dan bapak Agus Suyatno, dua-duanya adalah warga Dusun Klinter.
Atas temuan tersebut oleh Kepala Desa Bapak H. Moh. Ali Ridho dilaporkan langsung ke kantor BPCB Jawa Timur di Trowulan dan Dispora Sidoarjo via surat yang dikirimkan oleh salah seorang anggota komunitas pecinta sejarah (6 Komunitas) langsung ke Sidoarjo.
Hari Rabu 21 Februari 2018 Team BPCB Jawa Timur dan Dispora Sidoarjo kembali mendatangi Desa Kedung Bocok untuk melihat temuan kedua dan ketiga. Dari BPCB dipimpin langsung Kepala Kasi Perlindungan dan Perawatan Bapak Drs. Edhi Widodo sedangkan dari Dispora Sidoarjo diwakili Bapak Petrus, dan juga hadir beberapa orang dari UGM. Acara peninjauan tersebut diliput 2 media televisi nasional yaitu TVONE dan TVRI. Setelah melakukan survey dilokasi penemuan kedua dan ketiga kegiatan dilanjutkan dengan melihat temuan sumur kuno dan museum di balai desa.
Sebelumnya pada tanggal 11 Februari 2018 situs Alas Trik ini mendapat kunjungan dari ITS Surabaya yang hendak melakukan penelitian Geo Radar dan Geo Listrik di sekitar lokasi temuan.
Profesor Amien Widodo beserta mahasiswa semester akhir jurusan Geologi datang melihat lokasi temuan di sekitar makam Klinter juga melihat artefak di museum. Tujuan dari ITS ini adalah membantu memetakan dugaan persebaran situs di Kedung Bocok khususnya di Dusun Klinter.
Dari berbagai peristiwa tersebut membuncah sebuah harapan bagi kita semua, bahwa perlunya kerjasama berbagai pihak dalam menguak dan menindak lanjuti temuan Situs Alas Trik ini, demi mengetahui sejarah yang selama ini masih misteri tentang tempat berdirinya Mojopahit yang disebutkan dalam serat Pararaton.
Berduyun-duyunnya masyarakat Tarik dan sekitarnya untuk melihat langsung temuan situs Alas Trik ini membuktikan bahwa sesungguhnya masyarakat masih cinta dan rindu pada peninggalan sejarah bangsanya, mereka masih rindu seperti apa dan bagaimana leluhurnya membangun pemukiman peradaban yang luhur.
Semoga akan terwujud segala keinginan tersebut...
Salam Nusantara...
0 komentar:
Posting Komentar