PERTEMPURAN DUA PANGERAN
Terdengar benturan suara yang menggelegar di
atas pepohonan yang melingkar mengelilingi tempat yang asing itu, tampak
sesosok lelaki berpakaian khas sebuah kerajaan sedang melayang dan berlatih mempersiapkan
jurus-jurus pangkasnya. Terlihat dia menatap ke arah depan dengan tatapan
sangat tajam seolah terdapat api yang siap membakar apapun yang dilihatnya. Sementara
itu di hadapanya ada saudaranya yang sedang berdiri berkacak pinggang dengan
senyum sinis di wajahnya, sesaat terjadi keheningan ….
Dengan mata melotot pangeran Joyo Subroto membentak kakaknya yang sedang berkacak pinggang “Wahai Kakang, nampaknya kau meremehkanku. Jangan terlalu meremehkanku, aku bisa saja merobohkanmu!“.
“Joyo Subroto, aku bukan takut padamu... hanya saja aku sedang
malas melayani dirimu!“ jawab Joyo Jumeno dengan nada menghina.
Joyo Subroto pun tertawa melihat sikap dari kakaknya
yang merendahkan dirinya, sehingga membuat emosi Joyo Subroto semakin memuncak
secepat kilat. Dia pun melayangkan tendangannya menuju ulu hati Joyo Jumeno.
“Hiiaaaaaaaaaatttttt !“.
“Hooooooooppp yaaaaaaaaahh !“
Sehingga terjadilah pertarungan yang sangat sengit
diantara dua pangeran itu. Serangan silih berganti, jurus-jurus hebat mereka
peragakan sehingga pertarungan terlihat seimbang. Sesekali Joyo Subroto
terdesak oleh serangan kakaknya Joyo Jumeno, sehingga dia hampir saja terjatuh,
namun dengan sigap Joyo Subroto kembali terbang untuk melayani serangan-serangan
dari saudaranya.
Pertarungan berjalan
hingga dua hari dua malam, keduanya memang sama-sama sakti mandraguna, sehingga
pertarungan dilanjutkan dengan adu senjata, masing-masing telah menghunuskan
senjatanya. Joyo Jumeno langsung menyerang dengan membabi buta ke arah tubuh
adiknya. Dengan cepat Joyo Subroto segera menangkis dan menghindar dari
serangan kakaknya itu, bahkan secara perlahan-lahan dia mulai mendesak kakaknya
sehingga kakaknya semakin terdesak.
“cukup! kamu memang hebat! sekarang mari kita adu ajian!“
Kemudian Joyo Jumeno
mempersiapkan ilmu pamungkasnya ajian lebur saketi, sementara Joyo Subroto juga
mempersiapkan ajian pamungkasnya yaitu ajian brojo musti.
“kakang Joyo Jumeno, baiklah kalau kakang memang ingin mengadu
jiwa denganku! tetapi jangan menyesal kakang…!"
“hahahahahahahahahahahahahahahahaaaaaaaaaaaaah! jangan banyak
omong kamu Joyo Subroto! tidak mungkin kamu bisa mengalahkanku!“
Kedua pangeran tersebut segera mempersiapkan diri
untuk bertarung antara hidup dan mati. Tak lama kemudian tejadilah benturan
yang dahsyat! dan tubuh Joyo Subroto keluar cahaya berwarna jingga sementara
dari tubuh Joyo Jumeno keluar warna kemerahan. Tak lama kemudian kedua
warna itu saling berbenturan dengan sangat keras sekali.
"glaaaaaaaaaaaaaar !!!!!!!"
gambar ilustrasi |
>>>ikuti kisah selanjutnya di Tiga Tempat Misterius
Sebuah kisah slalu muncul mengiring sebuah perjalanan kita
BalasHapus