G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

16 Mei 2024

Situs Guo dan Perspektifnya

          Situs Guo merupakan peninggalan dari Majapahit dilihat dari bentuk dan Struktur batu bata merah. Bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit yang berada di Desa Seketi Kecamatan Balongbendo merupakan berbentuk lorong atau masyarakat setempat menyebut Situs Guo. Menurut cerita tutur Masyarakat setempat Situs ini merupakan jalur pelarian seperti hal nya struktur yang berada di Sumur Upas Trowulan ada beberapa jalur yang berada di situs Guo yang Utara mengarah ke Sungai mas yang mengalir ke arah sungai Terung kemudian jalur selatan mengarah ke Jolotundo dan ke barat mengarah ke sumur Upas.

       Tentu nya cerita tutur tersebut harus di buktikan dengan kajian atau penelitian pihak terkait apakah ada kesamaan bangunan Situs Guo dan Situs Sumur Upas yang berada di Trowulan karena banyak para sesepuh yang menceritakan Sumur Upas banyak sekali lorong lorong rahasia yang di gunakan untuk jalur pelarian antara lain jalur ke Segoro Kidul , Sumber Boto , Guo Gembyang , Guo Segolo golo, Kedaton Tarik , Guo Seketi .

        Di situs Guo atau lebih populer masyarakat setempat menyebutnya makam Mbah prabu Joko . Sebenarnya nama Prabu Joko merupakan sanepan Nama itu dikaitkan dengan Prabu Hayam Wuruk yang pernah berkunjung atau singgah ke sana karena Prabu Hayam Wuruk pernah memimpin di Kahuripan sebelum menjadi Raja di Majapahit .

       Apakah ada korelasinya tentang cerita tutur dan temuan yang ada  ? Biarkan yang ahli yang menjawab  

Wassalam...

Prasetyo , Penulis .

Share:

6 Juli 2023

Gebyar Karnaval pertama didusun Tado

     

 Tiba tiba saja ada terdengar adanya Karnaval akan digelar didusun Tado desa Singkalan... Gila apa benar ini? itu adalah program kepala desa yang baru yaitu bapak Sutono! ,selama penulis tinggal disini baru kali akan ada Karnaval, ya kalau dusun Singkalan sih sudah lama mengadakannya. Ketua RT 06 RW 03 bapak Slamet mengatakan kalau RT 06 kena undian ikut Karnaval dengan tema Candi... Wah Candi? Kebetulan Garda Wilwatikta sudah mencatat tentang tinggalan peradaban didusun Tado dibuku Pengais Jejak Peradaban Bhumi Kahuripan jilid 1 , jadi tema Candi dipadukan dengan Cerita Rakyat tentang pertemuan Narraya Sanggramawijaya dengan jendral Mongol dipunden Doro sesuai cerita almarhum bapak Mochtar . 


      Akhirnya penulis menyampaikan idenya dihadapan warga RT 06 yang berkumpul dirumah bapak RT Slamet dan warga menyetujuinya, lalu dimulailah pembuatan kostum, properti dan perlengkapan lainnya. Sejumlah pemuda seperti, Apri, Aziz, Azriel, Rendi, Beni, Atta , Firman dan lain lainnya turut serta membuat sejumlah keperluan diatas dengan bahan bahan seadanya 
    


Dengan segala persiapan akhirnya warga RT 06 tampil di Karnaval dengan Sebelumnya sowan dahulu ke punden Doro tempat yang diduga kuat sebagai tempat bersejarah pertemuan Narraya Sanggramawijaya dengan jendral Mongol
warga RT 06 tampil beda dengan peserta lainnya karena umumnya acara Karnaval hanya diisi hiburan musik dangdut dan berjoget saja namun RT 06 justru memperdengarkan untaian cerita sejarah yang mengherankan.... walau pengeras suaranya memang kurang bagus 
 Jasmerah Jangan Lupakan Sejarah!

Agus Subandriyo, Penulis

Share:

7 Maret 2022

Sketsa sebagai Illustrasi memudahkan dalam mempelajari Sejarah

       
Sejarah adalah sebuah peristiwa yang telah lampau, peristiwa yang sudah asing bagi masa sekarang, masa millenial katanya orang tentu saja untuk mempelajarinya cukup sulit bagi kita yang telah berbeda segalanya dengan masa lalu. 

     Salah satu upaya mempermudah dan membuat kita seolah olah bisa membayangkan masa lalu adalah membuat sketsa Illustrasi tentang peristiwa atau berbagai bentuk yang mewakili masa lalu, contohnya sketsa tentang bangunan klasik, tokoh, pernak pernik aksesoris klasik misal pusaka, perhiasan maupun pakaian klasik. Dalam pembuatan sketsa itu tentu tetap memakai acuan data literasi Sejarah yang ada seperti relief reliaf panel yang ada diberbagai Candi, Arca arca, Terakota dan Implementasi dari naskah naskah Sejarah yang ada seperti Serat Negarakertagama, Serat Pararaton dan seterusnya, dari sumber sumber data sejarah tadi diolah sesuai rasa dan kreativitas sang pembuat sketsa atau biasa disebut Illustrator. 
   Karena sifatnya hanya untuk mempermudah dan membuat seolah olah seperti kembali ke masa lalu tentu karya sketsa atau Illustrasi bukanlah sesuatu yang valid atau sebuah rekonstruksi sejarah, karena memang bukan begitu tujuannya . 
  Untuk rekonstruksi sejarah tentunya membutuhkan berbagai riset yang rumit dari berbagai unsur dalam mengungkap sejarah mulai dari Arkeologi, Histrografi, Filologi dan lain lainnya, dalam upaya memperkenalkan sejarah lewat sketsa illustrasi penulis telah memulai karya karyanya lewat YouTube Garda Wilwatikta dan bekerja sama dengan Arkeovlog dengan menampilkan proses pembuatan sketsa illustrasi tentang sejarah. 


Terima kasih 

Agus Subandriyo Penulis 

Share:

30 September 2021

Sebuah Jejak dari Masa Lalu, Punden Kuyomolo Rejosari Sumber Rame Gresik

     
      Sungguh apa yang ada hari ini tidak akan terlepas dari yang pernah ada dimasa lalu, masa lalu tidak pernah benar benar hilang dari kehidupan kita, masa lalu hanya sekedar berdiam diri untuk kemudian menampakan diri kepada dunia kalau ia benar benar nyata. 

       Sekitar tanggal 17 September 2021 sejumlah warga Rejosari Sumber Rame Wringinanom Gresik seizin kepala desa Sumber Rame berniat membuat sebuah kolam untuk wahana wisata desa, kegiatan yang diprakarsai mas Nursilam tersebut dimulai dengan melakukan pembersihan diatas tanah disebelah selatan punden Kuyomolo yang menurut cerita turun temurun adalah sebuah Sendang. 

       Dengan menggunakan alat berat mereka menggali tanah hingga kedalaman sekitar 2,5 meter alat berat membentur benda keras, setelah diangkat ternyata benda keras tersebut adalah bata bata kuno yang berukuran besar, karena penasaran sejumlah warga memastikan langsung apakah yang ada didasar kolam, ternyata terdapat struktur bata kuno yang menyerupai pondasi ada disitu. 

         Struktur pondasi bata kuno tersebut menurut keterangan warga berorientasi timur barat dan utara selatan, namun karena derasnya sumber air dikolam itu juga banyaknya lumpur membuat struktur bata itu sulit terlihat ( Lihat Videonya disini https://youtu.be/hTDg3_ZtTfA) 

        Berita tentang adanya temuan Struktur bata kuno dikolam tersebut telah beredar luas dimedia Sosial sehingga membuat Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Gresik turun tangan melakukan sidak dilokasi temuan, namun karena air dan lumpur telah meninggi membuat para petugas dari Dinas tersebut tidak bisa melihatnya secara jelas, mereka hanya mencari informasi kepada sejumlah warga yang turut menggali kolam. 


         Kemudian pada tanggal 23 September 2021 sejumlah warga membuat saluran air dibarat pohon Beringin agar air hujan bisa mengalir ke kolam ternyata kembali menemukan struktur bata kuno, karena penasaran warga mencoba mencari sampai kemana struktur bata kuno tersebut mengarah, dari penggalian tersebut terlihat orientasi struktur barat utara selatan dan timur barat. 


         Ada sekitar 14 lapis bata , dengan ukuran bata yang terbesar berukuran 39 x 34 centimeter dengan tebal 7 centimeter, atas temuan ini mas Nursilam telah berkoordinasi dengan pemerintah desa Sumber Rame dan langsung melaporkan ke kantor Dinas Pariwisata dan Budaya di Gresik, pihak Dinas meminta penggalian dihentikan menunggu sidak berikutnya dari pihak terkait. 

       Dari Temuan tersebut dapat dibuat sebuah kesimpulan kalau situs situs masa lalu tersebut biasa berada di makam, punden namun juga bisa ditelusuri dari nama dusun, desa atau nama punden, dari perbincangan penulis dengan sejumlah warga disana ternyata situs tersebut tidak situs tunggal dari keterangan warga yang membuat pondasi rumah atau sanitasi mereka juga menemukan struktur bata kuno, sumur kuno, peralatan memasak dari batu yaitu lumpang batu dan ternyata menurut kisah warga yang sudah sepuh dahulu nama dusun Rejosari pernah bernama Beji, kemudian berganti nama Wonokoyo lalu berganti lagi dengan nama Kambing dan sekitar tahun 1978 berubah lagi menjadi Rejosari hingga kini, Beji adalah sebuah nama yang ada di sejumlah daerah itu berkaitan dengan air, contoh situs Sumber Beji Jombang yang kita  ketahui sekarang adalah sebuah petirtaan mewah pada masa klasik, dulu Sumber Beji adalah sebuah punden yang ada semacam sumber airnya , dari kesamaan nama dan adanya temuan struktur bata kuno ini terlebih adanya cerita tentang sebuah Sendang di Punden Kuyomolo ini bukan tidak mungkin memang pernah ada sebuah petirtaan disini... 

        Sejumlah warga yang peduli dengan situs yang baru terungkap ini berharap agar pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur segera melakukan sidak dan upaya penyelamatan terhadap situs yang diduga kuat sebagai tinggalan cagar budaya ini.. 


Agus Subandriyo, Penulis. 
Share:
Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta