Jasmerah ! Jangan lupakan Sejarah !
25 Desember 2019
TEMUAN TERAKOTA PECAHAN MINIATUR CANDI DI SITUS GUO HINGGA SENDRATARI PERTAMA DI SIDOARJO
Jasmerah ! Jangan lupakan Sejarah !
Diskusi Sejarah Lokal dan Bedah Buku Revolusi Di Pinggir Kali ( Gerakan Literasi )
21 Agustus 2019
SELAYANG PANDANG PERADABAN KEPUH KLAGEN
35 x 18 x 6 centimeter
30 x 19 x 7 centimeter
Namun menurut mas Dedik ada yang berukur besar lagi yaitu 50 x 35 x 8 centimeter .
https://youtu.be/oUlKcdUFDn4
3 Juli 2019
SITUS SUMBER BEJI DAN SITUS KEDATON
(lihat catatan Sugihwaras)
(lihat catatan Mbah Pande Gong)
Situs Sumberbeji (sumber: Regional Kompas) |
Situs Kedaton (sumber: jatimnow.com) |
29 Juni 2019
SITUS KEPAKISAN DITEMUKAN
16 Maret 2019
Selayang Pandang Jejak Peradaban Desa Seketi
Memang benar bila kita melihat secara teliti didalam lobang Guo tersebut disisi timur terdapat struktur bata yang mirip dinding yang berorientasi utara dan selatan demikian pula disisi barat namun dibagian ini terlihat miring mungkin terkena desakan akar pohon Kecacil yang ada , selain itu melihat ukuran bata kuno yang besar dan tebal dengan ukuran rata- rata 32.5 cm × 22.5 cm dengan ketebalan sampai 7 cm menunjukkan kalau bata-bata kuno ini diduga kuat berasal dari era Majapahit , ini menunjukkan kalau di desa Seketi ini terdapat jejak peradaban kuno seperti didesa Suwaluh , Watesari , Kemangsen dan Bakalan Wringinpitu .
5 Maret 2019
SITUS PURBAKALA DIMATA MAHASISWA SEJARAH
Situs - situs peninggalan bersejarah merupakan kaca benggala untuk belajar dari masa Silam , tanpa mengetahui siapa sebenarnya diri kita , para pendahulu kita hidup dimasa Silam sulit rasanya kita bertindak dimasa kini agar tidak terperosok dimasa depan .
Dalam penulisan sejarah tentu ada tahapan dan urutannya secara detail terlebih bagi para penulisnya , tanggal 25 Februari 2019 yang lalu 6 orang mahasiswa sejarah Universitas Negeri Surabaya mengadakan observasi dan pengumpulan informasi tentang berbagai hal tentang Situs yang ada di Dusun Klinter , Desa KedungBocok Tarik Sidoarjo .
Kedatangan 6 Mahasiswa tersebut disambut oleh sejumlah anggota komunitas di balai desa KedungBocok pukul 15.00 WIB yang dipimpin Umarjiono , Prasetyo, Azriel , Agus Suyatno , Azriel, bapak Hadi dan Muhaqi .
Wawancara segera dilakukan oleh mahasiswa dengan meminta keterangan dari Umarjiono , Prasetyo dan bapak Hadi tentang kronologi penemuan Struktur pondasi dan artefak-artefak lainnya , termasuk alasan kenapa situs yang ditemukan tersebut dinamakan Situs Alas Trik , tak lama kemudian kepada Desa KedungBocok datang dan mempersilahkan kami semua masuk diruangannya .
Kami semua masuk diruangannya kepala desa KedungBocok yang berAC baru tersebut , Ubed panggilan akrab salah seorang mahasiswa menyampaikan keinginannya pada H. M. Ali. Ridho tentang tugas dari kampusnya untuk melakukan observasi dan pencarian informasi tentang Alas Trik .
Abah Ridho sangat menyambut positif atas tujuan mahasiswa ini , Beliau mempersilahkan mahasiswa melakukan kegiatannya dan berterima kasih kepada semua upaya memperkenal situs yang ada di desanya agar dikenal dan diakui .
Selanjutnya observasi dilakukan di Situs dan sekitarnya , dengan mewancarai penulis tentang persebaran Jejak di lokasi ,dilanjutkan oleh Prasetyo , Umarjiono dan bapak Hadi , sementara Azriel mengambil dokumentasi kegiatan tersebut .
Setelah dari situs mahasiswa juga melihat sejumlah artefak dimuseum Darurat untuk menambah bukti penguat adanya situs Alas Trik termasuk keterangan dari BPCB Trowulan yang arsipnya ada di pemerintah desa KedungBocok .
Sekian.
Agus Subandriyo , penulis.
4 Maret 2019
SURVEY DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JATIM DI SITUS ALAS TRIK
11 Februari 2019
Sejarah Lokal sebagai Sumber Sejarah Nasional sekaligus sebagai pembandingnya
2. Duwi Setiya Utomo.
Setelah acara dibuka oleh Ibu Lailatul Musyarofah. M. Pd. Perwakilan Rektor STKIP PGRI Sidoarjo yang juga dihadiri Dosen Sejarah bapak Arif Widodo M. Pd. dan Ketua KORWIL IKAHIMSI 3 Jawa timur Muhammad Adam Nuh Ibrahim dari Universitas Negeri Malang maka oleh moderator Auda Jamaluddin Chafan acara Sarasehan tersebut saya ( Penulis ) mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan orasi tentang Jejak Peradaban Sejarah lokal dan penanganannya , dalam kesempatan itu penulis menyatakan kalau sesungguhnya bukan seorang sejarawan seperti yang disebutkan moderator tetapi hanya seorang pekerja swasta yang mencintai sejarah , penulis sangat prihatin terhadap kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap sejarah lokal khususnya yang ada di kabupaten Sidoarjo .
Termasuk menceritakan upaya mengajak kalangan akademisi untuk turut serta menindak lanjuti temuan situs purbakala maupun melakukan upaya pelacakan persebaran situs diantaranya kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang telah beberapa kali melakukan uji Geo Listrik dan Georadar dibeberapa tempat di kabupaten Sidoarjo dan juga dengan Universitas Airlangga Surabaya untuk pembinaan buat desa KedungBocok menuju desa Wisata .
1 Februari 2019
Paradigma Sejarah lokal
Pengertian daerah disini adalah lingkungan geografis tertentu yang sudut pandangnya bisa dipersempit atau diperluas karena batasan luasan dari area sejarah lokal tersebut sulit ditentukan.
28 Januari 2019
Jejak Peradaban Dusun Punggul , Ngastemi ,Bangsal Mojokerto
7 Januari 2019
Sedikit Tentang Komunitas Garda Wilwatikta
Komunitas pecinta sejarah dan budaya Garda Wilwatikta Tado Singkalan adalah sebuah komunitas yang berdiri karena keprihatinan para penggiat dan pemerhati Sejarah budaya yang ada di Sidoarjo khususnya , adalah Agus Subandriyo seorang anggota komunitas Balasatya Wetan mengajak beberapa pemuda yang cinta akan sejarah Nusantara membentuk komunitas Garda Wilwatikta untuk bergerak menelusuri jejak-jejak sejarah disekitar kecamatan Balongbendo serta memberi pemahaman akan peradaban juga persebarannya .
Mereka adalah Eko Finda Jayanto , Abdul Aziz Samsudin dan Dicki Wahyudi , sejak akhir Agustus 2015 Garda Wilwatikta mulai menelusuri persawahan , Makam - Makam , Punden yang ada disekitar kecamatan Balongbendo hingga Tarik dan Krian , mulailah hari-hari dengan berbagai temuan , pecahan bata kuno , pecahan gerabah , keramik , sumur - sumur kuno hingga memberanikan diri melakukan observasi mandiri dengan melakukan sedikit penggalian di sebidang tanah milik seorang warga di Dukuh Pulolancing Kedung Sukodani untuk membuktikan dugaan adanya peradaban kuno yang terpendam di desa tersebut .
Untuk mengabadikan kegiatan mereka tersebut dibuatlah Blog , saluran You Tobe dan group Facebook yang memuat kegiatan dan temuan - temuan mereka , semua upaya tersebut bukanlah tujuan utama mereka karena sebenarnya tujuan utama mereka adalah tumbuhnya kesadaran seluruh elemen masyarakat untuk sadar , mencintai peninggalan- peninggalan sejarah budaya serta turut melestarikan nya .
Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda aktivis sejarah dan budaya dari Surabaya memberikan support untuk mendorong Garda Wilwatikta untuk mencatat seluruh kegiatan nya dalam sebuah buku . Setelah menyakinkan pentingnya sebuah catatan yang berupa buku pada Agus Subandriyo terutama untuk kepentingan dimasa - masa depan akhirnya Noer Satriawan bisa tersenyum karena akhirnya Garda Wilwatikta membuat sebuah buku yang berisi catatan tentang kegiatan- kegiatan mereka , buku tersebut ditulis oleh Agus Subandriyo dengan editor nya Abdul Aziz Samsudin sekaligus desain Covernya , Setting oleh Burhan Fatahilah dan Konektor Edwin Mardianto dari Balasatya Wetan .
Karena ketiadaan dana untuk menerbitkan buku di penerbit , akhirnya dicetak beberapa buah untuk diberikan ke beberapa pihak sebagai wujud keberadaan Garda Wilwatikta sebagai salah satu komunitas pecinta sejarah dan budaya Nusantara , khusus nya di Sidoarjo . Alhamdulillah atas bantuan serta upaya seorang guru di Gresik yaitu Ibu Ismawita akhirnya buku Mengais Jejak Peradaban Bumi Kahuripan diterbitkan oleh Pihak Perpustakaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan kini menjadi koleksi Perpustakaan di Surabaya .
Semoga ini adalah langkah awal untuk terus bergerak dan berkarya dimasa - masa mendatang yang bermanfaat bagi upaya pelestarian sejarah budaya .
Terima kasih .