G A R D A W I L W A T I K T A

Blog ini bertujuan sebagai wadah/sarana ilmu pengetahuan, sejarah, mitos, dan juga pencarian jejak-jejak peradaban peninggalan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Silahkan bagi yang ingin mengikuti komunitas ini kita bisa belajar bersama-sama, karena kami juga sangat minim pengetahuan, dan diharapkan kita bisa sharing berbagai informasi tentang sejarah yang ada di Nusantara ini...

Laman

27 Januari 2021

Jejak Peradaban Sambung Rejo


            Sekitar tahun 1993 yang lalu menurut penuturan Bapak H. khusaeni seorang mantan Kepala Desa Sambung Rejo, ketika itu Beliau masih belum menjabat kepala desa melakukan kerja bhakti bersama warga di makam Patar Kidul, saat itulah mereka menemukan sebuah balok persegi panjang dari batu andesit yang berukuran 70 x 41 x 30 cm dari sebuah penggalian, kemudian oleh warga diamankan didekat pagar Makam, karena merasa khawatir kalau batu yang ada inskripsi nya itu hilang maka Bapak Khusaeni berinisiatif agar batu tersebut dibawa saja ke rumahnya, akhirnya warga berbondong bondong membawa batu tersebut ke rumah Bapak Khusaeni dan ditempatkan di taman halaman rumah. 


         Sekitar bulan Juli 2020 Yogi Mahadev Parameswara seorang pecinta Sejarah dari Sidoarjo mengunggah Batu berinskripsi era Prabu Kertanegara itu ( 1173 Caka/ 1271 Masehi) di Medsos dan You To be, dari unggahan tersebutlah penulis mengetahui adanya benda purbakala itu, 24 Januari 2021 kemarin Mbah Mulo bersama Dedhi Pramudya. W mencoba menelusuri Makam Patar Kidul tersebut, dari penelusuran itu ternyata ada benda benda bernilai arkeologis masih banyak dimakam itu, salah satunya adalah sebuah Fragmen batu Andesit yang disalah satu sudut terdapat semacam relief, batu tersebut dijadikan nisan oleh warga, kondisinya masih berlumut juga sehingga belum bisa diindentifikasikan apa benda tersebut. Lihat videonya disini https://youtu.be/OrfDVo_pqdw
      Selasa 26 Januari 2021 kami berempat Mbah Mulo, Dedhi Pramudya. W, Faris wartawan radar Sidoarjo dan penulis berkesempatan bertemu dengan Bapak Khusaeni untuk melihat langsung batu ber inskripsi itu juga mengajak Beliau melihat temuan lain di Makam Patar Kidul yaitu Batu andesit yang ada relief atau ukirannya dan juga Patek atau kail pancing  yang berukuran cukup besar 

            Bapak Khusaeni juga menceritakan tentang temuan koin kuno yang dulu ditemukan di Makam, namun dijual oleh warga juga bata bata kuno yang dipergunakan untuk membuat penahan tanggul di sungai Terung. 

       Atas saran Bapak Khusaeni kami memberanikan diri berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Sambung Rejo melaporkan temuan tersebut, Perangkat desa dengan ramah menerima kedatangan kami dan membenarkan adanya temuan Batu andesit yang ber inskripsi tersebut. 

      Pihak Pemerintah Desa akan menindaklanjutinya setelah Pelantikan Kepala Desa yang baru. 


Agus Subandriyo Penulis
Share:

26 Januari 2021

Jejak Masa lalu Punden Dungus

      
           Punden, makam adalah tempat yang menjadi referensi utama bagi Pecinta Sejarah untuk mengintip serpihan-serpihan Sejarah masa lalu kenapa? Karena di punden ataupun di makanlah tinggalan masa silam itu relatif masih terselamatkan dari gempuran zaman, tidak bisa dipungkiri perkembangan kehidupan sekarang ini sangat memerlukan lahan lahan untuk dijadikan tempat peradaban masa kini. 

           Banyak lahan dijadikan perumahan juga pabrik pabrik yang tentu saja sangat berperan menutupi secara permanen peradaban masa silam dibawahnya, sementara Punden maupun Makam relatif aman dari itu, walaupun sebenarnya juga terjadi pembelokan dan pengkaburan sejarah disini karena banyak situs yang diper makamkan diberbagai tempat. 

             Punden Dungus ini berada dekat perumahan dan pabrik, lokasinya cukup luas sekitar 60 x 50 meteran, terdapat Gene ngan atau gemukan yang ditumbuhi beberapa pohon besar diantaranya pohon Asem, terlihat bata bata kuno berukuran besar di genengan itu bersanding dengan batu batu semen yang sengaja dibentuk, mungkin dulu tempat ini dijadikan taman oleh pengembang Perumahan.  Disebelah Genengan utama tersebut ada sebuah Makam yang diyakini warga setempat sebagai Makam Mbah Guo, entah mengapa disebut begitu, konon menurut beberapa warga dulunya di Genengan utama itu ada semacam lobang sehingga disebut Guo atau Goa , mungkin dari kejadian itulah muncul nama Mbah Guo. Juga menurut cerita warga disitu terdapat tiga buah arca, dua masih utuh satu sudah pecah namun kini keberadaan ketiga tersebut tidak jelas, hilang atau masih tertimbun tanah. Lihat videonya disini https://youtu.be/OrfDVo_pqdw

      Dedhi Pramudya. W adalah salah satu pecinta sejarah dari Sepanjang yang sering berinteraksi dengan warga Dungus dan juga beberapa kali menggelar acara Jagong Budaya di punden Dungus, Senin 26 Januari 2021 bersama wartawan Radar Sidoarjo , Faris , Mbah Mulo dari Terung Wetan dan penulis mencoba mengamat jejak peradaban masa silam di punden ini, jejak masa lalu tersebut jelas terlihat dari banyaknya bata bata kuno yang tergeletak disana, diduga kuat ada semacam Struktur bangunan yang masih ada dibawah tanah terutama di Genengan utama, dibawah pohon disebelah Makam Mbah Guo juga terlihat ada batu Andesit berbentuk terbelit akar pohon, juga terlihat penggunaan bata kuno dilantai pondasi Makam Mbah Guo. 

          Karena letaknya Punden Dungus dan desa Dungus tidak jauh dari sungai yang mengalir dari Terung, dan Topomini nama nama desa disekitarnya seperti Bangsri, Plum bungan , Terung mungkin dahulu desa Dungus termasuk dalam dalam lalu lintas sungai yang menjadi lalu lintas utama pada masa itu ( Naditira Pradeca Anam Bangi ) 



Agus Subandriyo. Penulis
Share:
Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya - GARDA WILWATIKTA Tado Singkalan - "Menapak Jejak, Mematri Semangat, Mengunggah dan Melestarikan Peradaban Nusantara"

Garda Wilwatikta