G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

28 Februari 2018

PROGRESS SITUS ALAS TRIK


     Sejak ditemukannya struktur pondasi di Dusun Klinter Desa Kedung Bocok Kecamatan Tarik Sidoarjo Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB oleh warga setempat yang bernama bapak Paiman 73 tahun, perkembangan situs yang diberi nama Situs Alas Trik sangat cepat, terutama pemberitaan secara sporadis di media sosial oleh berbagai pihak telah mengundang reaksi berbagai pihak terutama dari pihak terkait.
Share:

18 Februari 2018

UMPAK YANG DIDUGA DARI ZAMAN AWAL MOJOPAHIT DISELAMATKAN




     Minggu 18 Februari 2018 sekitar pukul 13.30 WIB dilakukan penyelamatan sebuah artefak berupa Umpak -yang berukuran 70 cm x 70 cm dan tinggi 30 cm- oleh Pemerintah Desa Kedung Bocok yang dipimpin langsung oleh kepala desanya yaitu H. Moh. Ali Ridho, Karang Taruna dan didukung 6 Komunitas Sidoarjo.
Share:

13 Februari 2018

MISTERI MPU RORO DIALAS TRIK bagian 1


     Sang Prabu Airlangga murka mendengar laporan Telik sandi Brajan Impling Kahuripan yang menyebutkan adanya perselisihan antara Pangeran Samarawijaya dengan Pangeran Garasakan, keduanya adalah putra Sang Prabu dari selir-selirnya. Hal inilah yang dikhawatirkan Maharaja Kahuripan itu sejak lama, kegundahan Sang Prabu semakin bertambah karena Putri Mahkota Kahuripan Putri Sanggramawijaya Tunggadewi tidak berkenan naik tahta.

     "Sekarang pergilah kalian, terus awasi kedua pangeran itu dan laporkan setiap perkembangan kepadaku..." Prabu Airlangga segera bangkit dari singgasana menghampiri Patih Narotama sementara prajurit Brajan Impling meninggalkan Paseban.
     "Kanda Narotama bagaimana pendapatmu tentang kondisi Kahuripan ini?"
     "Ampun Gusti Prabu, Putri Sanggramawijaya Tunggadewilah harapan kita... Paduka harus memintanya untuk menjadi penerus Paduka karena jika tidak akan terjadi pertumpahan darah..." kata patih Narotama sambil menghaturkan sembah.
     "Tapi kanda Narotama bukankah kanda tahu sendiri kalau Sanggramawijaya Tunggadewi tidak mau menjadi penerusku... Sementara Samarawijaya dan Garasakan selalu tidak akur, apa jadinya Kahuripan ini..."
     "Hamba tahu Gusti Prabu, tetapi tidak ada salahnya Gusti Prabu mencobanya kembali, mungkin saja Putri Mahkota mau memahami kondisi Kahuripan ini dan bersedia naik tahta..."
    "Baiklah kanda Narotama... Aku akan mencoba berbicara dengan Sanggramawijaya... Semoga dia bersedia..." pungkas Sang Prabu dengan suara berat.
     Sementara ini di kaputren Putri Mahkota Putri Sanggramawijaya sedang tercenung di beranda kamarnya, tampak air mata menetes di kedua pipinya.
     Sebuah peristiwa yang baru saja terjadi membuatnya  gundah-gulana, dalam semadinya dirinya mendapat sebuah petunjuk kalau namanya akan dikenal sebagai seorang pertapa suci, dalam petunjuk itu dirinya akan dikenal sebagai Dewi Kilisuci.
     "Kalau memang benar petunjuk dalam semadiku tadi berarti diriku bukanlah wanita yang sempurna, bukan wanita seperti wanita-wanita lainya... Oh Dewa apakah diriku tidak bisa seperti kodratnya wanita...?" Air mata Sanggramawijaya terus menetes membasahi kedua pipinya.
     Saat itulah ayahandanya datang menemuinya, dengan terburu-buru Sanggramawijaya Tunggadewi menghapus air matanya dan segera menyambut kedatangan ayahandanya Maharaja Airlangga, "Hamba menghaturkan sembah ayahanda, adakah kesalahan ananda sehingga ayahanda dapat menemui ananda..?"
     Prabu Airlangga duduk di kursi beranda tanpa menujukkan kegundahannya, "Putriku Sanggramawijaya Tunggadewi, kedatangan ayahanda kesini hanya ingin melihat kondisimu saja... Dan ..." kata Sang Prabu terhenti.
     "Ada apakah ayahanda..?"
     "Sanggrawijaya, tahukah kamu kelakuan kedua adikmu..? Samarawijaya  dan Garasakan sejak kecil..?"
     "Tentu saja ananda mengetahuinya ayahanda, Samarawijaya selalu tidak akur dengan Garasakan dalam semua hal".
     "Nah itu Sanggramawijaya kamu tahu, tetapi kamu juga mengetahui kalau keduanya sangat menyayangi dan menghormati kakaknya... Keduanya patuh padamu wahai Sanggramawijaya..."
     Sanggramawijaya terdiam, dia mulai paham arah pembicaraan ayahandanya yang kembali memintanya untuk menjadi penerus ayahandanya menjadi Narendra di Kahuripan, Sang Prabu kembali bersabda.
     "Putriku Sanggramawijaya, prajurit Brajan Impling melaporkan kalau kedua adikmu itu kembali bertikai, yang ayahanda khawatirkan keduanya akan berperang putriku..."
  "Benarkah begitu ayahanda? Biar ananda saja yang akan menasehati keduanya... dimana mereka berdua sekarang ayahanda?" Sanggramawijaya segera bangkit dan hendak meninggalkan kaputren tetapi dicegah Sang Prabu.
     "Tunggu Sanggramawijaya... Tunggu dulu, duduklah..." Sanggramawijaya kembali duduk ditempatnya.
     "Hanya satu cara untuk mendamaikan Samarawijaya dan Garasakan itu, hanya satu cara... Engkau Sanggramawijaya harus menjadi Ratu Kahuripan menggantikan ayahanda...!"
     "Ayahanda... Ananda tidak mampu dan tidak layak menjadi Ratu Kahuripan..."
     "Putriku, hanya dengan cara itulah kedua adikmu bisa akur dan Kahuripan ini aman dari perang saudara..."
     Sanggramawijaya Tunggadewi tetap bersikeras menolak naik tahta, hal itu semakin membuat Sang Prabu Airlangga semakin murka.
     "Sanggramawijaya! Ayahanda kini bukan memintamu lagi tetapi memerintahkanmu menjadi Ratu Kahuripan!"
   "Beribu ampun ayahanda... Ananda tidak sanggup... ampun baginda..."
jawab Sanggramawijaya dengan menangis tersedu-sedu.
     "Sanggramawijaya! Kalau engkau menolak perintah ayahanda akan mengusirmu dari kedaton ini...!!!" kata Sang Prabu dengan geram.
     Sanggramawijaya Tunggadewi menangis sejadi-jadinya, hatinya hancur mendengar kata-kata dari ayahandanya yang akan mengusir dirinya dari kedaton Kahuripan.
     Sang Prabu Airlangga sendiri merasa menyesal telah mengucapkan sabdanya, kemudian Sang Prabu menghampiri putrinya yang terduduk lunglai dan memegang kedua tangannya.
     "Oh Dewa apa yang telah aku ucapkan... Sanggramawijaya maafkan ayahandamu ini putriku..." kata Sang Prabu sambil memeluk erat putri tercintanya itu.
     Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apakah benar Putri Sanggramawijaya Tunggadewi akan pergi dari Kahuripan ?
Ikuti kisah selanjutnya dibagian-2
Share:

7 Februari 2018

SELAYANG PANDANG SITUS ALAS TRIK


     Tepat pukul 15.00 WIB Sabtu 3 Februari 2018 Situs Alas Trik ditemukan oleh seorang warga Dusun Klinter yang bernama bapak Paiman. Seperti yang diberitakan berbagai media masa baik cetak maupun televisi serta media online yang ada.
Share:

1 Februari 2018

Sumur Kuno Alas Trik


     Syarat utama adanya sebuah peradaban adalah ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan utamanya. Untuk memenuhinya sebuah peradaban itu tidak jauh dari aliran sungai, telaga atau sumber air lainnya. Dari pentingnya air bagi kehidupan tersebut muncul upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan itu dengan membuat sumur.
Share:

Ruang Artefak Alas Trik (Museum Wiwitan Alas Trik)


     Munculnya temuan demi temuan dibeberapa desa yang diduga kuat sebagai pemukiman awal Mojopahit di Alase Wong Trik akhir-akhir ini membuat beberapa orang anggota Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya yang aktif tergerak dalam uri-uri di bekas Mojopahit ini berpikir untuk mencari sebuah tempat yang bisa menampung artefak-artefak yang selama ini disimpan di beberapa tempat.
Share:
Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta