Blusukan di Desa Kwedenkembar

   Pada tanggal 28 Desember 2015, kami melaporkan hasil observasi di Dukuh ke pihak BPCB Trowulan. Kami menyerahkan laporan proposal kepada BPCB yang diterima langsung oleh bapak Nugroho Lukito selaku staf BPCB. Setelah kami serahkan sepenuhnya kepada pihak BPCB, kami pun pulang menuju sebuah Desa bernama Kweden Kembar.

   Sepanjang perjalanan, saya selaku ketua Garda Wilwatikta mengontak mas Dedy Ardianto selaku warga di Desa Kweden Kembar. Beliau mempersilahkan kami untuk mampir ke tempat Balai Dukuh untuk bertemu dengan kakak dari mas Dedy Ardianto yang menjabat sebagai Kepala Desa di Kweden Kembar.

   Karena bapak Kades sedang ada acara sebentar di luar, kami pun menunggu beliau sambil berbincang-bincang dengan perangkat Desa di Balai Dukuh. Setelah beberapa menit akhirnya kami pun bertemu dengan bapak Kades, beliau juga menyambut kami dengan senang hati dan mengajak kami untuk minum kopi di salah satu warung.

   Nampaknya kakak dari mas Dedy Ardianto ini senang dengan sejarah, tetapi beliau belum tahu betul tentang sejarah di Desanya ini, mulai dari asal-usul Desa sampai dengan sejarah makam-makam yang ada di Desa ini. Atas izin dari beliau kami pun diantarkan oleh seorang Kepala Dusun yaitu bapak Yono untuk menuju sebuah Punden yang katanya bernama Punden Mbah Singo.

   Saat perjalanan menuju Punden itu, mata kami terbelalak oleh sesuatu yang aneh. Di bentangan persawahan sebelah timur terdapat batu-batu berukuran besar yang tersebar di sepanjang area persawahan. Konon katanya batu-batu itu berasal dari letusan gunung.

   Sesampainya di Punden, kami melihat ada sebuah makam dari Mbah Singo yang nampak aneh dari biasanya. Makam ini berbeda dengan makam-makam pada umumnya yang membujur dari arah Utara-Selatan, makam ini justru membujur pada arah Timur-Barat. Makam ini berada di bawah dari sebuah pohon besar.

punden mbah Singo

   Pada saat mas Agus Subandriyo melakukan dokumentasi pada makam ini dengan video (lihat video), muncul seekor ular kecil yang keluar dari tempat sembunyinya di pohon. Entah apakah ular tersebut tahu tentang kedatangan kami ataukah ada sesuatu yang menggangu ular tersebut sehingga keluar dari tempat persembunyiannya.

pecahan batu pipisan

   Ketika kami mengelilingi tempat ini, kami juga menemukan sebuah pecahan batu pipisan. Dan menurut cerita dari pak Yono, di sebelah selatan dari makam Mbah Singo ini juga ada 2 makam lagi, tapi entah makam siapa itu. Di sebelah barat Punden ini tanahnya berbeda dengan di sawah, pak Yono mengatakan bahwa tanah ini disebut Kebon Alas. Dari bentuk tanahnya yang seperti bukit, kami menduga bahwa kemungkinan batu-batu besar tadi menggelinding dari bukit itu ke arah persawahan, tapi itu entah benar atau tidak, kami masih terus menyelidikinya.

   Hanya itu informasi yang dapat kami sampaikan dari Desa Kweden Kembar. Kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, terimakasih…

Salam nuswantara…

...
Ketum Garda Wilwatikta

Nanda Eko Jayanto